Chereads / Kenangan Terindah / Chapter 34 - Wajah Mereka Merah Bagai Apel yang Telah Matang.

Chapter 34 - Wajah Mereka Merah Bagai Apel yang Telah Matang.

"Jangan di sini. Banyak orang." Su Xiaoyun gelisah dan mencoba lepas dari pangkuan Rong Linyi.

Tangan Rong Linyi masih tetap berada di pinggang istrinya.

"Diam!" Rong Linyi membisiki telinga Su Xiaoyun di depan banyak orang. Dia mengancam dengan nada suaranya yang lirih.

"Diam! Kalau kau terus melawan, aku bisa melakukan yang lebih dari ini."

Su Xiaoyun merasakan ada sesuatu yang sangat keras di bawah tubuhnya. Lehernya pun terlihat memerah.

Jika di situ tidak banyak orang, Su Xiaoyun sungguh ingin bertanya kepada suaminya itu, "Kapan kau akan benar-benar melakukan ini denganku, Rong Linyi?"

Dia merasa sangat malu sampai-sampai menutupi wajahnya.

Bibi Chen juga ingin sekali menutup wajahnya. Tidak disangka, tuan Rong Linyi ternyata bersikap mesra!

Setahuku dulu, tuan Rong Linyi selalu bersikap dingin pada wanita dan tidak tahu masalah percintaan. Semenjak ada nona Su Xiaoyun, tuan Rong Linyi jadi berubah begini.

"Lihat sendiri, 'kan? Apa kau masih belum paham juga siapa nona Su sebenarnya?" Bibi Chen membentak beberapa pelayan itu.

"Kalian telah menuduh orang yang salah, dan kalian juga berani memfintah nona Su di depan tuan Rong Linyi." imbuh Bibi Chen

Hari ini kaisar Laozi datang. Tamatlah kalian jika dia tahu tentang semua ini!

Saking takutnya, air muka para pelayan seketika muram. Bibir mereka terbungkam dan hampir berlutut.

"Sekarang..." Perlahan, Rong Linyi memalingkan matanya dari wajah Su Xiaoyun, tiba-tiba sikap Rong Linyi itu menjadi sangat dingin hingga mereka semua seperti masuk dalam gua es.

"Siapa lagi dari kalian yang mau mengatakan kalau Su Xiaoyunlah yang menumpahkan kopinya?"

Semua pelayan dalam ruangan itu menggeleng.

Bahkan, beberapa pelayan terlihat menggelengkan kepala dengan cepat. Kepala mereka terguncang. Seakan mengatakan sesuatu.

"Kalau begitu, katakan padaku…" suara Rong Linyi bagai mantra sihir yang mematikan.

"Siapa yang menumpahkan kopi ini! Kalau ada dari kalian yang dapat menyebutkan siapa orangnya, kalian tidak akan kupecat!"

Tidak ada yang dapat dilakukan Su Xiaoyun kecuali meremas telapak tangannya, ketika dia mendengar kata-kata suaminya.

Pertanyaan Rong Linyi bagai pertanyaan seorang suami yang meminta pengakuan dan kejujuran pada istrinya yang berselingkuh.

"Ya, itu dia!" seorang pelayan tiba-tiba menunjuk ke arah pelayan yang pertama kali melihat Su Xiaoyun.

"Itu dia! Dia yang sudah menumpahkan kopi itu! Dia takut ketahuan, jadi dia yang bersalah!"

"Mengada-ngada saja kau! Kami baru saja pergi bersama!" Kata seorang pembantu dengan kata-katanya yang mematikan.

Pelayan itu pun menjawab "Tidak! Itu tidak benar! Setelah pergi, kami jalan sendiri-sendiri. Pasti kamu yang melakukannya!" Sahut pelayan lainnya.

"Saat itulah kau punya kesempatan untuk melakukan hal itu." Pelayan yang lain tampaknya sudah mulai antre untuk saling menyalahkan.

Sekarang persoalan berubah. Bukan tentang siapa yang menumpahkan kopi, melainkan tentang bagaimana cara mereka menyelamatkan hidupnya dari pemecatan tuan Rong Linyi.

"Kalian pasti iri padaku, karena aku lebih muda dari kalian semua!"

Pelayan yang dituduh itu berteriak, "Kalian kira, aku tidak tahu yang kalian pikirkan? Yang kalian rencanakan?"

"Maksudmu?"

"Kalau bukan kau orangnya, siapa lagi yang mengharap cinta tuan Rong Linyi? Memalukan!"

"Kau memfitnah Nona Su karena kau cemburu padanya, 'kan!" Kata Bibi Chen.

Pelayan yang dituduh tadi berpikir, Bibi Chen pasti dipengaruhi seseorang, sampai-sampai berkata seperti itu.

Pelayan itu membanting toples hingga pecah sambil berteriak, "Mengapa menuduhku! Kau kira aku tidak tahu, saat kau disuruh membersihkan kamar, kau malah menyelinap ke tempat tidur dan berbaring di atas ranjang tuan Rong Linyi!"

Tamparan keras melayang di pipinya, "Dasar hina!"

Pelayan yang ditampar tadi tidak hanya diam. Dia membalas dengan cekikan keras di leher rekannya.

"Sialan! Matilah kau!"