Telpon pun dimatikan, dan melempar foto cantik Lisa itu ke lantai lalu tidur.
**
'Kringkring'
Lisa meraba tempat tidurnya mencari-cari benda yang membuat tidur pulasnya terganggu itu.
"Ya halo?" , "Kau baru bangun Nona?" , "Ada apa Rik? Apa kau lupa hari ini aku off?"
"Nona Lisa ku sayang, ini sudah jam 11 dan kau masih tidur? Yang benar saja!" oceh asistennya ini.
"Stt jangan berisik. Sudahlah kalau tidak ada yang penting aku tutup dulu."
"Ehhh tunggu... Hari ini kau ada pertemuan makan siang dengan pengusaha tampan di Four Season Hotel jam 12."
Mendadak kaget, Lisa pun refleks menduduk kan dirinya dan membuka matanya lebar-lebar.
"Apa kau bilang?! Pertemuan? Jam 12? Yang benar saja. Ini sudah jam 11 dan perjalanan ke sana pun cukup lama. Kau fikir aku bisa berubah cantik dalam waktu 10 menit? Hah?!" omel Lisa kesal.
"Nona sayang, aku minta maaf baru memberimu kabar. Aku pun baru membaca emailnya tadi pagi. Makanya aku buru-buru memberitahu mu sekarang."
"Undur. Aku gak mau jam 12. Katakan padanya jam 1 atau 2 siang. Lagian kau tau aku sedang off hari ini. Aku ingin bersantai, kenapa harus mengambil pertemuan disaat-saat santaiku sih?" decaknya lagi.
"Siap-siaplah dulu sekarang. Mengomelnya nanti saja ketika aku sudah datang menjemputmu. Cukup 30 menit berdandan. Oke? Bye."
"Ta,...pii.." telponnya pun langsung terputus tanpa memberi izin pada Lisa untuk menyelesaikan kalimatnya lebih dulu.
Ia pun mengutuki asistennya ini dengan berang lalu dengan pasrah beranjak dari kasur dan masuk kamar mandi.
'Awas aja kalau yang hal yang dibahas tidak sepenting yang ia perkirakan. Erik akan menanggung akibatnya karna berani mengganggu jam off nya ini.' ucapnya dalam hati.
Seperti biasa, penampilan Lisa selalu memukau walau hanya menggunakan dress span diatas lutut berwarna pink dengan long blaszer senada ditambah dengan sepatu sneakers putih dan tas selempang polos serta beberapa aksesoris kalung dan anting melekat sempurna ditubuhnya.
Rambut panjangnya pun hanya dikuncir satu keatas dengan bentuk yang sengaja tidak terlalu rapih. Polesan makeup ringan semakin mempercantik dirinya.
Selesai.
'Tintintin'
'Ah pas sekali, dia sudah sampai rupanya.'
Segera beranjak turun dari kamar, dan menuju meja makan lalu mengambil susu kotak dingin dan berjalan keluar rumah.
Rumah nya sepi, maklum saja Lisa merupakan anak tunggal dari keluarga kaya. Ibunya seorang dokter bedah kepala yang super sibuk sedangkan ayahnya adalah seorang pengacara yang profesional dan tidak kalah sibuk dengan Ibu nya.
Sekeluarga memang berbeda aliran semua, yang satu bidang kesehatan, yang satu bidang hukum dan yang satunya lagi bidang entertain.
Lisa memang memiliki apartment nya sendiri, dan biasanya hanya akan pulang beberapa kali saja kerumah orangtuanya ini.
"Pagi Nona Lisa, sudah mau berangkat?" sapa satpam rumahnya. "Iya, Bibi mana? Saya pergi dulu ya pak." , "Bibi ke pasar Nona. Baik. Hati-hati dijalan Nona."
Lisa pun mengangguk dan segera masuk dalam mobil Erik.
"Selalu cantik modelku ini." tersenyum semringah dan segera menancapkan gas menuju lokasi pertemuan.
Sambil menusuk susu kotak yang dibawanya, "Jadi siapa orang dadakan yang akan kita temui hari ini?"
"Jangan sinis beb, dia pengusaha muda hebat dan tampan. Kau akan suka pasti." , "Aku bertanya siapa, kenapa kau malah menjabarkannya seperti itu?"
"Haha baiklah baik, namanya Alex pengusaha mapan di bidang properti besar di luar maupun dalam negri."
Tidak ada jawaban, Erik pun mengambil sebuah foto dan diberikannya pada Lisa, "Ini orangnya. Bagaimana? Cocok untuk jadi mainan barumu tidak? Bersenang-senanglah sebelum statusmu berubah menjadi seorang istri sebentar lagi." ledek Erik sambil tertawa.