Bersenang-senanglah sebelum statusmu berubah menjadi seorang istri sebentar lagi.
**
Mendengar itu, Lisa pun jengkel dan memukul lengan Erik keras. "Kau mengesalkan sekali yah? Aku tidak mau menikah. Yang benar saja, akan ku tolak bagaimana pun caranya."
"Nyonya, aku tidak bisa bayangkan bagaimana reakso papimu itu jika kau berani menolak perjodohan ini." sambil terkikik puas.
"Diamlah, jangan banyak bicara lagi. Aku sedang memikirkan caranya. Itu membuat kepalaku hampir meledak karna pusing." dengusnya kesal.
Mereka pun berbincang banyak hal hingga sampai di lokasi yang dituju. Jam menunjukkan pukul 12.30.
"Kau pergilah dulu. Aku akan menyusul nanti. Kita sudah terlambat."
"Ya ya baiklah." Lisa pun keluar dan masuk kedalam dengan santai.
"Permisi Nona, untuk meja yang mana?" ucap pelayan disampingnya. "Hmm meja atas nama Alex ada?" , "Oh sebelah sini Nona, mari ikut saya."
Berjalan masuk menuju meja didalam ruang privasi dan melihat hanya ada satu orang didalamnya. 'Sudah pasti dia Alex' ucap Lisa santai.
"Halo, maaf saya terlambat. Jalanan sedikit macet hari ini." ucap Lisa ramah.
Pria itu pun menengok dan memang Lisa dari ujung kepala hingga ujung kaki.
'Oh ternyata playboy cap kabel toh.' sambil tersenyum singkat lalu kembali biasa saja seperti sedia kala.
'Ternyata lebih cantik dari yang difoto. Boleh juga untuk dijadikan istri.' batin Alex senang.
"Halo?" ucap Lisa lagi , Alex pun tersadar dari lamunannya "Oh sorry, ia silahkan duduk." , "Terima kasih. Ah iya maaf sudah terlambat." , "Iya tidak apa. Pesan makan dulu bagaimana?"
Mengangguk mengiyakan, Alex pun segera memanggil pelayan dan memesan menu makan siangnya. Setelah pesanan selesai, pelayan pun kembali pergi meninggalkan mereka.
"So, langsung aja bagaimana? Jadi Bapak Alex ada perlu apa dengan saya?" ucap Lisa santai.
"Haha baiklah saya memang tidak ingin banyak basa-basi. Dan sepertinya Nona Lisa tidak tau maksud tujuan saya mengajak anda bertemu. Bisa saya tebak, kau juga pasti tidak tau kalau saya adalah calon suami mu?"
Teramat kaget, Lisa mebelalakan matanya lebar-lebar bahkan hampir keluar mendengar hal tadi. Bukan hanya itu, lidahnya bahkan terasa beku seketika.
Tubuhnya pun mendadak berkeringat dingin dan tangannya tanpa sadar meremas dressnya erat-erat.
Beberapa saat terdiam. Mencoba untuk mengendalikan dirinya, ia pun perlahan-lahan kembali ke kondisi normal tubuhnya.
"Kita batalkan pernikahannya."
Itulah ucapan pertama yang keluar dari mulut seksi Lisa. Alex sempat terkejut dengan kedua alis yang mengkerut diwajah tampannya itu, lalu berujar
"Tidak bisa, keluargaku tidak akan setuju. Bagaimana jika kita buat kesepakatan saja?" suara bariston yang mendominasi itu terdengar indah ditelinga Lisa.
Meminum jus yang ada didepannya ini untuk mengurangi rasa gugup, lalu menjawab "Seperti?" , "Perjanjian nikah."
Alis Lisa terangkat sebelah lalu senyum smirk terpampang diwajahnya. "Seperti kontrak?"
"Ya. Seperti itu. Cukup 1 tahun setelah itu kita berpisah." , "What? 1 tahun? Tidak. Itu terlalu lama. 6 bulan saja."
"6 bulan terlalu cepat untuk menimbulkan konflik yang kompleks dalam pernikahan. Mereka pasti akan sangat menentangnya."
Lisa pun membenarkan ucapan Alex barusan, kalau hanya 6 bulan pasti kedua orang tuanya akan sangat tidak setuju. Ini malah akan mempersulitnya lagi.
"Baiklah 1 tahun." menoleh ke arah ujung samping, "Erik, berikan kertas dan pulpen padaku. Lalu materai juga."
Erik pun sedikit bingung mendengar itu namun tidak banyak bertanya dan langsung memberikan apa yang diminta bosnya ini.
Lisa mengambilnya dan memberikan kertas serta pulpen itu pada Alex, "Tulislah pernyataan dengan jelas bahwa hubungan kita hanya kontrak dalam 1 tahun. Setelah 1 tahun, pihak manapun berhak memutuskan hubungan kapan saja." ucap Lisa tenang.