Boss di volume satu ini, kebanyakan anak buahnya Diablo yang diberikan semacam segel kekuatan, cursed mode. Beberapa demon witch akan berhadapan dengan Nirvana. Dengan cursed mode, mereka memiliki perubahan wujud menjadi seperti setengah iblis, menjadi sangat kuat jika dibandingkan manusia biasa.
__________________________________________________
Mansion Charlotte, Las Castella.
Di dalam ruangan kerja, seorang pemuda bersama gadis kecil yang berambut perak. Kita mengenal sebagai Satella.
Namun seseorang masuk kedalam ruangan.
"Ah, sudah tiba." Seorang pemuda berambut panjang menjentikkan jarinya.
Seorang dengan seragam militer datang. Seragam militer ala perang dunia kesatu. Seragamnya mirip pasukan kerajaan Inggris.
"Ada apa Duke Pegasus?" Wanita berseragam militer memberikan gestur hormatnya, ia berlutut.
"Kepala kesatria kamp militer Charlotte, Silvia. Perkenalkan ini adikku, namanya Satella." Itulah sambutan sang Duke Charlotte.
"Perkenalkan, namaku Silvia Mercedes. Salam kenal ya nyonya kecil." Silvia memberikan gestur berlutut kala berdiri.
"Salam kenal Silvi." Satella dengan senyuman riang.
"Silvi ini adalah seorang berseker." Duke Pegasus menatap adiknya.
"Tugasmu adalah menjaga adikku sampai bulan purnama berakhir."
"Apa, kenapa harus bulan purnama. Ada apa saat bulan purnama?"
Atas permintaan Duke Pegasus, kepala kesatria bertanya-tanya.
"Tak ada hak bertanya! Lakukan perintahku," ujar Duke Pegasus.
Silvia Mercedes, hanya patuh.
Silvia Mercedes memiliki tubuh berperawakan tinggi berisi. Agak kekar, namun ada lapisan daging berisi pada tubuhnya memberikan kesan gadis tangguh. Yang paling menonjol adalah ukuran bukit kembarnya yang sangat menarik.
Duke Pegasus adalah kepala rumah tangga bangsawan, klan Charlotte. Duke Pegasus memiliki rambut berwarna perak panjang bermodel kepang Perancis.
Sementara itu....
******************
Desa Kama.
Di sebuah desa yang dikelilingi oleh pagar kayu. Cukup luas, penduduk pasti banyak bila dilihat berdasar jumlah pemukiman. Ada pertanian didalam dinding kayu setinggi dua meter. Penjaga yang berdiri diatas dinding, bukanlah ras manusia.
Di pusat kota, manusia bertanduk sedang berkumpul dengan satu kelompok ahli sihir. Mereka semua ada dua belas orang kurang lebih.
Ia kita kenal dengan nama Diablo, raja iblis yang datang dari dunia lainnya. Disebelahnya ada iblis berwarna ungu. Ialah jendral iblis kesetiaan, Belphegor.
"Terimakasih kalian semua mau bergabung. Aku percaya kalian ini sekumpulan ahli sihir berbakat."
Diablo berbicara dengan beberapa ahli sihir. Mereka ras manusia.
"Berganti ras menjadi setengah iblis maka kalian dapatkan kekuatan tak tertandingi. Kalian akan menjadi demon witch!"
Tak ada jawaban, semua menyimak dengan cermat. Sepertinya semua setuju untuk menjadi demon witch dan mengikuti rencana Diablo.
Status Satella sebagai orang yang terpandang, dalam arti keluarga ningrat membuat mudah untuk mencari info tentangnya. Diablo mendapat informasi keberadaan Satella sangat mudah, sementara Satella belum tahu keberadaannya Diablo. Mungkin berencana untuk melakukan serangan.
"Bagaimana dengan pedang suci?" Tanya jenderal iblis, iblis ungu.
"Kita singkirkan satu per satu agar mudah. Pertama, singkirkan dulu penyihir anak kecil menyebabkan. Setelah anak kecil itu musnah, kita lakukan langkah berikutnya."
******************
Lorong sekolah.
Nirvana sedang berjalan dilorong. Keadaan saat ini sangat sepi. Sepi sekali, sebagian besar penghuni kastilnya sedang ada kelas. Tetapi, ditengah keheningan ada sesuatu.
Terhenti di perempatan lorong, ia menoleh kearah kiri. Ternyata ada seseorang berdiri disana. Seolah ia ingin menyapa atau berinteraksi. Memberi gestur menunjuk tatap muka dengan empat mata.
