Chereads / Kenangan Terindah / Chapter 42 - Murni, Mulia, dan Elegan.

Chapter 42 - Murni, Mulia, dan Elegan.

"Jangan berkata seperti itu," kata Luo Weimin dengan sengaja, "Apa maksud Song Zhefei mengatakan itu? Su Xiaoyun sekarang dekat dengan pria kaya itu dan telah mengandung bayi yang ada di perutnya. Apakah itu anak…"

"Duhhh!" Rong Xiaoping meludah sambil mengumpat, "Wanita jalang! Tak tahu malu! Selama tiga tahun dia membuat keluarga Song hidup dalam penderitaan. Bukannya memberikanku cucu, malah kabur menghilang dan sekarang tiba-tiba hamil! Lihat saja, kalau nanti kutemukan wanita itu, akan kubunuh bayi yang ada di kandungannya itu! 

Ayah Rong Xiaoping yang merupakan adik dari Kakek Rong Linyi adalah anggota keluarga Rong. Setelah Rong Xiaoping menikah dengan keluarga Song, dia tak lagi berurusan langsung dengan keluarga Rong, karena keuangan keluarga Song mengalami penurunan yang sangat cepat, sehingga keluarga song menjadi tidak selevel untuk bisa berurusan dengan keluarga Rong.

Mereka belum pernah bertemu sama sekali untuk bicara dengan keluarga Rong. Selagi ada kesempatan seperti ini, keluarga Song ingin bicara dengan keluarga Rong tentang hubungan keluarga mereka.

Song Zhifei berdiri dan membetulkan pakaiannya.

"Ini bukan saatnya membahas tentang hal itu," Song Zhifei tersenyum, "Tujuan utama kita adalah membuat Su Xiaoyun menandatangani surat perceraian, mewariskan rumahnya dan memberikan semua warisannya untuk kita."

Keluarga Su yang merupakan pesaing terbesar keluarga Song, dan banyak berkontribusi untuk keluarga itu. Mereka mengambil terlalu banyak materi dari keluarga Song.

Menurut keluarga Song, penyebab kondisi keuangan mereka menurun adalah karena keluarga Su. 

Menurut Song Zhefei, Su Xiaoyunlah yang harus bertanggung jawab atas kondisi keuangan keluarga Song yang terpuruk seperti sekarang.

Sekarang saatnya Su Xiaoyun membayar itu semua!

Luo Weimin juga berdiri mengikuti Song Zhifei, dengan nadanya yang lembut: "Song Zhifei, jika Su Xiaoyun itu tidak sedang hamil, dia pasti tidak akan mau ikut denganmu."

"Luo Weimin, jangan khawatir!" Rong Xiaoping tersenyum pada Luo Weimin, "Aku yang akan menemui Su Xiaoyun yang tak tahu malu tahu itu! Aku akan memukul perutnya jika dia tidak memberikan tanda tangannya!."

Su Xiaoyun tidak pernah membayangkan jika terjadi seperti itu.

Wang Tong yang kelihatannya baik pada Su Xiaoyun, sebenarnya ada di pihak Luo Wiemin sejak lama dan secara diam-diam ia memberitahukan segala informasi tentang Su Xiaoyun demi mendapatkan uang.

Setengah jam kemudian.

Wartawan dari berbagai media telah berkumpul di luar gerbang istana.

Berita tentang Rong Linyi berkencan dengan Cheng Tingxue telah lama menyebar di media.

Saat ini, semua orang memadati pintu istana itu dengan kamera dan mikrofon.

Ketika Su Xiaoyun sampai di sana, Dia melihat seseorang berada di ruangan di lantai tiga. Saking ramainya, sampai-sampai melihat gerbang pesta istana pun dia tak bisa.

"Liu, bisakah kamu naik ke atap dan memotretnya?" Su Xiaoyun bertanya kepada fotografer. "Kita mungkin bisa mengambil foto dari sudut itu."

"Baik. Akan kucoba naik ke sana." Fotografernya itu mengatakan, jangankan naik tangga, naik ke bulan pun akan dia lakukan, asalkan bisa mendapatkan foto Rong Linyi.

Dalam pesta gerbang istana.

Dalam ruangan kosong, Rong Linyi menunduk sambil mengutak-atik ponselnya. Dia tidak melihat ketiga wanita yang duduk di seberangnya.

"Apakah kamu masih sangat mementingkan kebersihan sampai sekarang?" tanya wanita paruh baya yang duduk berseberangan dengan Rong Linyi dan memiliki wajah yang sangat mirip dengannya itu terlihat dingin. 

Hanya dengan memandang wajah wanita paruh baya itu, Su Xiaoyun akan berpikir bahwa dia berusia kurang dari empat puluh tahun, tetapi temperamennya terlihat anggun dan mulia, dan penampilannya yang terlihat cakap dan tegas, semua menunjukkan karunia-karunia besar yang telah dia berikan kepadanya …

Hanya dengan memandang wajah wanita paruh baya itu, Su Xiaoyun segera tahu bahwa wanita itu sepertinya berusia kurang dari empat puluh tahun. Perangainya terlihat anggun dan terhormat. Penampilannya terlihat cakap dan tegas. Dia terlihat sempurna dengan semua itu.

Wanita paruh baya itu mengangkat alisnya dan menatap Rong Linyi, "Mengapa kamu sama sekali belum menyentuh makananmu?

Rong Linyi tidak melihat ke atas, dia hanya menjawab dengan sepatah kata, "Kotor. Tidak higienis."

"Berbeda denganku." kata seorang wanita muda yg duduk di sisi kiri Rong Linyi sambil mengangkat bahu, "Aku sangat bersih, cantik, terhormat, dan elegan."