"Iya, kamu datanglah ke sini untuk melihat situasinya." kata Lin Jingxuan.
"Oke aku akan segera ke sana. Kamu jangan khawatir Jingxuan." terdengar suara dari ponsel.
Lin Jingxuan hanya diam, padahal masih banyak yang ingin ia katakan. Tapi, akhirnya ia memilih untuk tidak melanjutkan berbicara. Ia selalu merasa bahwa ada yang tidak beres pada Ye Erruo.
***
Setelah selesai mandi, Ye Erruo meniup tangannya yang bengkak. Tangan itu ia gunakan untuk menampar dan itu membuat tangannya terasa menyakitkan.
Ye Erruo memakai gaun putih panjang dengan rambut yang belum kering sempurna. Ketika Gu Feirou datang, ia baru saja turun tangga dan akan meninggalkan rumah lama tersebut.
"Xiaoruo..." kata Gu Feirou.
Mendengar suara itu, Ye Errou menoleh melihat ke arah Gu Feirou. Ia melihat bahwa Gu Feirou datang dengan perasaan yang cemas. Dalam hati ia berkata, Ha, benar-benar tak disangka, cepat sekali ia datang. Hari ini 2 orang yang paling tidak aku suka semua datang.
"Xiaoruo, dengar-dengar kamu mau meninggalkan rumah keluarga Lin?" tanya Gu Feirou.
"Iya." Jawab Ye Errou sambil tersenyum dingin menatap Gu Feirou.
"Ke.. Kenapa?" tanya Gu Feirou.
"Tiba-tiba saja ingin pindah." jawab Ye Erruo.
"Tapi..." tutur Gu Feirou.
"Tapi apa?" Tanya Ye Erruo.
"Tapi jika kamu meninggalkan rumah keluarga Lin dengan cara seperti ini, nanti kamu akan sulit bertemu Jingxuan. Kamu tak perlu terburu-buru. Jingxuan sudah memberitahuku tentang masalah kalian. Menurutku, yang patut disalahkan atas semua ini adalah Mo Jiangye. Bukankah ia yang selalu menghalangimu untuk bersama dengan Jingxuan? Aku bisa melihat jika Jingxuan begitu mencintaimu. Jika tidak, ia tak akan pergi meninggalkan keluarga Lin demi mengurus surat pernikahan kalian." tutur Gu Feirou.
"Aku tak menyalahkan Jingxuan." jawab Ye Erruo singkat.
"Lalu kenapa kamu pindah dari rumah keluarga Lin?" tanya Gu Feirou seolah mendesak Ye Erruo.
Ye Erruo memandangnya sambil tersenyum seraya berkata, "Mo jiangye memaksaku untuk pindah dan aku tak bisa menolaknya."
"Dia lagi!" tutur Gu Feirou, ia merasa terkejut.
"Benar. Aku dan dia baru saja mendapatkan surat pernikahan. Saat ini, dia tak sabar membawaku untuk keluar." jawab Ye Erruo.
Gu Feirou menghela napas, kemudian ia berkata, "Xiaoruo, aku tahu kau sangat sedih. Bahkan, ia sudah memaksamu untuk mengurus surat pernikahan bersamanya. Tapi, aku akan membantumu agar bisa bersama lagi dengan Jingxuan."
Ye Erruo bertanya dengan nada malas, "Bagaimana caramu membantu?"
"Kamu bekerja sama dengan Jingxuan. Aku harap kamu bisa membantunya mengambil alih kekuasaan keluarga Lin, dengan begini kamu akan bisa bersama dengan Jingxuan selamanya." tutur Gu Feirou.
"Jingxuan?" Kata Ye Erruo bertanya balik.
"Kenapa?" tanya Gu Feirou.
"Feifei, bukankah hubunganmu dengan jingxuan sangat baik?" tanya Ye Erruo.
"Jingxuan adalah orang yang paling kamu cintai. Sedangkan aku adalah sahabat terdekatmu. Kau tahu bahwa ia sangat baik padamu, dan itulah membuatku senang. Setiap kalian kencan, aku selalu ada. Jadi, dengan alami hubungan kita juga akan terjalin dengan baik. Aku dengan tulus berharap bahwa kamu dan Jingxuan bisa bahagia." kata Gu Feirou sambil melihat ke arah Ye Erruo, ia tampak takut salah bicara.
Ye Erruo menatapnya dengan tajam sambil berkata, "Benarkah?"
"I.. iya benar. Xiaoruo, apa yang terjadi padamu hari ini?" Tanya Gu Feirou dengan gemetar karena tatapan Ye Erruo.
"Tidak ada apa-apa. Apa yang harus aku lakukan agar bisa membantunya merebut kembali kekuasaan keluarga Lin?" tanya Ye Erruo.
"Jingxuan akan memberitahumu, Ye Erruo besok malam apakah kamu bisa menemukan cara agar bisa keluar untuk bertemu?" tanya Gu Feirou.
"Aku bisa menyelinap keluar." jawab Ye Erruo.
"Baguslah kalau begitu, Jingxuan bilang ia ada kejutan untukmu." kata Gu Feirou.
"Benarkah? Kejutan apa?" tanya Ye Erruo.
Gu Feirou berpikir bahwa ia harus memikirkan cara agar bisa membujuk Ye Errou yang masih marah. Oleh karena itu berbagai cara untuk menipunya akan dilakukan agar Ye Erruo bisa baik kembali.
"Aku juga tidak tau kejutan apa yang akan ia berikan. Tapi, besok malam kamu pasti tau." kata Gu Feirou.
"Aku tidak tahu kalau ia akan memberiku kejutan." Kata Ye Erruo bergumam.
Gu Feirou berkata dengan ragu, "Xiaoruo, Mo Jiangye telah menyeretmu kembali dan tidak mengizinkanmu bersama dengan Jingxuan. Apakah kamu begitu marah pada Jingxuan?"
"Kenapa aku harus marah dengan Jingxuan? Aku sangat marah dengan Mo Jiangye. Sangat sangat sangat marah padanya." Jawab Ye Erruo sambil menggertakkan giginya.