Seorang gadis elves berambut perak berada di sana. Terkejut Nirvana menghampiri sosok tersebut. Kala tatap muka, ia memiliki garis wajah yang sangat berwibawa. Gadis elves tersebut tingginya diatas Nirvana.
"Jangan-jangan kamu kakaknya Satella?"
"Bukan."
Nadanya memberi kesan bahwa ia adalah karakter tegas.
Siapa gadis misterius ini?
"Kamu tidak perlu repot-repot tuk selamatkan banyak nyawa. Satella mampu melaksanakannya. Kamu hanya perlu mengurangi bebannya saja. Tatapan laki-laki berusia 18 tahun ini, sungguh membuatku merasa rindu."
Nirvana hanya mampu mencerna separuh ucapannya.
Aku tidak mengenal gadis elves ini.
Aku baru pertama kali bertemu dengan gadis ini.
Gadis elves perawakannya tinggi berisi. Memiliki bahu yang kokoh, memakai rok diatas lutut sehingga pahanya begitu menarik. Ia punya tubuh yang montok. Perawakan wanita elves itu ditafsir berusia 27 tahun dalam prespektif manusia. Karena ras nya elves mungkin saja tingkat kedewasaannya sebanding dengan usia ratusan tahun. Ada kemungkinan, dua ratus tahun.
Yang paling menarik yaitu ukuran bukit kembarnya.
"Lihatnya kemana oy!" Gadis elves menegur Nirvana yang terlalu fokus melihat bukit kembarnya.
"Berarti kamu ibunya Satella ya?" Tanya Nirvana.
"Juga bukan." Ia menyanggah.
"Lalu siapa?" Tanya Nirvana.
"Aku master sihir. Aku datang dari masa depan."
"Apa?"
Nirvana tercengang atas apa yang dikatakannya.
"Karena aku sudah mencapai batas Dewata, panggil saja aku dewi peri." Gadis elves itu tertawa riang.
"INI LEBIH GILA LAGI!" Nirvana tersentak.
Peri adalah istilah lain untuk menyebut ras elves.
Menanggapi respon Nirvana, dewi peri melotot kearah Nirvana. Jelas tatapan matanya dewi peri cukup menyeramkan. Ia pun. melangkah perlahan mendekati Nirvana yang melangkah mundur perlahan-lahan.
Namun tiba-tiba dewi peri malah mengulurkan kedua tangannya.
Tentu Nirvana tahu bawah itu merupakan gestur bersahabat.
Nirvana meraih tangan dewi peri sehingga mereka saling pegangan tangan. Namun, baru sebentar saja berjabat tapi dewi peri menarik lengannya kuat-kuat. Ia menarik lengan Nirvana kuat-kuat sehingga Nirvana terhempas kedepan.
Nirvana terkejut merasa betapa kuatnya sang dewi peri.
Nirvana ditarik, dampaknya tanpa sengaja mereka bertabrakan. Tetapi seolah ini sudah disengaja oleh sang dewi peri. Menendang pergelangan kaki Nirvana, sehingga Nirvana terpeleset. Alhasil kepalanya pun mendarat di belahan bukit kembar milik sang dewi peri super montok.
"Ap--"
Baru akan berseru kaget, kepala Nirvana sudah dibenamkan oleh pemilik bukit kembar. Dewi peri merangkul kepala Nirvana dengan kedua lengan atletik nya, matang bersisi daging nan padat. Ditekan tanpa ampun, seolah dewi peri memang naksir pada manusia didepannya itu. Saking intens ia memaksa kepala lawan ditekan, sampai-sampai lawannya makin kesulitan untuk bernapas.
"Hmp...." Nirvana berontak dan berusaha mendapatkan oksigen.
"Dasar bayi." Olok-olokan diberikan oleh dewi peri. Seolah ia ibu yang sedang menyusui anaknya.
Dewi elves ini, sangat sableng....
Akhirnya dekapan dewi elves itu terlepas.
"Ah ... aduh. Aku merasa lapang nih sekarang." Wajah dewi peri begitu puas setelah adegan tersebut.
"Kenapa kamu melakukan hal ini padaku?" Nirvana berbicara tanpa berani menatap dewi peri.
"Ara ara.... Wajah pemalu, sosok delapan belas tahun."
"Aku bilang! Kenapa kamu lakukan hal ini padaku?"
Kemudian Nirvana pun meludah kesamping dengan maksud untuk menghilangkan sensasi aneh yang tidak sengaja tertelan.
"Kenapa di lepehin. Kenapa tidak ditelan saja?" Protes dewi peri yang menunjukkan raut tidak senang.
"Kenapa, aku bilang!"
