"Kenapa aku harus marah dengan Jingxuan? Aku sangat marah dengan Mo Jiangye. Sangat sangat sangat marah padanya." Jawab Ye Erruo sambil menggertakkan giginya.
Setelah mendengar hal itu, wajah Gu Feirou seketika menjadi berseri. Sepertinya, hal itulah yang ingin dicapai olehnya dan utamanya oleh Lin Jingxuan. Jingxuan bahkan rela berpura-pura pergi bersama Ye Erruo untuk mengurus surat pernikahan, lalu ia diam-diam mengungkapkan informasi itu agar Mo Jiangye menyeretnya kembali. Di sisi lain, Ye Erruo sangat menyukai Lin Jingxuan dan hampir bisa menjadi istri Jingxuan. Tapi, karena Mo Jiangye telah menjadi penghalang, pasti Ye Erruo akan sangat membencinya. Semakin Ye Erruo membenci Mo Jiangye, maka akan memudahkan misi mereka untuk memanfaatkannya,
Hanya saja, Lin Jingxuan dan Gu Feiro tidak menyangka bahwa Mo Jiangye dan Ye Erruo akan pindah rumah. Tentu ini akan menjadi lebih merepotkan bagi mereka. Tapi, selama masih ada Ye Erruo, semuanya bukanlah masalah besar.
"Benar, Mo Jingye sangatlah kejam. Xiaoruo, apa yang ingin kamu lakukan, aku siap berada di sisimu." kata Gu Feiro.
"Karena dia, aku tidak bisa bersama Jingxuan, aku pasti akan membalas dendam padanya." Kata Ye Erruo.
"Aku akan membantumu Xiruo." tutur Gu Feirou, saat ini ia sangat bahagia. Ia beranggapan bahwa, semakin Ye Erruo membenci Mo Jiangye, maka semua semakin bagus.
"Baiklah, sekarang aku mau pergi ke rumah baruku. Mo Jiangye menungguku."kata Ye Erruo.
Seketika Gu Feirou menggenggam tangan Ye Errou sambil berkata, "Xiaoruo, ini sama halnya seperti seekor domba yang akan masuk ke kandang harimau. Aku dengar Jingxuan dia... Dia akan membawamu..."
Ye Erruo tiba-tiba mengibaskan tangan Gu Feirou, lalu ia memilih pergi meninggalkannya.
Di sisi lain, Gu Feirou hanya diam membeku, "Xi… Xiaoruo"
"Aku pergi dulu, jika aku terlambat itu akan membuatnya marah dan itu akan membuatku susah. Suatu hari nanti aku pasti akan bisa bersama Jingxuan." tutur Ye Erruo, kemudian dengan segera ia meninggalkan Gu Feiro. Ia merasa bahwa dirinya tidak mau matanya terlalu lama melihat hal menjijikkan itu.
***
Setelah menemui Ye Erruo, Gu Feirou memutuskan untuk menemui Lin Jingxuan.
"Dia bilang apa?" tanya Lin Jingxuan.
"Bukan masalah yang besar, namun rasanya sedikit aneh. Tapi, ini sudah sesuai yang kita harapkan. Sekarang ia begitu membenci Mo Jiangye." kata Gu Feiro.
Saat Gu Feirou melihat wajah bengkak dan merah serta ada luka pada wajah Lin Jingxuan, dengan segera ia bertanya, "Hei,, ada apa dengan wajahmu?"
"Wanita sialan itu, ia menamparku." kata Lin Jingxuan dengan tatapan dingin.
"Ye Erruo menamparmu?" tanya Gu Feiro.
"Tidak apa-apa." jawab Lin Jingxuan.
"Tapi itu bengkak, sebentar ya, aku akan memberimu obat. Beraninya Ye Erruo memukulmu." kata Gu Feiro.
Lin Jingxuan kemudian menggandeng Gu Feiro pergi dari tempat mereka berbicara. Dalam perjalanan Gu Feirou terus menggerutu, bahkan hingga akhirnya tiba di tempat tinggal Lin Jingxuan Gu Feiro terus menggerutu.
"Aku tak tahan melihat ada seseorang yang berani menamparmu seperti ini." tutur Gu Feiro.
"Kamu benar-benar khawatir?" kata Lin Jingxuan sambil tersenyum pada wanita yang saat ini memberikan obat padanya.
Gu Feirou seketika melirik ke arah Gu Feiro sambil berkata "Haruskah aku berpura-pura? Aku... A...." Obat yang di tangannya tiba-tiba terjatuh karena tubuhnya didorong di tempat tidur oleh Lin Jingxuan.
"Apa yang mau kamu lakukan? Cepat bangun!" perintah Gu Feiro.
"Ye Erruo dan Mo Jiangye sudah pernah tidur bersama dan sudah mendapatkan surat pernikahan." kata Lin Jingxuan.
"Bukankah kamu sudah mengatakannya?" tutur Gu Feiro.
"Lalu kapan kamu akan mengurus surat pernikahan bersamaku?" tanya Lin Jingxuan. Ia bertanya sambil mengangkat dagu Gu Feirou. Di sisi lain, Gu Feiro menggigit jarinya dan berkata, "Tunggu sampai kamu bisa menguasai keluarga Lin, aku akan langsung mengurus surat pernikahan denganmu. Sekarang tidak bisa, kita tidak bisa membuat Ye Erruo curiga dengan kita."
Lin Jingxuan menundukkan kepalanya, lalu ia menggigit bibir merahnya seraya mengatakan "Baiklah, aku pasti akan membuatmu menjadi wanita paling bahagia di dunia. Kamu adalah dewiku."
Gu Feirou berkata dalam hatinya, Tak ada gunanya kau bersaing denganku Ye Erruo. Karena yang ada di hati laki-laki ini hanyalah aku seorang.