Keesokan harinya, Ye Erruo benar-benar patuh pada Mo Jiangye, ia memilih untuk tidak keluar rumah. Ia memiliki ruang musik sendiri di rumah, oleh karena itu ia lebih memilih menghabiskan waktu di depan komputer yang berada di ruang musik.
Hal tersebut membuat hati Bo Yu merasa sangat puas, ia merasa bahwa sudah seharusnya Mo Jiangye bertindak demikian, sehingga Ye Erruo akan jarang keluar.
***
Hari ini, di internet muncul banyak berita negatif tentang Ye Erruo, bahkan berhamburan juga beberapa tagar:
#XiaoAmei sengaja membuat 'Xiao Adi' panas.
#XiaoAmei mempunyai identitas asli sebagai wanita penggoda di bar.
#XiaoAmei permalam hanya 500 yuan.
#XiaoAmei pernah hamil dan pernah keguguran.
Dan muncul pula sebuah hastag #FotoXiaoAmei.
Berbagai komentar pun akhirnya bermunculan,
|"Foto ini pasti bukanlah foto polos Xiao Amei, bibirnya tidak seperti ini."| komentar seseorang.
|"Kalian tidak boleh seperti ini dengan menantu perempuanku."| seseorang lain turut berkomentar.
|"Gadis murahan ini adalah si jalang yang legendaris. Tidak heran jika dalam sekejap dia menjadi populer. Dia pasti akan tenggelam lagi secepatnya."| tiba-tiba muncul komentar hinaan dari seseorang.
|"Menjijikkan sekali! Siapa kamu sebenarnya Xiao Amei? Dengan sengaja meniru Xiao Adi. Kamu ingin pingsan?"| seseorang lain turut berkomentar.
|"Dia ingin menjadi populer, ya? Huh lihat saja, setiap menit Xiao Adi akan menenggelamkannya."| seketika muncul komentar lain.
|"Orang-orang yang mengatakan keburukan Xiao Amei adalah orang jelek."| tiba-tiba muncul komentar yang membela Ye Erruo.
Opini publik seketika meledak, tampak berbagai ujaran dari penggemar dua belah pihak. Mereka saling membela orang-orang yang digemari, bahkan dari waktu ke waktu semakin banyak orang yang turut berkomentar.
Tak lama kemudian ada pesan masuk dari Ji Sichen, |"Ye Erruo, apakah kamu sudah melihat berita?"|
Ye Erruo membalasnya dengan tenang, |"Aku sudah melihatnya."|
Kemudian Ji Sichen membalas, |"Seseorang telah mengendalikan hal ini di belakang."|
|"Ya, sudah kelihatan."| balas Ye Erruo, tampaknya ia mengetahui siapa yang menyebarkan berita tersebut.
|"Aku sedang proses membersihkan berita-berita buruk ini. Tapi jumlahnya terus bertambah. Jika terus berkembang seperti ini, maka akan sulit dikendalikan."| keluh Ji Sichen.
|"Jangan khawatir."| balas Ye Erruo dengan tenang.
Dengan cepat Ye Erruo mengetik di komputer, seketika ponsel yang ada di sebelahnya berbunyi. Ia melirik nama pemanggil yang muncul di layar telepon tersebut, lalu ia membisukan panggilannya.
Tak lama kemudian pelayan masuk dengan hati-hati, kemudian ia berkata, "Nyonya muda..."
Ye Erruo seketika mendongak, lalu memberikan telepon kepada pelayan, "Ponselku baterainya habis, pengisi dayanya ada dikamar tidur. Tolong isikan! Aku sedang sibuk sekarang, oleh karena itu tidak ada yang boleh menggangguku." katanya.
Pelayan melirik makanan yang ada di atas meja, padahal telah tersaji sarapan, makan siang, makanan ringan, sup iga babi, salad buah, susu, kue, dan makanan lainnya. Seketika pelayan mengerutkan keningnya, tampaknya hari ini Ye Erruo tidak banyak makan. Selain sarapan dan makan siang, semuanya tidak terlalu banyak berkurang, bahkan setengah dari makan siang masih tersisa.
"Nyonya, apakah hari ini Nyonya tidak enak badan?" tanya pelayan.
"Tidak, keluarlah!" kata Ye Erruo.
"Kalau begitu saya akan mengeluarkan dan menggantinya." kata pelayan.
"Tidak perlu, malam ini tidak perlu mengantarkan makanan apapun. Aku bisa makan dari beberapa makanan ini, makanan yang sudah dimakan ini tolong kamu bereskan dan keluarkan." kata Ye Erruo.
Pelayan seketika tertegun, dalam hatinya ia berkata, Apa yang terjadi pada Nyonya? Setelah selesai melaksanakan perintah Ye Erruo, tampak hanya ada satu piring salad dan segelas susu di atas meja, "Nyonya muda, saat malam nanti Nyonya bisa lapar." katanya setelah itu.
"Tidak, aku diet." kata Ye Erruo sambil terus menatap layar komputer.
Ketika pelayan mendengar perkataan Ye Erruo, itu semua bagaikan mendengar petir di siang hari, Bagaimana bisa beberapa pon daging membuat Nyonya gemuk? Dan sekarang dia mau diet? batinnya. "Nyonya..." katanya kemudian.
"Bawa barang-barang ini keluar." kata Ye Erruo, lalu ia melangkah maju, kemudian menarik pelayan keluar dan mengunci pintu.
Pelayan merasa bahwa dirinya tak berdaya, ia memilih berdiri di depan pintu. Wajahnya terlihat sedih, ia berdiri sambil membawa setumpuk sisa makanan. Tiba-tiba ponsel kembali berdering, seketika pelayan mengambilnya. Tampaknya yang menelepon adalah Mo Jiangye, Tuannya. Lalu, ia segera mengangkat telepon itu, "Tuan muda..." katanya.
"Dimana dia?" tanya Mo Jiangye.
"Tu... Tuan, Nyonya sedang diet." kata pelayan.
"Diet?" teriak Mo Jiangye, hal itu membuat pelayan takut membawa ponsel Ye Erruo. Dan ketika melihat ponsel tersebut, pelayan itu berkata dalam hati, Ponsel nyonya masih memiliki daya 90 persen.
"Berikan telepon ini padanya." kata Mo Jiangye.
Tok tok tok...
"Nyonya, ada telepon dari tuan muda..." kata pelayan sambil mengetuk pintu.
Waktu berjalan selama satu detik, dua detik, satu menit, dua menit, hingga lima menit, namun Ye Erruo masih belum membuka pintu.
Mo Jiangye yang berada di seberang telepon terlihat hanya diam menunggu.
"Tuan..." kata pelayan sambil terdengar seperti sedang menangis, namun tanpa mengeluarkan air mata.