Chereads / Story of Naija / Chapter 18 - Memory dan Pesan Singkat

Chapter 18 - Memory dan Pesan Singkat

Saat itu , Naija sedang belajar untuk ulangan hari esok. Setelah belajar , ia bongkar muat barang-barang lamanya. Tak sengaja is menemukan album pernikahan ayah ibu nya dan album masa kecil. "Ternyata aku masih menyimpannya. Aku kira , dua album ini telah hilang atau sudah diloakkan oleh nenekku. Ya sudah , mumpung sudah selesai belajar , aku melihat-lihat album saja sebagai refreshing , atau otakku tidak akan berjalan dengan baik ," lalu Naija mengambil dua album itu , dan ia membuka album pernikahan ayah ibunya. "Mama Rania sangat cantik dengan gaun itu.... Papa Akira terlihat sangat berwibawa.... Kalau besok aku menikah , apa aku akan secantik mama , atau berwibawa seperti papa?" Gumam Naija dalam hati. Naija kemudian melihat album masa kecilnya. "Aku tak menyangka waktu bayi bisa se chubby itu...." Naija membuka lembaran album lain , dan terlihat saat dia di gendong ayahnya , dan ibunya nampak seperti mengipasi mereka. "Wah , aku yang dulu sangat kawaii(cute). Ah , kalau masih kecil kawaii mah wajar. Gedenya amit-amit ," ujar Naija menghibur diri. Naija membuka lembaran album lagi , dan terlihat saat Naija ulang tahun ketiga. Terlihat muka lucu Naija yang tersenyum manis. Disitu , ia mengenakkan baju pesta putih , di depannya sudah ada kue , dan ayah ibu Naija terlihat seperti bernyanyi untuk Naija. "..... Memory yang menyenangkan untuk terakhir kali.... Selebihnya , aku merayakan ulang tahun bersama Nenek sampai umur 7 tahun , dan sisanya merayakan ultah sendirian , uh , tidak , maksudku , merayakan ultah bersama penjaga rumahku ," Naija terus menerus melihat foto waktu ia kecil , sampai ia menemukan tulisan tangan ayahnya di bagian paling belakang album. "Tulisan kanji. Ini tulisan ayah. Pasti ayah mau aku bisa bahasa Jepang. Padahal tinggal di Indonesia , tapi malah di ajari bahasa Jepang. Yah....sapa tau besok waktu besar kerja di Jepang , aku sudah lancar bahasanya. Tapi percuma , aku sudah mahir bahasa Jepang. Heran aku ," ujar Naija. "Lebih baik aku membaca pesan ayah. Anehnya , kenapa nenek tidak pernah memberitauku soal pesan ini. Wah , ada yang tidak beres ," ujar Naija kembali. Naija pun mulai membaca pesan dari ayahnya.

"Untuk Ibuku yang kusayang , Erika Amarandari. Ibu , aku merasa bahwa hidupku tak akan lama lagi. Aku tak mengerti , mengapa perasaan ini muncul setelah hari ulang tahun putriku yang kusayang , Naija. Istriku , Hadasa Rania Jun , juga merasakan hal yang sama denganku. Ibu , maaf jika aku dan istriku melakukan hal yang salah di matamu. Maafkan putriku juga , jika besok ia melakukan kesalahan padamu. Aku titip Naija kepadamu , Ibu.

Dari :

Hwang Akira Satōri."

Hati Naija pun terasa sangat sakit setelah membaca surat kecil ayahnya. "Tidak mungkin hanya papa yang menulis surat. Pasti mama juga menulis surat. Pasti terselip di tempat aku mengambil album ," Naija segera kembali ke tempat ia mengambil album , dan benar saja. Ia menemukan sepucuk surat. "Tulisannya rapi , ini dari mama. Aku harus membaca ini!"

"Untuk Ibu Erika , dari Rania.

