Chereads / Kenangan Terindah / Chapter 2 - Nafas yang tersenggal

Chapter 2 - Nafas yang tersenggal

Su Xiaoyun menghentikan taksi dan masuk ke dalamnya.

Semua orang penipu…...

Dia memegang kertas hasil tes kehamilan di tangannya dan meremasnya dengan erat.

"Semua orang penipu.." Air matanya mengalir tak terbendung lagi. 

Hubungan macam apa ini. Tidak ada cara lagi untuk hidup dengan orang yang tidak memiliki rasa simpati. 

Su Xiaoyun merasa bodoh karena telah berpikir bahwa Song Zhefei sudah menolongnya dan dia harus berusaha untuk membalas kebaikannya. 

Su Xiaoyun mengira bahwa suaminya adalah orang yang baik. Ia tidak menyangka bahwa kebenaran akan membuatnya terlihat seperti orang bodoh.

Hari ini adalah hari dimana ia menemukan kehamilannya dan juga ketidaksetiaan suaminya.

Sungguh konyol! 

Jika dia mengatakan sesuatu yang salah mungkin dia adalah orang yang terlalu mudah mempercayai orang lain, terlalu sederhana, terlalu mudah untuk dibodohi.

Su Xiaoyun tertidur selama sisa perjalanan. Ketika Su Xiaoyun terbangun, ia sudah berada di rumah sakit.

"Ibu…." dia memikirkan apa yang dikatakan oleh Song Zhefei; menunggu ibunya meninggal, menguasai harta warisannya, kemudian meninggalkan dirinya.

Ibu Su Xiaoyun mengalami kecelakaan tiga tahun yang lalu sehingga menyebabkannya tidak mampu untuk sadarkan diri.

"Tidak, ibu tidak meninggal. Ibu adalah satu-satunya keluargaku….." 

Su Xiaoyun berjalan ke arah ruangan ibunya dirawat. Tiba-tiba ia dihentikan oleh seorang perawat yang membawa surat berisikan penghentian alat bantu ibunya. 

"Apa yang terjadi dengan ibu saya, Dok?" Tanya Su Xiaoyun terkejut, "Mengapa saya diberikan surat ini? Apakah ibu saya sudah membaik?"

Dokter memandang Su Xiaoyun dengan tidak acuh dan berkata, "Bukankah anggota keluargamu sudah menandatangani surat untuk menghentikan pengobatan? Orang kaya seperti kalian memang tidak punya hati, hanya mementingkan uang. Kalian lebih memilih untuk membiarkannya meninggal daripada mengeluarkan uang yang banyak untuk biaya pengobatannya."

"Tidak, dokter tidak bisa melakukan ini!" Su Xiaoyun panik, "Siapa yang menandatanganinya? Kami tidak mungkin membuat keputusan seperti itu, dokter…."

Su Xiaoyun mengejar dokter ibunya hingga tidak sengaja menabrak orang yang lewat di dekatnya. 

"Aahh!" Su Xiaoyun menjerit kesakitan.

Ketika terjatuh, ia merasa waktu berjalan semakin lambat hingga detak jantungnya berhenti . 

Pada saat itu, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menggenggam erat pergelangan tangannya dan menariknya ke belakang. 

Su Xiaoyun adalah seorang wanita sederhana yang pernah terjatuh ke pelukan seorang laki-laki kaya seperti Song Zhefei. 

Wajah Su Xiaoyun memerah ketika pipinya terkena hembusan nafas berat dari pria itu. 

"Terima kasih, terima kasih…" Dia tidak berani menatap pria yang berada tepat di hadapannya. Ia hanya memperhatikan bajunya yang rapi dengan kancing yang mewah. 

"Terima kasih kembali." Ucap pria tersebut sambil melepaskan tangannya. 

Tekanan darah yang membeku dengan suara yang acuh tak acuh. 

Su Xiaoyun berteriak ketika melihat dokter itu pergi. 

"Dokter! Tolong tunggu dulu!" Su Xiaoyun mendorong pria tersebut dan berlari mengejar hingga ke ruangan dokter. 

"Ini sangat tidak sopan." Kata seorang laki-laki yang ternyata adalah asisten dari pria yang tidak sengaja tertabrak oleh Su Xiaoyun.

"Tolong bersihkan tanganmu," katanya sambil menyerahkan handuk basah kepada pria itu. 

Sambil terus mencondongkan badannya dan memperhatikan Su Xiaoyun dari kejauhan, pria tersebut mengambil handuk basah itu, memakainya lalu melemparkannya ke dalam tempat sampah. 

Asistennya tertegun melihat pria itu membersihkan tangannya dengan sangat serius. Tidak biasanya pria itu membersihkan tangan selama itu jika ia hanya menyentuh pergelangan tangan wanita yang tidak sengaja menabraknya tadi.

"Dokter! Saya mohon segera lanjutkan perawatan ibuku." Su Xiaoyun berusaha menghentikan langkah dokter tersebut. 

Akhirnya dokter itu berhenti dan berkata, "Jika kau ingin melanjutkan pengobatan ibumu, segera selesaikan biaya pengobatan yang tertunda."