Waktu Wei'ai siuman, hari sudah sore.
Ketika membuka matanya, sinar matahari yang sangat menyilaukan menerpa, Wei'ai mengangkat tangan untuk menghalangi cahaya, setelah perlahan menyesuaikan diri, dia membalikkan badan ke arah lain. Saat itu juga, di samping tempat tidurnya, tampak wajah seorang lelaki.
Jaraknya terlalu dekat, sehingga dia dapat melihat bulu mata lelaki itu bergetar pelan.
"Ahh---"
Wei'ai saking terkejutnya berteriak, tanpa sadar mundur kebelakang untuk menghindarinya.
"Hati-hati---"
Setelah mendengar kata yang lembut itu, tubuhnya hampir menyentuh lantai, tetapi lelaki itu dengan gerakan yang cepat menangkapnya.
"Gadis kecil, apakah kamu baik-baik saja?"
Ucap pria itu yang dengan lembut tersenyum, sambil membantu Wei'ai duduk diatas tempat tidur.
Setelah itu, tangannya menyentuh kepala Wei'ai: "Hm, efek obat dan demam sudah turun, sudah lumayan baikan."
Wei'ai sedikit kebingungan, dengan linglung menatap lelaki di depannya. Dia memakai kemeja putih, bibirnya tersenyum ramah, sepasang mata yang memikat, rambutnya yang terpapar sinar matahari terlihat hangat.
Dia berdiri disamping tempat tidur, penampilannya sangat tampan, tubuhnya tinggi dan tegap.
Seperti... Seperti malaikat!
Setelah berpikir begitu, jantung Wei'ai berdegup kencang, wajahnya memerah.
"Gadis kecil, apakah kamu tidak enak badan?"
Lelaki itu membungkukkan badannya, sorot matanya menunjukkan rasa khawatirnya.
"Hah?"
Wei'ai segera sadar, tatapan mata mereka saling bertemu, setelah itu dia menggelengkan kepalanya: "Aku tidak apa-apa..."
Setelah selesai berkata, dia baru sadar kalau sedang memakai baju tidur yang masih baru, bahkan baju dalamnya juga sudah diganti. Wajah Wei'ai seketika pucat pasi, dia dengan jelas ingat baju dalam yang sebelumnya dipakai olehnya.
Sekarang, dia merasa tubuhnya sudah ditelanjangi, seluruhnya. Meskipun dia tidak dinodai. Tetapi bila dipikir-pikir, seluruh tubuhnya sudah dilihat orang lain, apalagi jika itu pria. Kedua tangan Wei'ai tanpa sadar memegang erat sprei tempat tidur.
Seperti menduga apa yang dipikirkan gadis itu, lelaki itu tersenyum, dengan lembut dan menjelaskan : "Jangan khawatir, pelayan wanita yang membantu menggantikan pakaianmu."
Setelah mendengar perkataanya, Wei'ai baru melepas nafas lega, kemudian mengamati sekelilingnya, dan dengan penasaran bertanya: "kamu siapa, ini tempat apa?"
Semua yang ada di depan matanya, membuat Wei'ai terpana.
Dekorasi kamarnya sangat mewah, lukisan di dindingnya, dalam sekali lihat sudah pasti bisa tahu bahwa itu dilukis oleh pelukis ternama, lantainya ditutup oleh karpet bulu yang mahal, diatas tergantung lampu kristal yang transparan, bahkan selimut yang menutupi badannya juga merupakan tenunan sutra yang bagus.
Diantara kelas sosial yang tinggi, keluarga Xia meskipun bukan kelas atas, tetapi juga bukan kelas bawah, Wei'ai sebagai ahli waris dari keluarga Xia tentu saja sudah berpengalaman. Tetapi di depan matanya, hanya sebuah kamar, tetapi didekorasi dengan sangat mewah, tidak bisa dibayangkan bagaimana dengan kondisi luarnya.
Orang yang tinggal disini, pasti memiliki latar belakang yang tidak biasa!
Dirinya... Kenapa bisa berada disini?
"Gadis kecil, ingat: Ningyuan, aku adalah Ningyuan."
Ningyuan tertawa, hanya berkata satu kalimat itu.
Aku adalah Ningyuan...
Dia menggunakan "aku adalah" bukan "namaku", cara bicaranya juga terdengar sangat akrab, seperti mereka sudah lama saling kenal. Sayangnya, di dalam ingatan Wei'ai selama delapan belas tahun, tidak pernah ada sosoknya dalam kenangannya.
"Jadi, kamu… yang telah menyelamatkanku?"
Wei'ai dengan hati-hati bertanya, di matanya yang masih bisa membedakan mana benar dan salah, mulai menunjukkan rasa terima kasihnya.
"Ini..."
"Tok-tok---"
Ningyuan baru saja hendak menjawab, namun dari luar pintu terdengar suara seorang pria paruh baya, kemudian dia membuka pintu dan masuk kedalam.
"Tuan Ning, Tuan muda ingin bertemu dengannya."
Paman Zhong berkata dengan jelas, kemudian memandang Wei'ai.
Ningyuan menganggukkan kepala, kemudian mengusap kepala Wei'ai: "Bukankah kamu ingin tahu siapa yang menyelamatkanmu? Pergilah, orang yang menyelamatkanmu sedang menunggumu."
Setelah selesai berbicara, Ningyuan memiringkan badannya ke depan kemudian memeluk Wei'ai dengan pelukan kasih sayang.
Di tubuh lelaki itu terdapat aroma yang lembut, belum sempat Wei'ai dengan teliti mencium aroma itu, Ningyuan sudah hendak beranjak pergi... pelukan ini, terlalu tiba-tiba. Wei'ai tercengang, dengan tatapan kosong dia menatapnya.
Melihat respon Wei'ai, Ningyuan tersenyum hangat, seperti angin musim semi dia berkata: "Gadis kecil, meskipun kamu bukan dia, siapa tahu, kamu adalah adiknya, karena itu selamat datang kembali."
"Mari ikut dengan saya."
Pada saat itu, Paman Zhong mengingatkannya, kemudian membalikkan badannya lalu keluar.
Wei'ai masih terkejut, pelukan dari pria itu, tidak membuatnya merasa benci, mungkin karena dia mempunyai senyuman yang seperti malaikat. Oleh karena itu mengingatkannya akan seseorang, kakak kelas yang disukainya, tersimpan dalam memorinya yang dalam.
Tetapi jika dipikir lagi, melihat kondisi dia saat ini, seketika pikirannya menjadi bingung. Apa yang sebenarnya terjadi?
Pikirannya kacau, tidak bisa menemukan jawabannya.
Akhirnya, Wei'ai hanya bisa turun dari tempat tidur, mengikuti Paman Zhong dari belakang, kemudian pergi ke tempat "penyelamat"-nya berada!"