3 hari kemudian...
Ketika Ye Erruo sedang mengemasi barang-barang, tepat di sebelahnya ada pelayan yang membantunya mengemas. Sedangkan di luar, sudah banyak kendaraan yang menunggunya. Ye Erruo sangat bersemangat mengemasi barang-barang untuk pindah rumah.
Keluarga Lin adalah keluarga yang dapat dikatakan relatif rumit. Dalam menjalankan bisnis, mereka seperti serigala yang haus darah. Terutama Mo Jiangye yang mengambil alih kelompok 'Lin Teng'. Di dunia bisnis, ia seperti naga yang gila akan kekuasaan, properti, koneksi, komunikasi, dan lain-lain. Semuanya nampak begitu menakutkan, seperti tak ada orang yang berani mengambil alih kekuasaan Lin Teng. Diketahui bahwa jika bisnis berkembang semakin banyak mitra bisnis yang ingin bertemu. Namun, mitra bisnis yang saat ini bekerja sama dengannya disebut 'Long Teng'.
Di rumah Lin, perabotan di kamar tidur yang biasa digunakan adalah meja rias yang mewah. Sedangkan, sikat gigi, handuk, dan sandal ada di kamar mandi. Begitu banyak barang mewah yang berharga di dalam rumah itu. Kamar itu sangat luas, Bahkan, terdapat 1 kamar setara dengan 4 atau 5 kamar rumah mewah biasa. Di dalamnya nampak begitu banyak barang penting dan berharga.
Dan rumah baru yang akan dijadikan hunian sekarang lebih tenang dan mewah. Terlihat perabotan dan barang-barang lainnya benar-benar baru. Tapi, Ye Erruo meminta agar barang-barang yang ada di kamar semuanya dibawa dan tidak boleh diganti dengan yang baru. Terutama ranjang besar miliknya. Tapi, bed cover, sarung bantal, dan selimut semuanya harus dibawa.
Mo Jiangye hanya melihat Ye Erruo yang mondar-mandir mengikuti pelayan yang sedang mengambil barang-barang. Ia tak bisa mengendalikan semangat Ye Erruo. Tetapi, ketika melihat hasratnya, ia sangat senang bisa memanjakan tingkah lakunya yang terkadang nakal.
"Nyonya, berikan barang itu pada kami." kata seorang pelayan.
"Biarkan aku saja!" jawab Ye Erruo dengan hati-hati berjalan di tangga dengan membawa bed cover yang ia pakai dengan Mo Jiangye.
Bed cover memunculkan bau wangi, karena bed cover itu sudah dicuci sebelumnya. Sesuai dengan kebiasaan, bed cover tersebut akan dicuci 3 atau 5 hari sekali. Saat ini, bed cover yang dibawa ke rumah barunya itu telah dicuci dan akan dicuci 3 hari kemudian.
"Nyoya, Anda tidak akan bisa membawanya sendiri. Biarkan kami membantu anda." kata seorang pelayan.
"Tidak perlu." jawab Ye Erruo.
Ye Erruo membawa bed cover sepanjang 10 meter, selimut tipis dan sedang, serta 2 bantal yang sebenarnya menghalangi penglihatannya ketika melewati tangga.
"Nyonya, kita akan membantu nyonya membawa 2 bantal itu. Dengan begitu nyonya bisa lebih mudah melihat jalannya. Atau kalau tidak, Nyonya bisa mengambil bantal dan barang-barang yang lain nanti secara bergantian." kata pelayan di sebelahnya sambil mengikutinya dengan cemas.
Namun, Ye Erruo tetap keras kepala, "Tidak perlu."
"Nyonya, ini bisa membahayakan Nyonya." tambah pelayan itu.
"Aku bisa melihat jalan." jawab Ye Erruo.
Di lantai 2, terdengar percakapan Ye Erruo dan pelayannya yang sedang menuruni tangga. Mo Jiangye tiba-tiba mendongak dan melihat ada seseorang yang menuruni tangga, meskipun sudah berusaha diperingatkan oleh pelayannya. Melihat hal itu seketika amarah Mo Jiangye meledak.
"Berhenti!" Teriak Mo Jiangye dengan suara dingin yang seketika mengheningkan semua orang yang saat ini ada di ruangan tersebut.
Ye Erruo memiringkan kepalanya melihat Mo Jiangye yang saat itu ada di lantai bawah. Dengan cepat Mo Jiangye menaiki tangga, ia seolah ingin meledakkan amarahnya. Pemandangan seperti ini membuat orang-orang yang berada di sekitarnya merasa takut. Dan mereka seolah merasa ingin mati ketika melihat tuannya sedang marah.
Dengan segera Ye Erruo memberikan selimut dan barang-barang lainnya kepada pelayan yang membuat lengan dan wajahnya terlihat.
Lalu, dengan cepat Mo Jiangye membawa Ye Erruo menuruni tangga, ia berkata, "Turun!"
"Aaa..." Tiba-tiba Ye Erruo berteriak.
"Nyoya..." Teriak para pelayan.