"Eh ngapain kamu kesana? Motorku disini!" panggil Jaeta saat mereka keluar dari butik Anala dan wanita itu berjalan kearah yang berbeda dengannya.
"Mobilku disana."
"Terus kita jalan pisah-pisah gitu? Nggak asik banget sih?"
"Yaudah ayo kesini, kita pergi dengan mobilku."
"Nggak, kita pergi dengan motorku!" Jaeta tak kalah bersikeras, tampak dari mereka yang satupun tak ingin beranjak dari arah posisi masing-masing.
"Rujaeta!"
"Anala!"
Anala menghela napas panjang sambil mengusap pelipisnya, "lebih nyaman mana mobil atau motor?"
"Lebih nyaman motorlah, sampainya lebih cepat, nggak makan tempat yang bisa bikin kota kita tercinta ini makin macet. Mobil lebih boros, terus nanti nggak bisa nyalip-nyalip di tengah jalan," bela Jaeta sambil memasang helm miliknya.
"Keras kepala ya?"
"Kamu juga keras kepala."
"Emang kamu punya helm satu lagi? Aku nggak mau ya kalau aku nggak pakai helm," Anala mulai memberikan syarat sebelum ia terlihat mengalah begitu saja.