"Baik-baik, akan aku jawab. Tapi kamu kan suka dengan keringatku, kenapa tidak ditelan saja aroma tubuhku."
Mengambil napas panjang, sosok dewi peri menjawab.
"Kenapa aku melakukan itu kamu bilang? Jawabannya karena kamu milikku," ujar dewi peri.
"Apa!"
Nirvana tidak terlalu puas dengan jawaban dewi peri.
"Baiklah dengar aku ya. seiring berjalannya waktu, kamu bakal paham siapa aku. Kalaupun kamu tidak kunjung paham, aku akan memberitahumu siapa aku. Aku memberitahumu saat kita sedang kabur kehutan, kamu sabar dulu."
Itulah yang dikatakan dewi peri. Nirvana merasa bahwa dewi peri sengaja merahasiakan identitas tentang dirinya.
Setelah merogoh saku, dewi peri memberikan item sihir kepada Nirvana. Adalah cincin batu yang berwarna hitam. Cincin memiliki motif bintik-bintik putih seolah gambaran tata Surya.
"Itu adalah batu cincin meteor."
Setelah menghadiahkan cincin itu, dewi peri menjelaskan.
"Item sihir ini memiliki kekuatan ilusi. Bisa membuat dopelldangger diri sendiri, atau menirukan sosok yang ada didalam imajinasi user. Semakin kuat imajinasi mu maka semakin kuat sosok yang tercipta. Kamu paling jago melakukan ini. Kenapa aku bilang begitu ya, kamu belum pernah memakai item ini padahal. Tentu karena aku percaya kamu paling jago dengan metode tersebut. Kamu menertawakan aku saat aku bersikeras bisa membuat sosok ilusi lebih kuat dari kamu. Ternyata sosok ilusi dari imajinasi milikku sangat payah. Satu Minggu lebih aku ditertawakan olehmu."
"Kapan aku--"
Belum selesai menyanggah. Bibir Nirvana ditahan oleh telunjuknya dewi peri. Ditahan agar tak bicara.
"Aku keceplosan. Harusnya kau gak katakan itu. Niatku kan kepengen rahasiakan identitas ku sampai saat itu tiba."
Nirvana tak dapat berkata-kata. Kemudian dewi elves melangkah mundur seolah akan segera pergi.
"Nanti malam kamu tidurnya lebih awal! Soalnya kamu harus punya banyak stamina," ucap dewi elves, dengan aksen centilnya.
"Stamina?"
"Soalnya nanti malam kita akan bertempur di ranjang. Nanti kita malam pertama." Tawa centil dari dewi peri atas candaannya.
"APA!"
"Gak ada bantahan. Jelas kan kamu milikku."
Melambaikan tangan, ada lingkaran sihir muncul diatas tempat yang dipijak dewi peri. Kemudian sosok dewi peri menghilang seperti efek sihir teleportasi.
Nirvana mengambil napas panjang penuh kelegaan.
*****************
Berdiri didepan pintu kelas. Tidak lama kemudian pintu dibuka dan sekumpulan murid mulai keluar.
Ada gadis remaja rambut ungu kepang Perancis keluar dengan tertunduk lesu. Ketika ia mulai mengangkat kepalanya, ia kaget.
Gadis berambut ungu dikepang berjalan cepat dengan semangat menuju seseorang.
"Apa kamu sengaja nungguin aku kak?" Anna kini bernada semangat.
"Kebetulan lewat. Senang lihatnya. Senang melihat kamu tidak bolos sekolah lagi." Nirvana memberikan sedikit dorongan.
"Ah, jangan terlalu memuji. Anna sekarang udah semangat belajar." Pipinya memerah, Anna tertunduk sambil memalingkan wajahnya.
Raut wajah malu-malu Anna amat manis dan lucu.
Merah wajahnya sedikit mereda. Kemudian mengangkat kepalanya, Anna mulai berbicara.
"Nanti sore aku bakalan latihan senjata rantai lagi kak. Aku mau cobain dual welding kak." Anna mengepal tangannya dipenuhi motivasi tinggi.
"Bagus, aku senang dengarnya."
"Makan siang yuk." Anna menarik lengan Nirvana dengan riangnya.
Mereka melangkah menuju ruang kafetaria sekolah.
Siapa sih wanita peri yang mesum barusan itu.
Apa benar dia seorang dewi?
Dewi peri yang mesum?
Jujur saja, perawakan yang menarik dan tingkah genitnya bikin aku tidak mampu bereaksi apa-apa.
Nirvana terus bertanya-tanya dalam hatinya.
~Bersambung~