"Pokoknya Lisa gak mau menikah Mam! Titik! Jangan paksa-paksa Lisa. Lisa masih muda, masih butuh seneng-seneng!" ucap Lisa dengan nada tinggi pada Ibunya.
"Lisa, Nak. Dengarkan Mami, Alex anak teman mami itu tampan sekali nak, selain itu mami dan papi mu ingin kami besanan dengan keluarga pak Rio. Tolong nak, temui saja dulu. Jangan langsung menolaknya." bujuk Rieta yang adalah mami Lisa.
"Mam please ya! Lisa bilang engga ya engga."
"Tapi nak,..."
"Sudahlah Mam, Lisa gak mau denger lagi. Udah malem Lisa capek mau istirahat. Bye Mam." menaiki tangga dengan cepat menuju kamarnya, lalu membanting pintu kamar dengan kencang.
'Brak'
Menggelengkan kepala, pusing.
'Anak ini bener-bener deh, sepertinya memang harus Papinya yang turun tangan kalau udah begini.' dengus Rieta pasrah.
~
"No! Alex masih ingin fokus kerja. Nanti Alex akan cari pendamping sendiri." ucapnya santai.
"Nanti kapan? Kamu itu udah umur 27 tahun Lex. Fokusmu itu hanya gonta ganti wanita saja. Kamu pikir Ayah tidak tau?" omel Rio yang adalah Ayah Alex.
"Ayah, gonta ganti pacar merupakan salah satu cara menemukan yang sesuai. Nikmati saja proses nya." balasnya acuh tak acuh.
Geram melihat tingkah anak sulungnya ini ia pun langsung berujar dengan tegas.
"Temui dulu Lisa. Lalu kita bicarakan rencana pernikahannya setelah kalian bertemu." setelah berkata demikian sang Ayah pun pergi meninggalkan Alex yang melotot tak percaya mendengar ucapan Ayah nya kali ini.
Disuruh menikah bukanlah kali pertama yang ia dengar dari Ayah dan Ibu nya. Namun kali ini, sepertinya adalah sebuah malapetaka yang sebenarnya.
"Ka, sudah turuti saja mau ayah. Toh cuma ketemu doang. Yang aku liat nih, ka Lisa cantik loh." ucap Melly adeknya.
Melirik ke arah Melly, "Masa? Mana fotonya, sini berikan padaku."
Melly pun tersenyum dan memberikan foto berukuran sedang kepada Alex.
"Gimana? Cantik kan ka? Sudah temui aja dulu. Jangan buat ayah dan ibu makin marah. Kalau gak suka, nanti baru dipikirkan lagi cara batalin pernikahannya." bujuk Melly.
Berfikir sebentar, mencerna kata demi kata yang diucapkan Melly. Ia pun akhirnya mengangguk setuju.
Sudah malam, kau tidurlah sana. Besok masih harus kuliah." , "Iya kak. Kakak juga istirahat, besok kan harus ke kantor." , "Hmm."
Ia pun beranjak pergi ke kamar sambil membawa foto Lisa yang diberikan Melly tadi.
Setelah Alex menghilang dari pandangan Melly, ia pun bergegas memanggil Ibu nya yang menguping dibalik tangga tadi dan tersenyum riang.
"Hebat kan Melly, Bu." sambil tertawa kecil "Ka Alex pasti suka Bu sama Ka Lisa. Ibu tenang aja, serahkan ini sama Melly." ucapnya bangga.
Mengelus rambut panjang anak bungsunya ini, "Anak Ibu yang satu ini memang pintar, tolong Ayah dan Ibu ya nak. Bantu kakak mu itu untuk setuju menikah dengan Lisa."
"Tenang Bu, Melly tau kakak pasti setuju. Melly juga udah gak sabar ingin punya kakak ipar seorang model dan aktris terkenal."
"Dasar kamu, Yasudah Ibu tinggal dulu ya. Ibu mau memberitahu Ayah soal ini." , "Iya Bu."
••
Alex terus memandangi foto yang ada ditangannya sedari tadi.
Menggoreskan lekukan ke atas membentuk sebuah senyum penuh arti.
'Untung cantik dan seksi, boleh lah untuk kesenangan fisik.' lalu mengambil handphonenya,
"Halo Pak Alex, ada yang bisa saya bantu?" , "Buatkan janji dengan model bernama Jenlisa besok tepat jam makan siang."
"Baik Pak, akan saya lakukan segera." , "Oke, saya tunggu kabarnya."
Telpon pun dimatikan, dan melempar foto cantik Lisa itu ke lantai lalu tidur.