Ibu , menantumu ini memohon ampun jika selama ini , aku melakukan hal yang tidak benar dimata Ibu. Aku tidak tau lagi , apa yang harus ku ucapkan di depan Ibu , selain kata maaf. Ibu , aku dan putramu , Akira , merasa sangat takut. Aku tidak tau , mengapa aku merasa sangat tidak nyaman , seperti akan terjadi sesuatu yang akan menimpa kami berdua. Ibu , aku titip Naija kedalam asuhanmu. Rawat ia , sama seperti Ibu merawat Akira. Kalau ia nakal , nasehati dia. Ibu , aku mohon maaf yang sebesar-besarnya , karena mungkin perilaku diriku tak seperti yang Ibu bayangkan. Terimakasih...

Untuk Hwang Naija Akirani , putri kecilku.

Nak , mungkin jika kau menemukan dan membaca surat ini , artinya , Mama dan Papa sudah tidak bisa melihatmu lagi. Mama sebenarnya ingin merawatmu sampai kau besar. Mama ingin melihatmu tumbuh , menjadi gadis muda yang periang , sampai kau bekerja dan memiliki keluarga sendiri. Tapi , Mama rasa , itu hanya ekspektasi Mama. Nak , ingat pesan Mama. Jadilah orang yang rajin. Mama tidak menuntutmu menjadi orang pintar ber IQ tinggi , tapi , orang rajin itu mengalahkan orang pintar , bahkan yang IQ nya tinggi sekalipun. Makanlah yang teratur , minum yang banyak , agar pencernaanmu tidak terkena penyakit. Patuhilah perintah nenekmu. Kamu boleh membangkang , tapi , sebaiknya jangan dilakukan. Kasihan nenekmu. Rajinlah mandi , jangan bolos mandi sehari saja. Mama tau , sekali saja kamu tidak mandi sore , atau hanya mandi sekali saja , badanmu langsung gatal-gatal. Jika airnya dingin , rebuslah air , atau pakai air hangat di bak mandi juga bisa. Nak , jika ada tugas , segera selesaikan. Jika berkelompok , dan teman-temanmu malas untuk mengerjakan , sebaiknya kerjakan sendiri atau minta bantuan teman dari kelompok lain. Buatlah teman juga ya , gak perlu banyak , sedikit saja tidak apa-apa , asal mereka bisa kamu percaya. Tapi hati-hati berteman dengan pembully , karena bisa saja teman yang suka membully dirimu itu hanya ingin melihatmu lemah. Cukup percaya dengan sedikit teman itu lebih baik , dari pada banyak teman tapi ternyata mereka hanya ingin melihat kekuranganmu. Kamu itu perempuan , kamu harus bisa menjaga dirimu. Jangan menjual dirimu kepada lelaki yang aneh-aneh , walau itu temanmu sendiri. Kamu harus mematuhi norma yang berlaku , patuhi juga tata tertibnya , dimanapun dan kapanpun kamu berada. Belajarlah dewasa ya nak.... Dan juga , kamu harus belajar untuk memaafkan orang-orang yang telah menyakiti hatimu. Kamu boleh saja marah , tapi jangan sampai kamu membawa dendam ke orang yang menyakitimu. Mungkin mereka akan lupa apa yang mereka lakukan kepadamu. Mama sebenarnya lemah dalam hal memaafkan , tapi , kamu jangan mengikuti sifat mama ini. Cobalah untuk memaklumi , dan jika kamu sudah tak bisa sabar lagi , kamu baru boleh bersuara. Jangan setiap mereka mengganggu , kamu juga ikut bersuara. Itu malah menambah rasa suka mereka untuk mengganggumu. Namanya pembully dan iseng berlebihan itu beda tipis. Orang yang suka melakukan itu , mereka tak akan bisa membedakannya. Jadi , mama harap kamu bisa melebarkan hati , dan memanjangkan sabarmu. Nak , mungkin masih banyak pesan yang ingin mama sampaikan kepadamu , tapi sepertinya tidak akan bisa mama ungkapkan. Nak , ingat ini. Walau Mama dan Papa tidak bersama dirimu lagi , tapi , kami mencintaimu. Kami menyayangimu. Take care ... Mama Papa sayang padamu.

Hadasa Rania Jun ,"

Setelah membaca pesan itu , menangislah Naija sambil memeluk pesan-pesan itu.

~~~~~√√√√√~~~~~