Chereads / Peliharan Kesayangan! / Chapter 59 - Karena Nyeri Haid, Dia Harus Membujuknya

Chapter 59 - Karena Nyeri Haid, Dia Harus Membujuknya

"Panggil dokter!" kata Mo Jiangye sambil menggeram.

Semua orang melihat Ye Erruo sedang meringkuk di tempat tidur, tampak sebotol air hangat berada di perut bawahnya.

Mo Jiangye melirik kalender jadwal libur, di sisi lain Bo Yu merasa ada yang salah dengan Ye Erruo. Maka dari itu, ia segera meminta seseorang untuk memanggil dokter. "Hari ini makanan apa saja yang dia makan?" tanyanya setelah itu.

Kemudian Bo Yu menyebutkan makanan yang Ye Erruo makan selama sehari.

"Dasar wanita bodoh!" kata Mo Jiangye. Seketika ia merasa tidak sabar, bahkan ia seakan-akan ingin menyeberang lewat jaringan kabel untuk mencekik Ye Erruo, Sebelum bulanannya datang, tidak bisakah dia membiarkan diriku menyentuhnya? Apakah dia tidak ada hati sedikitpun? batinnya.

Ye Erruo memang sering merasakan nyeri haid saat awal haid, bahkan ia tidak bisa menyentuh sesuatu yang dingin seperti minuman dan makanan dingin. Jika tidak, maka nyeri haid yang dirasakannya akan semakin parah.

Karena Mo Jiangye pernah melihat Ye Erruo kesakitan, maka ia tak akan pernah membiarkan Ye Erruo sakit dan membeku, walaupun itu hanya setengah menit. Ia selalu menjaganya dengan baik, sehingga ia tak pernah melihatnya kesakitan. Namun hari ini, ia melihatnya tidur hanya dengan menggunakan kamisol di ruangan ber AC. Bahkan Ye Erruo tidak banyak makan, karena ia hanya makan buah dan susu dingin.

"Buatkan dia rebusan gula merah lalu dicampur dengan susu dan telur." perintah Mo Jiangye, setelah itu pelayan segera menjalankan perintah dengan cepat. "Matikan AC nya." katanya lagi sambil menggeram tajam. Hal itu membuat orang yang berdiri tegak di depan pintu, seketika merasa ketakutan.

Pelayan segera menutupi Ye Erruo dengan selimut, kemudian pelayan yang bernama Ma Liu itu mematikan AC. Setelah itu, ia mulai mengompreskan botol berisi air hangat tepat di perut bawah Ye Erruo. Selain itu juga, ia menutupi Ye Erruo dengan selimut tebal, setelah mematikan AC. 

Beberapa saat kemudian, rasa tidak nyaman melanda Ye Erruo. Yang pertama ia rasakan adalah rasa tidak nyaman karena panas, lalu yang kedua adalah karena nyeri yang dirasakan di perutnya.

Ramuan kental yang sudah jadi seketika dibawa masuk ke kamar, Ye Erruo tiba-tiba menyipitkan matanya. Karena, ia melihat banyak orang berdiri di kamarnya, Sialan! Pantas saja kamar ini panas sekali, siapa yang mematikan AC? batinnya.

"Nyonya, minumlah ini agar badan Nyonya menjadi lebih baik." kata pelayan sambil membawa ramuan gula merah ke tempat tidur Ye Erruo.

"Menyingkirlah! Keluar kalian semua!" kata Ye Erruo yang masih bingung, ia merasa panas, kemudian berniat untuk mengambil remot AC lalu menyalakannya. Hal itu dilakukan agar kamar menjadi dingin.

"Singkirkan remotnya" kata Mo Jiangye.

Dengan cepat pelayan mengambil remot AC tersebut, Ye Erruo seketika mendongakkan kepala, dan ia merasa seolah ada suara Mo Jiangye.

"Nyonya, untuk saat ini AC tidak boleh dinyalakan, minumlah ramuan ini selagi panas Nyonya." kata Pelayan.

Ye Erruo merangkak keluar dari selimut, lengan tangannya yang seputih salju seketika terlihat. Dengan segera Bo Yu menundukkan kepala, memberi sinyal kepada pelayan dan dokter yang baru saja datang untuk segera keluar. Kini, di dalam kamar hanya tersisa dua pelayan yang menemani Ye Erruo.

"Berikan remot itu padaku!" kata Ye Erruo sambil mengangkat alisnya, pertanda bahwa ada sesuatu yang membuatnya merasa tidak nyaman, dan sesuatu itu ada di perutnya.

"Nyonya, Anda sedang mengalami nyeri haid. Oleh karena itu Anda tidak boleh terkena hawa dingin." kata pelayan.

Seketika Ye Erruo menghela napas, setelah itu tanpa daya ia masuk ke dalam selimut lagi.

"Nyonya muda, minumlah sup jahe ini." kata pelayan.

"Taruh saja di sana, aku akan meminumnya nanti." kata Ye Erruo.

"Suruh dia minum sekarang!" kata Mo Jiangye yang berada di seberang telepon, tampak ia sedang menatap Ye Erruo dari layar komputer. Ia mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja. Namun, sepertinya ia tak memahami bahwa Ye Erruo tidak suka dengan bau jahe. Sehingga jika dirinya tak memaksa Ye Erruo, maka Ye Erruo tak akan meminumnya. Di sisi lain, Ye Erruo terlihat mengangkat selimut dan kembali menjulurkan kepalanya. Kali ini Ye Erruo merasa bahwa dirinya benar-benar mendengar suara Mo Jiangye.

"Nyonya muda, jika jahe ini dingin, maka tidak akan berkhasiat lagi. Jadi mohon cepat diminum." kata pelayan.

Ye Erruo seketika menutupi kepalanya dengan selimut , "Aku bisa menahanya. Ini akan segera membaik, jadi keluarlah kalian semua." katanya kemudian.

"Ye Erruo ayo keluar dan minum sup jahe itu." kata Mo Jiangye.

Mendengar hal itu Ye Erruo semakin erat memegang selimutnya, tampaknya ia enggan keluar. Mo Jiangye yang berada di seberang sana hanya bisa mengusap alis, sebenarnya ia merasa khawatir dengan keadaan Ye Erruo. Bahkan, selalu terlintas di benaknya wajah pucat Ye Erruo sekarang.

"Ayo patuhlah Ye Erruo, minumlah jahe itu." kata Mo Jiangye yang saat ini sedang membujuk Ye Erruo dengan lembut.

Ye Erruo yang berada di bawah selimut yang panas itu tampak menggigit bibirnya. Ia tidak ingin minum minuman aneh, baginya jahe adalah minuman aneh. Ia merasa yang diperlukan saat ini adalah menahan rasa sakit untuk sementara waktu.

Ye Erruo yang terus mengabaikan Mo Jiangye, membuatnya terus merayu Ye Erruo, kemudian ia berkata, "Jika kamu meminum sup jahe itu, kamu boleh keluar. Selama itu bukan bar, kamu boleh keluar ke mana pun kamu mau."

---

Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.

Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.

Terimakasih atas pengertian Anda.