Chereads / Story of Naija / Chapter 24 - "Maaf , aku butuh waktu"

Chapter 24 - "Maaf , aku butuh waktu"

Keesokan hari , Niel mencari Naija di sekolah. Karena Naija tidak dia temukan , maka Niel menunggu Naija datang. Benar saja , Tak lama kemudian , Naija datang bersama Mulheirs dan Marsha. "Mul , jangan lupa nanti ekskul Bahasa Inggris ," kata Naija sambil terkekeh. "Ya , kamu ga ingetin aja aku udah bakal datang , Na ," jelas Mulheirs. "Siapa tahu kamu kabur , bisa aja kan , heheheh ," canda Naija. 'Mereka terlihat riang gembira ,' batin Niel. "Eh , Naija. Itu kan Niel?" Tanya Marsha. "Hah? Eh , bener juga. Ngapain dia di sini?" Tanya Naija dengan nada jutek. "Eh , permisi! Aku , mau bicara sebentar dengan Naija , hanya berdua , boleh kah?" Pinta Niel dengan nada memohon. "Hm , boleh. Tapi kalau kamu buat Naija menangis , awas saja!" Ujar Marsha dengan nada emosi. Maka , Marsha dan Mulheirs pun pergi duluan , meninggalkan Naija dan Niel di lorong sekolah.

"Jadi , ada apa? Tumben?" Tanya Naija dengan jutek. Niel melihat Naija yang tidak menatap mukanya sama sekali. Hal itu membuat perasaan Niel semakin tidak enak. "Anu , kamu masih ingat kan , aku pernah bilang kalau aku sudah move on darimu ," kata Niel. Naija kemudian melihat ke arah Niel dan berkata , "ya , aku masih ingat. Hatiku masih mencatat kata-katamu , dan tidak akan pernah bisa untuk di hapus atau di tarik kembali. Ada apa?" Tanya Naija. "Uhm , aku...." Niel sedikit takut untuk mengatakannya. "Ada apa? Katakan saja padaku. Kenapa? Aku menghalangi jalanmu dengan pacarmu? Atau apa?" Sindir Naija. "Tidak. Tidak , Naija. Sebenarnya , alasan move on itu , hanya alasan palsu. Maafkan aku , aku telah menyakiti hatimu ," ungkap Niel dengan nada memelas. Naija tertegun , dan menatap tajam Niel , setajam rasa sakit yang telah ia terima. "Apa katamu? Alasan palsu?" Tanya Naija. "Ya , ada alasan lain sebenarnya. Yaitu , kamu sering bersama laki-laki itu , aku , cemburu tahu , makanya aku berkata bahwa aku sudah move on darimu ," jelas Niel dengan ketakutan. Naija semakin menatap tajam Niel. "Niel , kamu tak melihat , waktu itu , aku menyebutmu bodoh karena tindakanmu? Kamu juga tak melihat bahwa aku menangis akibat tindakanmu yang sangat menyayat hatiku!?" Tanya Naija dengan amarahnya , sampai-sampai mereka di lihat oleh Yeshiva dan Noah yang hendak mengisi minum.

"Yes , mereka , kenapa?"

Sementara , Choki dan Ivan yang sedang mencari Niel , mereka menemukan Niel sedang berbicara kepada Naija. "Eh , tuh si Niel lagi bicara dengan Naija. Intip yok?" Ajak Choki. "Jangan , kalau ketahuan kan berabeh ," tolak Ivan. "Sudah , Ayo!" Ujar Choki sambil menarik Ivan. "Ah! Dasar Choki!" Ujar Ivan dengan kesal. Mereka mengintip Niel dan Naija di tempat yang sama dengan Yeshiva dan Noah yang ikut mengintip. "Maaf , maafkan aku , Naija , aku sangat menyesal karena membuatmu terluka , maaf atas tindakanku yang menyakiti hatimu ," kata Niel dengan nada penyesalan , yang membuat Naija semakin marah. "Kamu pikir , dengan nada penyesalanmu itu , kamu dapat membuatku mudah memaafkanmu begitu saja? Tidak. Hatiku , perasaanku , sudah aku lakban berkali-kali sampai aku sendiri yang merasa menderita. Ya , benar , aku masih Ada rasa denganmu , tapi , jangan kira karena aku masih menyukaimu , aku dapat dengan mudah memaafkan dirimu. Malah , aku berterimakasih , karena kamu telah mengajariku hati-hati dalam menyukai seseorang. Dan terimakasih atas rasa sakit nya ," terang Naija. "Tapi , apakah , dirimu mau memaafkanku?" Tanya Niel dengan memohon. Naija berbalik , berjalan sebentar , dan menoleh ke arah Niel kembali dan berkata , "maaf , Niel , aku butuh waktu ,"

~~~~~¥¥¥¥¥~~~~~