Gu Anbao jatuh cinta pada hari itu...
Ya, itu adalah cinta pada pandangan pertama.
Tempat dimana dia digenggam olehnya masih terasa hangat di ingatannya, dan pikirannya seperti berhenti sejenak untuk sekedar mengingat kehangatan tersebut.
"Terima kasih..." bisiknya, Gu Anbao akhirnya mendapatkan suaranya kembali dan berterima kasih kepada laki-laki yang sudah menolongnya, tetapi dia menyadari bahwa ekspresinya sedikit aneh, lalu dengan tergesa-gesa dia berusaha memperbaiki ekspresinya sekali lagi dan menyesuaikan suaranya agar tidak terdengar aneh untuk mengatakan dengan tulus "Terima kasih banyak."
Laki-laki itu tampaknya tidak terlalu mempedulikan rasa terima kasih gadis itu, dia hanya mengangguk sekedarnya saja, mengambil satu per satu buah jeruk yang berserakan di tanah, dan meletakkannya di tas jinjing ramah lingkungan itu.
"Lain kali jangan berdiri di tengah jalan raya." Dia berkata seperti itu kemudian laki-laki tersebut langsung kembali ke mobilnya dan menyalakannya.
Orang yang baik hatinya...
Tidak hanya sekedar membantunya berdiri kembali tapi laki itu juga mengambilkan buah jeruk yang berserakan, dan juga menyuruhnya untuk tidak berdiri di tengah jalan raya...
Gu Anbao ling-lung.
Ketika Gu Anqi kembali, dia mendapati wajah adiknya yang merah merona sedang menatap mobil orang lain.
Gu Anqi kemudian menatap kembali mobil itu, wow...
Mobil yang sangat mahal, tidak heran jika adik perempuannya menatap begitu lama.
Ha?
Bukankah adiknya tidak mengerti sama sekali tentang mobil?
"Hei, ada apa?" Gu Anqi menepuk pundak adiknya dari belakang.
Gu Anbao berbalik, dan Gu Anqi melihat ada noda kotor di lengan dan lutut adik perempuannya, dia pun terkejut dan mengatakan "Apa yang terjadi? Kamu jatuh ya? Hei... padahal tadi aku hanya pergi ke tempat parkir sebentar, datang-datang kamu sudah terluka begini, lain kali berhati-hati lah."
Gu Anqi sangat menyayangkan apa yang telah terjadi, meskipun begitu dia tetap mengeluarkan tisu dari tasnya dan menyeka adiknya, "Lihat memar semuanya... ini masih harus dibersihkan dulu lukanya."
"Kakak'' Gu Anbao melihat mobil yang akan meninggalkan parkiran ini dan bertanya "Apakah kau tahu dia siapa?"
Suara Gu Anbao hampir tidak jelas. Sebenarnya, dia tidak berharap mendapat sebuah jawaban karena mana mungkin kakaknya tahu.
Tidak disangka, Gu Anqi ternyata tahu tentang orang itu.
"Sepertinya dia adalah Chen Yuhang."
"Ha?"
Gu Anbao menatap kosong kakak perempuannya itu.
Dia berkata.... siapa?
Gu Anqi mengambil tas jinjing adiknya, memegangi lengan adiknya itu lalu menuju lift sambil mengatakan "Kau tidak tahu? Dia pendiri RK. Ini adalah tempat parkir internal RK, di mana tidak lebih dari 3 orang yang bisa parkir di sini."
Bukankah masih ada 2 orang lain?
Tanpa menunggu jawaban adiknya, Gu Anqi segera mendorongnya masuk lift.
Ada banyak orang di dalam lift itu, Gu Anbao yang mungil ini dilindungi oleh kakak perempuannya yang tingginya hampir satu meter melebihi dirinya.
Lift ini sempit sekali, AC dalam lift berubah menjadi angin.
Ini adalah RK, pusat perusahaan technology RK.
RK terkenal dengan teknologinya yang paling canggih dan terkenal akan robot cerdas buatannya, tetapi sebenarnya, RK pertama kali didirikan dengan tujuan yang berfokus pada teknologi medis. Rumah Sakit Umum Mingrui memiliki teknologi dan peralatan medis paling canggih di negara ini, jadi banyak pasien keluar masuk setiap harinya.
Orang yang berada di lift ini adalah orang yang datang menjenguk atau sedang mencari perawatan medis.
Gu Anqi menyuruh Gu Anbao untuk memakai masker.
Gu Anbao ingin mengatakan bahwa dia baik-baik saja, tetapi melihat pandangan khawatir kakaknya, dia dengan pelan memakai masker yang dia bawa.
Lift telah sampai ke lantai tujuan sepasang saudara ini.
Bangunan RK adalah sebuah bangunan kembar, ia terbagi menjadi dua yaitu gedung A dan gedung B. Gedung A adalah area kantor dan area penelitian dan perkembangan, Sedangkan gedung B adalah Rumah Sakit Umum Mingrui dari RK grup, yang mana adalah gedung yang sedang dikunjungi oleh Gu Anbao.
Hari ini Gu Anbao berada di sini.
Penyakit jantung bawaan, dan ini adalah kabar buruk.
Dengar-dengar, orang yang mempunyai penyakit ini tidak dapat hidup lama.
