Hari-hari berjalan biasa , sampai waktu mendekati ujian nasional tiba. Niel dan ketiga temannya yaitu Choki , Ivan , dan Aldous sedang belajar bersama di kontrakan milik Ivan. Niel tidak fokus hingga Ivan menyadarinya.
"Niel? Niel!" Panggil Ivan dengan tegas.
"Ah?! Ya , ada ....a ada apa?" Tanya Niel.
"Kamu ini kenapa? Tumben kau tidak fokus seperti biasanya?" Tanya Ivan.
Niel hanya diam , seperti memikirkan sesuatu. Kemudian , Choki memegang pundak Niel.
"Niel , kalau ada masalah yang membuat dirimu tidak tenang , lebih baik , ceritakan kepada kami. Kami akan sebisa mungkin memberi saran kepadamu , jadi , jangan kamu pendam sendirian ," jelas Choki. Niel melihat ke arah teman-temannya. "Hey , aku mau tanya , dan kalian harus menjawabnya satu-satu. Menurut kalian , bagaimana perasaan seorang wanita jika dia di sakiti oleh pria? Choki , menurutmu ?" Tanya Niel. "Ternyata kau memikirkan hal itu toh.... Ya , pasti wanita itu akan merasa sakit di hatinya , kecuali kalau wanita itu tidak punya perasaan lho ya ," jawab Choki. "Aldous , bagaimana menurutmu?" Tanya Niel kembali. "Menurutku sih , sama seperti Choki , dan , jika wanita itu tidak bisa memaafkan , maka , mungkin saja dia akan membenci pria yang telah menyakiti hatinya , maybe ," jawab Aldous. "B begitu , bagaimana denganmu , Ivan?" Tanya Niel. "Gimana ya , wanita itu , susah di mengerti. Ada wanita yang mudah memaafkan , tapi sulit melupakan. Ada wanita yang sulit memaafkan , tapi mudah melupakan. Ada wanita yang sensitif , ada yang galak , ada yang tidak pernah salah....ya , gitu lah , susah intinya ," jelas Ivan. "Bagaimana jika wanita itu sensitif , Ivan?" Tanya Niel dengan gelisah. "Ya , kalau sensitif ya , gitu , mudah baper atau tersinggung. Tapi , mungkin kalau sudah jatuh cinta , dia tidak akan mudah berpaling , walau mungkin hatinya sudah ....uhm...sekarat...?" Ujar Ivan. "Apa kau yakin , Ivan?" Tanya Niel kembali. "Memangnya , ada apa sih? Kau tidak pernah menanyakan hal ini sebelumnya. Kau ada seseorang yang kau sakiti hatinya?" Tanya Aldous dengan heran. "Ya , kau benar , Aldous. Dan dia seorang perempuan. Mungkin , dia akan membenciku , karena , mungkin saja dia menyukai ku , tapi , aku malah berbuat kasar , atau berbuat sesuatu yang tidak mengenakkan hatinya ," kata Niel dengan nada penyesalan. Ivan , Aldous dan Choki saling pandang , karena mereka tidak tahu mengapa Niel bisa mengatakan hal itu. Suasana kembali hening.
"Niel , janganlah kamu mengatakan hal itu , lagi pula , sebentar lagi kita akan ujian nasional. Kalau kau banyak pikiran diluar pelajaran , kau bisa sakit ," terang Aldous. "Aku berani mengatakan itu , karena kalau kau tahu , aku sudah bersikap dingin , judes , jutek ke , ah , adik kelasku sendiri , dan dia adalah perempuan yang dulu sering ku tolong!" Tegas Niel. Ivan dan Choki pun kaget mendengar perkataan Niel , seolah tak percaya akan hal itu. "Niel , jangan , jangan bohong!" Kata Ivan. "Tidak! Ivan , Aldous , Choki , aku tidak berbohong. Adik kelas yang dulu sering ku bantu , Naija namanya , aku membuatnya sakit hati karena sikapku yang dingin selama ini. Mungkin....mungkin saja , dia ,...dia jatuh hati padaku , tapi , mengapa aku dengan bodoh melukai perasaannya....? Mengapa aku bisa sebodoh itu ? Aku telah melukai hatinya , perasaannya , semuanya!!!" Ujar Niel dengan nada penyesalan. Ia tampak menahan rasa kesal akibat tindakannya sendiri. "Mengapa kamu tega seperti itu kepadanya , Niel? Walau Naija mungkin terlihat menyebalkan , aku yakin sebenarnya dia seseorang yang sensitif , dan setia. Dia juga perempuan lho ," jelas Choki. "Aku punya alasannya. Salah satunya adalah , aku bukanlah orang yang baik untuknya ," kata Niel dengan lesu. "Tidak. Siapa bilang? Menurut Naija , kau itu orang yang baik untuknya. Yang perlu kau lakukan untuk orang seperti Naija adalah , cukup mengerti dia. Aku tahu dia bukan tipe orang yang mudah marah , atau seperti kebanyakan perempuan yang mengincar harta benda atau sebagai pelarian saja. Niel , kau harus meminta maaf kepada Naija. Aku yakin , Naija akan memaafkanmu , meski itu membutuhkan waktu , karena kau , sudah membuat hatinya remuk ," jelas Ivan. "Aku takut , Ivan. Aku menjauhinya , karena aku sering melihatnya dengan teman laki-lakinya , kalau tidak salah , namanya Atsu. Aku kira mereka pacaran ," terang Niel. "Niel , Niel. Naija mungkin memiliki banyak teman laki-laki , tetapi hanya ada satu laki-laki yang dapat menaklukan hatinya , yaitu , seseorang yang dia suka ," jelas Ivan. "Sudah , besok , kau temui dia , atau kau chat dengannya , sampaikan permohonan maafmu padanya , dan , sudah. Jangan menyesali perbuatan yang telah berlalu!"
~~~~~@@@@@~~~~~