Chereads / Kenangan Terindah / Chapter 33 - Melampaui Batas Kesabaranku

Chapter 33 - Melampaui Batas Kesabaranku

Jikalau, Su Xiaoyun tidak melihat sendiri kejadian itu, pasti dia akan tertipu oleh maksud Rong Linyi.

Aahh!

Kamu, ternyata kamu hanya berakting.

Wajah para pelayan itu memerah. Berbeda dengan biasanya.

"Itu dia!" kata seorang pelayan yang seketika itu mengangkat tangannya dan menunjuk Su Xiaoyun yang berdiri tak jauh dari Rong Linyi.

"Aku?" Tanya Su Xiaoyun

Dia menunjuk dirinya sendiri yang merasa terkejut bercampur geli.

Bibi Chen menutupi dahinya. "Bodoh sekali..."

Bibi Chen tidak akan melindungi pelayan bodoh seperti dia.

"Bukankah kamu yang melakukannya?" Dalam keberaniannya, pelayan tersebut menunjuk Su Xiaoyun dengan sedikit nada tegas. 

"Kamu yang membawa kopi itu ketika kami semua pergi dan kamu satu-satunya yang berada di sini. Mereka semua saksinya."

"Kamu..." Su Xiaoyun itu hanya mengatakan sepatah kata itu.

Lalu, Rong Linyi memotong pembicaraan Su Xiaoyun tersebut.

"Bisakah kau bersaksi?" Rong Linyi mengangkat alisnya dan menatap pelayan yang berada di depannya.

Tampaknya tuan Rong Linyi menginginkan semua pelayan untuk berbicara. Semua pelayan yang tadinya menundukkan kepala, akhirnya angkat bicara.

"Benar. Aku dapat bersaksi." kata seorang pelayan.

"Dia adalah pelayan baru yang tidak tahu aturan-aturan di sini. Jika dia melakukan kesalahan itu sangatlah wajar." sahut pelayan lainnya.

"Sepertinya dia sengaja melakukan kesalahan itu untuk menarik perhatian dari tuan dengan cara seperti itu." pelayan lainnya ikut menambahkan.

Semua pelayan sangat benci melihat Su Xiaoyun yang tampak angkuh itu.

Hari pertama, saat aku berada di halaman depan, mengapa Rong Linyi tidak membawaku ke ruang makan ini?

Apakah dia tak tahu, perkataan kasarnya dapat menyakiti hati orang-orang yang mendengarnya?

Setelah mendengar kesaksian dari semua pelayan, Rong Linyi menoleh dan menatap Su Xiaoyun, dengan nada suaranya yang ringan, "Aku ingin mendengar sebuah kebenaran. Apa yang ingin kau katakan?"

Su Xiaoyun terkejut dan menjawab pertanyaannya dengan nada marah, "Saya tidak mau mengatakan kebenaran apa pun!"

"Siapa yang sudah membuat masalah ini, sampai-sampai membuat tuan Rong Linyi marah?" Su Xiaoyun sengaja menanyakan hal itu kepada Rong Linyi, agar suaminya itu puas.

"Adakah yang ingin kalian katakan lagi?"

Wajah Rong Linyi tenggelam seketika, saat Su Xiaoyun berbicara seperti itu.

Namun, beberapa pelayan terlihat senang ketika melihat perubahan sikap Rong Linyi itu.

"Kalian minta penjelasan apa lagi?" 

Su Xiaoyun dengan sengaja menanyakan, "Apakah noda secangkir kopi itu masih belum cukup? Apa aku harus menuangkan secangkir kopi kembali ke gorden itu lagi?"

Tut tut, beberapa pelayan menatap mata Su Xiaoyun itu seolah-olah telah melihat orang mati.

Memang benar jika anak sapi yang baru lahir tidak akan takut pada harimau, sehingga dia berani melawan Rong Linyi!

Pria itu pun mendengus dingin, hingga suaranya mampu membuat suhu dalam ruangan menjadi turun.

"Bagus sekali. Kau sangat berani." Matanya dingin seperti es. Siapapun yang menatapnya akan merasakan punggungnya menjadi dingin.

Namun, Su Xiaoyun tahu, bukan dirinya yang menumpahkan kopi itu.

"Aku bisa melakukan lebih, daripada hanya sekadar menumpahkan kopi di tirai ini!" Su Xiaoyun menjawab pertanyaan Rong Linyi dengan amarah.

Jika suaminya masih menimpal kata-katanya itu, maka Su Xiaoyun itu tak segan membongkar akting suaminya itu.

Namun ternyata, Rong Linyi tidak berkata apa-apa lagi, tiba-tiba dia mengulurkan tangannya yang panjang untuk menarik pergelangan tangan Su Xiaoyun dan meraih bagian belakang pinggangnya. Akhirnya, di depan semua pelayan, Rong Linyi menyuruh Su Xiaoyun untuk berada di pangkuannya.

"Apa?" semua orang terkejut melihat pria itu memegang rahang wanita itu dengan jari telunjuk dan membelai garis bibirnya dengan ibu jarinya. "Kalau begitu mari kita lihat, apakah kalian semua, para pelayan, masih berani menyalahkan Su Xiaoyun?"

Wanita berbadan kecil itu memiliki mulut yang tidak bisa diam, dan penampilannya ketika dia sedang marah memiliki pesona dan kecantikan tersendiri. Siapapun yang melihatnya jadi tidak tahan untuk ingin mencium dan menggigit-gigit bibirnya yang lembut.