Karena tarikan kuat dari Mo Jiangye, Ye Erruo tiba-tiba jatuh dari tangga tanpa bisa dihindari. Ketika melihat Ye Erruo, dengan cepat Mo Jiangye mengulurkan tangannya, kemudian ia memeluk pinggang dan memeluk Ye Erruo dengan erat.
Melihat tangannya yang sepertinya sedang keseleo, Mo Jiangye bertanya pada Ye Erruo, "Mana yang sakit?" Kemudian Mo Jiangye memeluk dengan lembut dan dengan cepat membawa Ye Erruo menuruni tangga, mendudukkannya di kursi, dan memeriksa bagian mana yang sakit.
"Apakah kakimu keseleo?" tanya Mo Jiangye.
"Tidak apa-apa kok." jawab Ye Erruo.
Mo Jiangye melihat ke bawah untuk mengamati kakinya Ye Erruo. Dengan tangannya, ia berusaha memulihkan kaki Ye Erruo hingga terdengar suara gesekan tulang.
"Aaaa... sakit... sakiiiit!" teriak Ye Erruo disusul suara tangisan.
"Hmm, iya.." kata Mo Jiangye.
"Tak bisakah kamu lembut sedikit?" kata Ye Erruo dengan ekspresi marah.
"Kamu tak seharusnya merasakan rasa sakit ini, jika kamu tak berbohong padaku." kata Mo Jiangye dengan santai.
Lalu, Mo Jiangye menyuruh pelayan memberikan handuk padanya. Setelah menerima handuk dari pelayan, ia menyeka pipi Ye Erruo dengan handuk tersebut "Istirahatlah. Jika ada sesuatu yang mau diambil, kamu bisa beritahu pelayan untuk mengambilnya kembali." kata Mo Jiangye.
"Apakah semua barang yang dikemas bisa dibawa pergi?" tanya Ye Erruo.
"Bisa." jawab Mo Jiangye.
"Apakah bisa mengemasmu untuk dibawa pergi juga?" tanya Ye Erruo dengan berbinar yang membuat Mo Jiangye hanya terdiam.
Dengan senyum nakalnya, Ye Erruo menggoda, "Boleh dikemas?"
Mo Jiangye meliriknya seraya berkata, "Boleh."
Ye Erruo hanya tertegun, "Tak ada kotak yang besar."
"Ada." Dalam hati Mo Jiangye berkata, Siapa bilang tak ada kotak yang besar?
Begitu diperintahkan, pelayan segera turun dengan membawa kotak besar. Melihat hal itu membuat Ye Erruo mengerucutkan bibirnya karena sebenarnya ia hanya bercanda.
"Hei, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Ye Erruo.
Mo Jiangye menjawab, "Mengemas kamu untuk bersamaku." tutur Mo Jiangye.
"Turunkan aku! Siapa yang mau berkemas denganmu?" kata Ye Erruo.
"Coba saja kalau kamu berani bergerak." tutur Mo Jiangye.
Kata-kata yang membuat Ye Erruo tak berani bergerak lalu jatuh kedalam pelukan Mo Jiangye. Mata tajam Mo Jiangye menatapnya. Namun, ia sepertinya tidak menatap Mo Jiangye, sampai akhirnya ia terjatuh ke bawah dan mendongakkan kepalanya. Saat itu, barulah ia sadar ada sepasang mata yang mengamatinya.
"Apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Ye Erruo.
Mo Jiangye mengangkat dagu Ye Erruo kemudian memberi ciuman kuat tepat di bibir merahnya, hingga pada akhirnya keluar darah. Mata Mo Jiangye menatap lurus ke arahnya, seolah olah ingin menelannya.
"Lepaskan aku…!" pinta Ye Erruo saat kepalanya tak bisa bergerak dan tubuhnya dipegang dengan kuat di pelukannya.
"Lepaskan tanganmu!" pinta Ye Erruo.
"Tuan, ada seseorang yang ingin bertemu dengan Anda. Katanya ada sesuatu penting yang ingin disampaikan kepada Anda." kata seorang pelayan yang tiba-tiba datang saat Ye Erruo ingin melepaskan diri dari Mo Jiangye.
"Mo Jiangye lepaskan aku! Kamu mau bawa aku kemana" kata Ye Erruo.
"Diam!" kata Mo Jiangye dengan dingin.
"Jika ada masalah cepat pergi dan tangani masalah itu. Aku akan menunggu di rumah baru kita." tutur Ye Errou.
Karena ada masalah yang harus diselesaikan dan mendengar 2 kalimat Ye Erruo, akhirnya Mo Jiangye melepaskan Ye Erruo dan pergi.
"Nyoya, hampir semua barang sudah dipindahkan." kata seorang pelayan.
"Baiklah, aku akan mandi dulu dan berangkat." kata Ye Erruo menarik napas dalam-dalam lalu berbalik pergi ke lantai 2.
"Rourou.." panggil seseorang.
Begitu Ye Erruo menoleh, orang itu datang dan langsung berjalan menghampirinya.