Orang tuanya benar-benar sakit hati saat mendengar bahwa Gu Anbao mengidap penyakit ini. Baik dokter lokal maupun luar negeri hampir semuanya telah dikunjungi, dan jawaban dari mereka tetap sama, jantung anaknya ini sangat lemah sehingga tidak cocok menerima perawatan apa pun.
Tidak ada suatu keajaiban yang akan terjadi kecuali transplantasi jantung.
Tidak mudah mendapatkan jantung yang cocok dan sehat untuk tubuhnya.
Setelah sekian lama menunggu, akhirnya ada jantung yang cocok dengannya.
Gu Anqi membawa adik perempuannya menuju bangsal kelas satu sekaligus memeriksa lingkungan sekitarnya.
Bersih, rapi, suhu dan kelembabannya dikendalikan oleh sistem komputer yang mutakhir.
Gu Anqi sangat puas melihatnya.
"Kau takut?" Gu Anqi mengelus rambut adiknya.
"Tidak." Gu Anbao menggelengkan kepalanya dan berbisik "Hanya... sedikit gugup"
Sebenarnya dia agak takut.
Hanya saja dia merasa, kakak, ayah dan ibunya lebih takut daripada dirinya. Bagaimanapun juga, dia membutuhkan transplantasi jantung.
Membayangkan dia akan mengeluarkan jantungnya dan menggantikannya dengan jantung dari tubuh orang lain membuatnya sulit untuk mengendalikan rasa takut yang menyelimutinya.
Dia tidak ingin membuat keluarganya terus-terusan khawatir padanya, namun ketika dia membahas ini bersama keluarganya, ketakutannya semakin menjadi-jadi.
Gu Anqi memeluk adik perempuannya dan menepuk punggungnya, dan mengatakan "Kami akan bersamamu, yakinlah dan jangan khawatir"
"He-em"
Dibutuhkan beberapa hari untuk melakukan persiapan sebelum operasi dapat berlangsung, maka dari itu Gu Anbao sementara akan tinggal di sini.
Ada sebuah perangkat video di bangsal kelas satu ini, yang memberikan kenyamanan bagi anggota keluarga pasien untuk mengobrol kapanpun dengan pasien dan dilengkapi dengan robot perawat profesional. Semua desainnya sangat bagus dan baik. Gu Anqi menemani adik perempuannya untuk mempelajari dengan baik bagaimana cara menggunakan berbagai peralatan di sekitar sini, dan mulai menjelaskannya panjang lebar padanya.
"Makan sehari 3 kali dan harus tepat waktu, jangan pilih-pilih makanan. Hubungi aku, ayah, dan ibu tiap kali kau makan. Cobalah untuk tidak turun ke lantai bawah. Apabila ingin beli sesuatu, beri tahu saja pada robot itu secara langsung apa yang ingin kau beli. Seorang resepsionis di meja depan akan membawakannya untukmu. Cuaca sedang tidak bagus dan polusi seperti asap knalpot mobil atau semacamnya sangat pekat, aku akan menemuimu besok siang, ibu akan datang malam ini."
Gu Anbao hanya bisa mengangguk menurut berkali-kali. Ketika dia mendengar kakak perempuannya mengatakan bahwa ibunya akan datang malam ini, dia dengan cepat menggelengkan kepalanya dan mengatakan "Tidak perlu kak, aku baik-baik saja di sini. Akhir-akhir ini ayah sedang tidak enak badan, biarkan ibu merawatnya."
Akhir-akhir ini ayahnya sedang sibuk dan banyak urusan di kantornya. Berkat itu tekanan darah ayahnya sedikit tinggi, oleh karena itu ibunya seharusnya merawat ayahnya dan kakaknya ini seharusnya membantu ayahnya mengurus perusahaannya; semuanya sedang sibuk. Saat ini yang bisa dia lakukan adalah patuh dan jangan sampai membuat orang lain khawatir.
"Aku akan baik-baik saja di sini, aku bisa menonton TV dan menelusuri internet, dan bisa makan 3 kali sehari. Semua akan baik-baik saja. Kak, tolong bujuklah ibu agar tidak perlu khawatir berlebihan, bagaimana kalau dia kecapekan?"
Gu Anqi mendengarkan kata-kata adiknya, bagaimanapun juga dia tetap khawatir. Tidak mudah menunggu transplantasi jantung yang cocok, maka kabar ini adalah hal yang baik bagi keluarganya. Baru-baru ini ada masalah di perusahaan luar negeri ayahnya, itulah penyebab ayahnya sakit.
Gu Anqi menghela napas dan menyentil kepala adiknya, "Baiklah, aku pastikan akan berbicara dengan ibu. Tapi berjanji lah untuk menghubungi kami lewat panggilan video malam ini, ingat ya!"
"Baiklah" Gu Anbao mengangguk.
Ketika Gu Anqi benar-benar sudah pergi, Gu Anbao perlahan menghela napas.
Aku benar-benar berharap tubuh ini akan menjadi sehat. Menjadi beban bagi keluarganya... terkadang perasaan tersebut tidak nyaman.
Gu Anbao melihat ke arah pintu, dan robot kecil perawat yang tingginya hanya sedadanya berdiri dengan patuh, dengan kepalanya yang bulat kecil dan tubuh yang besar, seperti kotak tusuk gigi, dengan sebuah cahaya biru yang lembut menyinari kepala robotnya, terlihat sangat imut.
Dia berkedip dan menatap robot itu lalu berbisik "Apakah menurutmu operasi kali ini akan berhasil?"