Su Xiaoyun menyusuri jalanan bagai orang kehilangan jiwanya.
Wajah Rong Linyi pun terus terbayang dalam kepalanya.
Rong Linyi begitu peduli pada penampilan Su Xiaoyun. Dia selalu mengerti apa yang harus dia lakukan pada Su Xiaoyun, bahkan saat wanita itu kedinginan, Rong Linyi selalu memeluknya dengan hangat.
Jelas sekali Rong Linyi sangat peduli padanya.
Su Xiaoyun mengingat apa yang pernah dilakukan suaminya itu padanya. Rong Linyi pernah melindungi kepala Su Xiaoyun agar tidak terbentur saat dia akan masuk mobil, pria itu pun memasang keset di kamar mandi agar istrinya itu tidak terpeleset, bahkan dia menyuruh Su Xiaoyun tinggal di kamar pelayan di lantai bawah juga bukan tanpa alasan.
Dia sungguh baik.
Tapi mengapa Rong Linyi musti membuat perjanjian semacam itu?
Mengapa Rong Linyi memberinya kesepakatan semacam itu? Mengapa suaminya itu tidak mau mempublikasikan hubungan mereka di muka umum?
Rong Linyi memang tampan dan mempesona, tetapi Su Xiaoyun masih tak habis pikir atas kata-kata suaminya yang membuatnya sedih itu.
Apakah aku jelek, sampai-sampai membuatnya malu? Atau aku tidak pantas bersanding dengannya?
Mengapa musti berpura-pura tidak saling kenal di muka umum?
Apa karena aku sedang hamil, sehingga aku merasa lebih sensitif dan mudah tersinggung dengan masalah-masalah kecil seperti ini?
Su Xiaoyun mengeluarkan ponselnya, namun tak ada panggilan dari suaminya itu.
Dia sangat berharap dapat menerima telepon dari suaminya, meskipun dia tampak sangat berani ketika dia baru saja bertengkar dan pergi.
Dia sangat berharap Rong Linyi meneleponnya, meskipun baru saja dia pergi karena pertengkaran tadi.
Sebetulnya, kalau Rong Linyi dapat merayunya, Su Xiaoyun pasti akan pulang dan menurut padanya.
Tapi, selama pria itu mampu untuk sedikit membujuknya, dia akan dengan patuh kembali ...
Tiba-tiba teleponnya berdering, namun sepertinya bukan panggilan dari Rong Linyi.
"Halo, pak pimpinan, ini aku..." Su Xiaoyun menjawab dengan ketakutan.
"Mengapa kamu tidak memberi kabar dan penjelasan sejak cutimu beberapa waktu lalu? Apa maksudmu?" Kepala redaksinya itu berteriak padanya melalui telepon. "Kamu di mana sekarang?"
"Saya...saya segera datang ke perusahaan," Su Xiaoyun dengan terburu-buru menjawab dengan memukuli kepalanya sendiri.
"Saya… Saya akan ke kantor segera," Dia menjawab dengan segera sambil memukuli kepalanya dengan tangannya sendiri.
Bodoh, apa yang aku lakukan?
Su Xiaoyun hampir lupa bahwa kemarin dia telah mengambil cuti untuk memeriksa kandungannya.
Kalau tadi kepala redaksinya itu tidak meneleponnya, dia tidak ingat kalau dia masih bekerja di sana.
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Song Zhefei, Su Xiaoyun tidak pernah mendapat uang dari suami sahnya itu ataupun dari keluarga Song.
Dia harus bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri.
Song Xiaoyun kuliah di jurusan media dan setelah lulus dia bekerja sebagai jurnalis.
Di sana dia bekerja bersama Zheng Xin.
"Su Xiaoyun, akhirnya kamu kembali. Apakah kau sudah baca pesan teks yang aku kirimkan kepadamu?"
Su Xiaoyun menjawab dengan malu: "Aku sudah membacanya. Zheng Xin aku minta maaf, telah membuatmu khawatir."
Zheng Xin adalah teman sekelas Su Xiaoyun saat SMA sekaligus sahabat Su Xiaoyun selama bertahun-tahun. Zheng Xinlah yang memperkenalkan pekerjaan jurnalis ini padanya.
Berbeda dengan Lou Weimin, yang merupakan sahabatnya saat kuliah, Su Xiaoyun lebih dekat dengan Zheng Xin karena dia mudah bergaul dan apa adanya.
Zheng Xin dan Su Xiaoyun berjalan menuju kantor bersama.
Di sepanjang jalan, Zheng Xin berbisik kepada Su Xiaoyun, "Bagaimana kabarmu? Bagaimana hasil pemeriksaanmu kemarin?"
Su Xiaoyun terlihat sedikit lesu dan suaranya lebih lirih: "Ya, begitulah."
"Hamil?" Suara Zheng Xin terdengar keheranan, "Tidak, tidak, jangan bilang kalau..."
Su Xiaoyun segera menutup mulutnya.
Impotensi Song Zhifei, sebenarnya adalah sesuatu yang dicontek Zheng Xin dari mulut Su Xiaoyun sebelum dia menebaknya.
Su Xiaoyun sebenarnya pernah cerita kepada Zheng Xin soal impotensi yang diderita Song Zhifei.
Dia telah menikah selama tiga tahun tapi pengetahuannya tentang hubungan suami-istrinya masih belum seberapa banyak.
Su Xiaoyun terlihat semakin memerah, "Tidak, tidak, suamiku orang yang sangat baik ..."
Meskipun dia sedang marah dengan Rong Linyi, Su Xiaoyun selalu ingin mengatakan hal-hal yang baik tentang Rong Linyi.
---
「Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.
Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.
Terimakasih atas pengertian Anda.」