Hari-hari berlalu , dengan Naija yang mulai suka membaca buku. Kebetulan buku yang ia ambil adalah tentang Kerajaan Mithala. "Buku fiksi , tapi , boleh juga ," ujar Naija dalam hati. Ia pun mulai membaca buku tersebut , dan masuk ke dalam 'dunia' yang ia baca. Tapi , hal itu kemudian rusak karena ia di tepuk Marsha dan Atsu bersamaan. "NAIJAAA!!!!!" Teriak Marsha. "Woy , sekarang jadi kutu buku ya ?" Tanya Atsu. Naija terdiam sangat lama sampai membuat Marsha dan Atsu heran. "Ehm , Naija?" Tanya Marsha. "Jangan melamun , Naija ," ujar Atsu. "Woy! Aku sudah masuk kedalam 'dunia' Mithala yang ku baca , tapi kalian merusak semuanya!" Protes Naija dengan sangat kesal. "Ya maaf , hehehehe ," ujar Marsha. "Dih masih bisa ketawa lagi ," kata Naija dengan ketus. "Gini , aku punya berita baru nih ," ujar Marsha. "Berita apa? Tentang virus senjata biologi yang bocor? Atau tentang artis?" Tanya Naija. Belum sempat Marsha cerita , tiba-tiba beberapa rombongan Angin yang lewat , sebut saja Radih , dan adik kelas bernama Cetis Porci , mengejek eh menyebut Naija sebagai "kuyang" , dan Naija yang menyadari ejekan itu untuknya , dia memendam marahnya dalam hati , dan terdiam sangat lama. Radih dan Cetis Porci itu tertawa setelah menyebut "kuyang" ke Naija. Naija yang terdiam sangat lama kemudian bertanya kepada Atsu dan Marsha , "aku , punya salah apa ke mereka?" Dan kemudian Naija pergi meninggalkan mereka.
Sementara itu , Niel yang sedang belajar , melihat Naija yang bermuka sangat kesal , sampai-sampai muka Naija merah dengan mata berkaca-kaca. "Anak itu kenapa lagi ?" Tanya Niel dalam hati. "Aku ingin mendekat , tapi dia itu dekat dengan temannya yang cowok itu. Mungkin mereka pacaran ," batin Niel mulai berbicara hal negatif. Maka , Niel hanya diam sambil melihat Naija. Tapi , Naija malah melihat Niel secara tak sengaja , dan membuat Niel harus buang muka. "Lagi-lagi ketahuan , aku ini kenapa sih ?" Batin Niel. "Dari lama setiap aku melihat Naija , pasti dia akan membalas melihatku kembali , entah sengaja ataupun tidak. Aku jadi gagal untuk melihatnya dari jauh ," ujar Niel. Sementara Naija yang sampai di bilik dalam toilet , dia tidak jadi menangis , tapi malah senyum-senyum sendiri. "Astaga , ngapain juga dia selalu melihatku , dan kenapa juga aku harus menyiduk dirinya , aku itu kenapa sih? Bukankah aku niatnya move on? Tapi kenapa perasaan ini....?" Tanya Naija dengan suara kecil. Naija pun keluar dari bilik toilet , dan menuju wastafel , lalu ia menyuci mukanya. Mukanya yang semula merah kemudian menjadi seperti biasa , ini karena ia senang menyiduk Niel....untuk ke sekian kalinya. "Fuh , " Naija mengeringkan mukanya dengan tissue yang ia bawa setiap hari. "Baiklah , mulai sekarang , kalau aku sedang menghadapi masalah atau sedang marah , dalam hati aku akan menyebut Niel , biar aku tenang."
~~~~~°°°°°~~~~~