Chereads / Peliharan Kesayangan! / Chapter 52 - Ye Erruo Memicu Kekuatan di Tengah Malam

Chapter 52 - Ye Erruo Memicu Kekuatan di Tengah Malam

"Kamu tidak ada di sini, sungguh itu membuatku tidak bisa tidur. Padahal ini masih malam pertama." kata Ye Erruo, terlihat ia mengeluh karena merindukan kehadiran Mo Jiangye.

Mo Jiangye seketika mengaitkan bibir tipisnya, kemudian menatap rambut acak-acakan Ye Erruo sambil tersenyum, tampaknya ia berharap bisa menyeret Ye Erruo ke pelukannya, lalu menciumnya dengan ganas. Senyum Mo Jiangye bukanlah suatu hal yang aneh, tapi senyuman itu membuat orang-orang yang berada di sebelahnya seketika terkejut.

"Aku ingin memeluk, mencium, dan tidur di pelukanmu." kata Ye Erruo, terlihat matanya menyeringai tanpa mengetahui dimana Mo Jiangye berada. Bahkan ia tidak mengetahui bahwa Mo Jiangye sedang rapat. Hal itu karena saat ia menelepon Mo Jiangye, hari sudah begitu malam.

Mendengar hal itu seketika wajah Mo Jiangye meredup, matanya mulai menyipit, dan senyuman berbahaya muncul di wajahnya. Dan semua itu membuat hati Ye Erruo merasa puas.

Ye Erruo tiba-tiba berbaring dengan malas, kemudian ia memeluk dan mengendus selimut, setelah itu ia berkata, "Dua bulan ini kamu tidak akan bisa memelukku."

Suara lembut Ye Erruo dihubungkan dengan ponsel yang berada di aula, hal itu membuat orang-orang yang berseragam militer di aula tersebut merasa malu, karena Mo Jiangye, ketua militer ternyata memiliki seorang wanita.

Mo Jiangye tiba-tiba menggenggamkan tangannya yang berada di atas meja, hal itu dilakukannya karena Ye Erruo menggodanya, bahkan ia mengatakan bahwa dirinya tak bisa tidur.

Di dalam layar ponsel tampak Ye Erruo mengelus pipi putihnya, kemudian ia menunjukkannya pada lelaki yang berada di ponsel tersebut, lalu ia berkata, "Hei... Kamu tidak bisa menyentuhku ya? Kamu dilarang menyentuhku selama dua bulan? Benar-benar kasihan sekali..."

Mo Jiangye hanya bisa diam, tampaknya ia hanya bisa berkata dalam hati, Kamu harus membayar apa yang kamu katakan, nanti...

"Kenapa kamu diam saja?" tanya Ye Erruo.

"Lanjutkan..." kata Mo Jiangye.

"Lanjutkan? Apanya yang dilanjutkan?" kata Ye Erruo.

"Lanjutkan bicaranya." kata Mo Jiangye sambil berkata dalam hati, Tunggu sampai aku pulang dan mendekapmu.

"Hoaammm..." Ye Erruo seketika menguap hingga matanya mengeluarkan air mata. Dengan cepat ia tertidur tepat di depan layar telepon. Ponsel yang diletakkan di depannya membuat Mo Jiangye seolah melihatnya, dan itu membuat dirinya merasa aman.

Ketika Mo Jiangye melihat Ye Erruo tertidur di ruangan redup, disinari oleh lampu tidur berwarna oranye, bahkan lampu tersebut tampak menyinari pipi putihnya, seketika dada Mo Jiangye menjadi bergetar.

"Lapor!" tiba-tiba ada suara keras dan tegas yang muncul di depan pintu, membuat Mo Jiangye hampir menatapnya seperti kanibal.

"Keluar!" Perintah Mo Jiangye sambil menekan suaranya yang dalam, bahkan ia memerintahkan dengan serius.

Orang yang baru saja melapor hanya terdiam dan tertegun, lalu ia memilih untuk mundur.

"Rapatnya berhenti dulu." kata Mo Jiangye sambil mengambil ponselnya, hal itu membuat orang-orang yang berada di tempat itu saling berpandangan dengan tanda tanya dipikirannya.

"Tidak heran jika nanti ketua Mo pensiun, mungkin dia akan pulang dan menikah." kata seseorang.

Plakkk…

Sebuah buku melayang ke arah orang tersebut.

"Diam!" seseorang lain menyahut.

"Membuatku takut saja, sulit membayangkan jika ketua Mo akan tetap lembut." sahut seseorang.

Sekelompok orang-orang yang berada di tempat itu saling bertatapan dengan tatapan aneh.

"Kita bersumpah untuk mengikuti ketua Mo." usul seseorang.

Orang-orang di ruangan tersebut datang karena dibawa oleh Mo Jiangye, dan mereka pasti akan mengikuti jejaknya.

"Hei... Kita ikuti ketua Mo pulang, kemudian melihat pernikahannya." usul seseorang.

Tiba-tiba seseorang masuk, lalu ia berkata, "Lapor! Ada pesan dari ketua Mo!"

"Ada apa?" sahut seseorang. 

Ruangan yang awalnya riuh, seketika menjadi tenang.

"Semuanya, perhatian! Kita diperintahkan untuk melintasi hingga satu kilo ke depan sana, selain itu melintasi gunung selama tiga hari, kemudian akan kembali. Yang tidak dapat menjalankan tugasnya, ketua Mo akan secara pribadi mengurusnya." kata seseorang.

"Ah sialan! Siapa tadi yang membahas ketua Mo?" sahut seseorang.

Dalam waktu tiga detik, terlihat puluhan orang yang berada di ruangan tersebut menghilang tanpa jejak.