Di dalam supermarket,
Ye Erruo mendorong troli sambil menggandeng tangan Mo Jiangye, bahkan di sepanjang perjalanan ia tak sedikitpun tidak melepaskan pandangannya dan terus menggandeng tangan Ye Erruo. Keadaan seperti ini membuat Ye Erruo merasa seperti sedang membawa bayi laki-laki besar yang saat ini berada di sampingnya.
Sebenarnya Ye Erruo tak bisa memasak, ia hanya bisa memasak dumpling. Lin Jingxuan sangat menyukai dumpling, sehingga ia membuat banyak jenis dumpling.
Di area sayuran, Ye Erruo memilih berbagai jenis sayuran. Jika diingat-ingat lagi, bukan hanya setahun dua tahun Ye Erruo bersama dengan Lin Jingxuan. Walaupun sekarang ia begitu membencinya, tapi sesungguhnya ia masih mengingat makanan apa yang disukai Lin Jingxuan. Dan sekarang, meskipun dirinya tak bisa memasak, tapi sekarang ia harus memasak untuk Mo Jiangye.
"Apakah kamu mau makan dumpling?" tanya Ye Erruo.
"Iya..." jawab Mo Jiangye, walaupun sebenarnya apapun yang akan dimasak oleh Ye Erruo, semua akan dimakannya.
"Mau yang sayur atau yang daging?" tanya Ye Erruo.
"Semuanya mau." jawab Mo Jiangye.
Ye Erruo hanya diam usai mendengar jawaban Mo Jiangye. Setelah selesai memilih bahan sayur yang kira-kira akan dipakai, ia membawa Mo Jiangye ke area makanan ringan dan ia kembali bertanya, "Apakah kamu mau makan camilan?"
"Iya..." jawab Mo Jiangye sambil melirik Ye Erruo, padahal sebenarnya Ye Erruo lah yang ingin ia makan.
Ye Erruo menggembungkan pipinya kesal karena setiap kali ia bertanya mau makan apa, namun respon Mo Jiangye selalu menjawab makan apapun boleh.
Kemudian Ye Erruo melepaskan tangan Mo Jiangye dan pergi memilih beberapa jenis camilan. Seketika Mo Jiangye melihatnya dengan mengerutkan alis dan cemberut, ia lalu menatap tangan kecilnya.
"Aku mau memilih camilan. Ayo..." kata Mo Jiangye.
Setelah berbicara Mo Jiangye dan Ye Erruo berjalan sambil mendorong troli. Terlihat wajah Mo Jiangye semakin cemberut. Dengan segera ia berjalan menyusul Ye Erruo kemudian merangkulnya. Aroma parfumnya membuat Ye Erruo menoleh dan menabrak dadanya dengan keras.
Mo Jiangye menatap Ye Erruo tanpa ekspresi, lalu ia segera mengangkat dagu Ye Erruo dengan satu tangan dan memberikan ciuman hangat di hidung dan bibirnya. Setelah itu, Mo Jiangye menoleh ke arah kepala Ye Erruo agar menatap lurus kedepan dan berkata, "Jalan yang benar." Kemudian mereka lanjut berjalan mendorong troli.
Di dalam supermarket ada banyak pasangan yang datang dan pergi. Pasangan suami istri, pria dan wanita yang mendorong troli, memilih milih barang, dan mendiskusikan barang yang ingin dibeli.
"Hei kamu... Ye Erruo?" seseorang menyapa Ye Erruo.
Li Suran yang mendorong troli tak mempercayai jika ia bisa bertemu Ye Erruo. Ye Erruo menoleh mencari sumber suara dengan bingung sambil mengangkat alisnya. Li Suran, batinnya. Tak menyangka ia bisa bertemu dengan teman kuliahnya.
"Tak menyangka begitu kebetulan sekali..." Li Suran tersenyum, lalu mengalihkan pandangannya pada Mo Jiangye.
"Kebetulan..." kata Ye Erruo.
"Kalian jalan duluan saja." Kata Li Suran sambil tersenyum.
Ye Erruo mengangguk, lalu ia mendorong troli bersama Mo Jiangye. Tampak mereka berjalan perlahan.
|Ayo... ayo... Kalian tebak siapa yang aku lihat!| Li Suran mengirim pesan grup pada teman-temannya dengan penuh semangat sambil pelan-pelan mengikuti di belakang Ye Erruo.
|Siapa?| salah seorang teman membalas pesan tersebut.
|Siapa?| teman yang lain menambahi.
|Aku melihat Ye Erruo.| balas Li Suran.
|Ye Erruo? Bukannya dia sedang ditahan? Berani sekali dia pergi keluar?| tanya seorang teman.
|Kau berbohong?| teman yang lain menyahut.
Kemudian Li Suran mengirimkan foto candid pada teman-temannya, |Aku tidak hanya melihat Ye Erruo, aku juga melihat seorang laki-laki yang sedang menahannya, dia benar-benar tampan…| jawab Li Suran.
|Tampan? Bukankah orang tua yang sedang menahannya?| tanya seorang teman.
|Hah! Itu benar-benar Ye Erruo.| Sahut teman yang lain. Dalam sekejap, grup itu menjadi sangat ramai.
|Apakah Ye Erruo tak ada dalam grup ini?| teman yang lain menyahut.
Salah seorang teman dengan sinis berkata, |Orang dengan bakat tinggi dan seorang dewi yang dingin mana ada di grup orang-orang remahan seperti kita?|
|Siswa berbakat apanya? Tidak menyelesaikan studi gitu. Putus sekolah dengan melebarkan pahanya baru benar. Iya, kan?| jawab teman lain dengan sinis.
|Hei, untuk bisa melebarkan paha juga harus ada keterampilan penting.| teman yang lain menyahut.
|Yanhong, pria ini benar-benar sangat tampan.| puji salah seorang teman.
Li Suran dengan cepat mengetik pesan, |Kalian ingin video? Aku akan merekam video untuk kalian.|