Wei'ai memang memiliki paras yang cantik, suara yang lembut, tubuh yang elegan, orang akan tertarik meski hanya melihatnya sekilas.
Pada saat itu, Wei'ai mengedipkan matanya, menatap kedua bola mata pria itu, mengulurkan tangannya dan menusuknya dengan kukunya saat mencengkram erat pria itu.
"Ahh---"
Pria itu berteriak kesakitan, kemudian jatuh ke lantai.
Sekarang saatnya----
Wei'ai menggigit bibirnya, menggunakan rasa sakit itu untuk menyadarkan dirinya. Dengan susah payah Wei'ai berdiri dari sofa itu dan segera berlari menuju ke pintu samping. Saat Wei'ai sudah keluar dari kamar itu, dari samping terdengar suara teriakan makian dari pria itu: "Gadis kurang ajar, berhenti disitu! Kau tidak akan bisa kabur---"
Keluar dari kamar tersebut, Wei'ai baru menyadari, dirinya berada di koridor yang sangat panjang, di samping kanan kirinya, semua penuh dengan kamar, karena pengaruh obat bius, tubuhnya masih sangat lemah, hanya bisa bertopang pada dinding koridor.
Di ujung koridor, terdengar suara yang sangat berisik, penuh dengan teriakan segerombolan orang-orang, bercampur dengan lagu dan tarian yang penuh semangat…. Ketika menaiki tangga, Wei'ai mengarahkan pandangan matanya ke lantai dansa yang sangat besar, di dalamnya banyak wanita berpakaian minim, gerakan tariannya, begitu erotis, penuh dengan hasrat dan gairah.
Wei'ai mengerti, Meng Xinlan akan segera mengejarnya, sedangkan orang-orang disini, sudah pasti tidak bisa diandalkan, dalam sekejap Wei'ai membatalkan niatnya untuk meminta tolong.
Kemudian, Wei'ai turun ke lantai dansa, mengabaikan orang-orang di sekilingnya yang berlalu-lalang, berjalan dan terus berjalan… Mungkin Tuhan masih peduli dengan Wei'ai, ketika sampai di tepi lantai dansa, muncul di depan matanya sepasang pintu emas yang terbuka.
"Cepat! Lihat, dia ada disana…"
Belum sempat bergembira, di belakang terdengar suara teriakan samar-samar.
Setelah mendengarnya, wajah Wei'ai semakin putih karena pucat, berusaha sekuat tenaga keluar dari lantai dansa, tubuhnya yang lemah terhuyung bergerak menuju ke arah pintu luar.
Di luar, sedang turun hujan deras.
Sekilas, tampak segalanya tersembunyi di bawah hujan, cahaya kota dibiaskan membuat warna-warna yang unik, tetesan hujan yang tidak beraturan berjatuhan mengenai permukaan lantai, seperti kondisi hati Wei'ai yang panik saat ini.
Jalanan terlihat kabur, Wei'ai sama sekali sudah tidak peduli, berlari ke arah hujan, tubuhnya seketika merespon dinginnya hujan di malam hari… tidak bisa menahan diri untuk tidak gemetar. Kaki Wei'ai yang sama sekali tidak mengenakan sepatu, merasakan sakit yang tajam saat menginjak permukaan tanah yang tidak rata.
Meskipun begitu, rasa sakit memulihkan kesadarannya.
"Dasar perempuan jalang, aku ingin lihat kau bisa kabur kemana? Cepat cari dia!"
Di belakang, bayangan para anak buah Meng Xinlan mengikutinya dari belakang.
Wei'ai sangat takut, tetapi juga tidak berdaya, hanya bisa perlahan berlari tanpa tujuan… Melihat orang yang mengejarnya semakin lama semakin dekat, semakin dekat untuk menariknya ke dalam neraka.
Tiba-tiba, di depan matanya tampak cahaya mobil yang menusuk mata, memberi secercah harapan kepada Wei'ai yang sudah putus asa.
"Tolong aku…Tolong…"
"(suara rem mobil)----"
Wei'ai membuka kedua tangannya, menghentikan mobil didepan.
Hanya saja, belum selesai berbicara, badannya bagaikan layang-layang yang benangnya telah putus saat terserempet mobil, seketika terjatuh ke tanah. Wei'ai merasa seluruh tubuhnya bagaikan hancur, begitu sakit hingga terasa ke dalam organ tubuhnya.
Selanjutnya, pintu mobil terbuka.
Seseorang buru-buru turun dari mobil, datang kedepannya: "Nona, bagaimana kondisimu…kamu tiba-tiba muncul…aku sungguh tidak melihatmu…"
Apa yang sedang ia katakan? Wei'ai sama sekali tidak bisa mendengarkannya, yang dia tahu hanyalah Meng Xinlan mengejar dibelakang, dia masih berada diambang neraka…saat itu, sebelah tangannya menopang tanah yang penuh dengan genangan lumpur, sebelah tangannya lagi sedang berusaha membantu tubuhnya untuk berdiri.
Selanjutnya, pelan-pelan Wei'ai berjalan sampai di sebelah mobil.
"Nona, kamu tidak boleh masuk! Nona…"
Dalam suara itu ada sedikit rasa penolakan, dan juga rasa hormat.
Tetapi Wei'ai saat ini, sudah kehilangan akal sehat, dia hanya peduli akan satu hal—mobil ini adalah satu-satunya kesempatan yang bisa menyelamatkannya!
Tetapi ketika Wei'ai hendak naik mobil, Wei'ai sudah tidak kuat lagi, tubuhnya terhuyung jatuh ke belakang, dunia bagaikan berputar dalam pandangannya.
Namun pada saat-saat terakhir, tiba-tiba sepasang lengan dari dalam mobil meraih pinggang dan Wei'ai jatuh kedalam pelukannya yang hangat.
"Bawa aku pergi…kumohon…bawa aku pergi…"