Terkadang penyihir jaman dulu menyimpan fragmen jiwa kedalam benda mati. Kadang fragmen jiwa tersebut berisi potongan kekuatan pemilik fragmen jiwa. Pewarisan kekuatan melalui fragmen jiwa disebut saint grafik. Saat Nirvana mendapat justice sword, otomatis menerima saint grafik dari white mage yang telah mati.
Ide yang gua ambil buat bikin plot, Deus ex Machina.
____________________________________________________
"Langsung pakai kekuatan tingkat authority saja. Mantra sihir kurang efektif terhadap mereka." Itulah kata-kata Diablo Sebelum Satella menderita kekalahan di loop yang sebelumnya.
Ray Valerious Scarlett terpejam untuk menajamkan indera lainnya. Ray merasakan kepekatan medan sihir tak kasat mata diudara. Menebas dengan kekuatan asli pedang naga, dengan mata tertutup.
Satella ada di samping Nirvana.
"Ketika sesuatu menabrak perisai es milikku, tebas lah!" Pinta Satella.
"Hei bocah kecil, kamu bisa merasakan element apa pada serangan tidak terlihatnya itu?" Tanya Gandalf.
"Aku mencium hawar hitam. Aku mengkonfirmasi bahwa itu adalah elemen gelap!" Satella amat yakin.
"Aku akan mengaliri energi sihir kepada pedang. Justice sword kini berproperti white magic." Gandalf membalas masukkan Satella.
Secara bertahap, ada bintik-bintik emas pada justice sword. Kilauan emasnya semakin terang. Element putih, white magic tingkat dua membentengi bilah nya.
Ray Valerious menebas sesuatu yang tak kasat mata.
"Habisi dia terlebih dulu!" Diablo menunjuk kearah Satella.
Satella sudah melakukan banyak sekali stack perisai es. Memakai kekuatan magic crest, Satella memproyeksikan begitu banyak pedang es. Satella mulai melesatkan ratusan pedang es. Pedang es pecah sebelum mencapai targetnya.
Sesuatu tak kasat mata melindungi jendral iblis berkulit ungu.
Tiba-tiba perisai es ditabrak oleh sesuatu tak kasat mata. Retakan muncul pada setiap sisi. Perisai dimunculkan di segala sudut. Lalu Nirvana menebas apa yang tidak terlihat. Ada suara robekan daging ketika Nirvana menebasnya.
"Waktunya kabur-kaburan! Nyawa ditanggung masing-masing," seru Satella, memakai seni transfigurasi, melesat ketempat yang jauh.
Gandalf menanggapi sinis.
"Dasar magic caster gak ada ahlak! Bocil sialan itu main pergi sendiri," ucap Gandalf bernada sinis.
Nirvana segera berlari kearah yang sama dengan Satella. Ditengah pelarian, tau-tau sesuatu mencengkeram pergelangan kaki Nirvana. Bahkan tubuhnya sampai terseret sebentar, dijalanan.
Dalam posisi terlentang, diseret, Nirvana menebas kearah apa yang mencengkram kakinya. Ada suara robekan daging. Dan unseen hand pun ditebas putus. Di bekas cengkraman terdapat efek luka memar merah berbentuk tangan. Sensasi luka ala bakar campur sayatan. Bahkan Nirvana jadi lebih lambat sekarang, larinya.
Nirvana berlari zig-zag. Melompat kearah samping secara tiba-tiba. Semuanya hanya untuk menghindari serangan yang tidak kasat mata itu.
**********
Pada akhirnya sampai juga dititik Totem disimpan.
Observer Ward!
Satella menembak pedang es nya dengan bantuan mata semu pada observer ward. Terdengar banyak suara robekan daging menandakan ada banyak unseen hand kena irisan pedang es. Upaya ini agak efektif.
"Kalau gini caranya, bocah kecil itu lebih cocok disebut archer daripada magic caster," kata Nirvana.
"Archer? Bukankah mereka itu menembak anak panah," sanggah Gandalf.
Nirvana tidak menanggapi lagi.
"Oh tidak! Tangan-tangan tak kasat mata itu terlalu banyak." Satella kelihatan semakin resah.
Benar saja, tau-tau tangan dan kakinya kena cengkeraman oleh tangan tak kasat mata. Kaki dan tangannya direntangkan lebar.
Suara tulang patah terdengar.
"Mengerikan!" Batin Nirvana.
Tulangnya kembali lagi dibuat dislokasi.
Nirvana terkejut, tangan kirinya ditarik oleh sesuatu. Pergelangan tangan dicengkeram. Dengan refleks, menebas kearah benda tak kasat mata itu. Lalu terjatuh kala kakinya dicengkeram dan ditarik.
Menebas kembali agar terhindar. Setiap ia terkena cengkraman, itu akan membekas. Meninggalkan efek luka bakar dan luka sayatan kecil. Lalu berdiri lagi, menghunus pedang.
"Gawat!"
Kini tangan kanan yang terkena cengkeraman. Artinya tak mampu menebas objek tak kasat mata itu. Jangankan untuk serangan balik, bertahan hidup saja sulit.
"Bagaimana ini!"
Sangat panik, tangan kanan tidak dapat digerakkan.
Suasana semakin meresahkan.
Tidak ada asa.
Suara retak pergelangan tangan terdengar jelas.
"Cukup sampai disini!"
"Apa?"
Nirvana menoleh pada seseorang.
"Biar aku yang ambil alih masalah disini!"
Seseorang yang datang, memakai atasan warna hitam. Memakai sesuatu seperti ekso skeleton pada kontruksi zirah hitamnya. Bajunya berwarna hitam, pelat zirah ringan yang ia pakai juga berwarna hitam.
Lantas, siapa orang itu.
"Aku uskup agung Arkanava, kultus pengikut dewi NYX!" Itulah yang ia bilang, seolah memberi perkenalan.
Nirvana melihat, ini ada kemiripan dengan kesatria keteokrasian di serial anime yang sering ia tonton. Ini identik dengan kultus black scripture di serial overlord.
"Otoritas ilahi gelap, darkness creation!"
Kemudian memunculkan pedang dengan bilah berwarna hitam. bukan pedang fisik biasa. pedang ini wujudnya memudar, ini terbuat dari elemen gelap. Bukan api hitam, tapi bayangan yang dipadatkan.
Atack wave !!
Suara daging dirobek terdengar setelah ia melepaskan gelombang serang. Unseen hand terputus.
"Aku selamat," gumam Nirvana.
Menatap laki-laki dengan pakaian hitamnya. Memberi mimik wajah penuh syukur dan ucapan terimakasih. Posturnya sedikit lebih pendek dari Nirvana. Rambut hitam pendek.
"Terimakasih tuan arc bishop," seru Nirvana.
"Sama-sama," balas Arka.
"Orang itu, orang itu, orang itu, memiliki potensi black magic yang sangat besar. Magic power yang dimilikinya, overpower sih." Gandalf menilai. Seolah Arka tak dapat mendengar Gandalf, yaitu fragmen jiwa didalam pedang.
Arkha melakukan semacam ritual sihir. Muncul lingkaran sihir yang cukup besar.
"Sumoned, kurasa," ucap Gandalf.
"Dewi NYX mengijinkan ku untuk memanggil--" Arka ditengah proses sihir pemanggilan.
"Thanatos!"
Munculah mahluk humanoid yang berkepala burung. Tingginya lebih dari dua meter. Mungkin itu nyaris tiga meter. Ada dua pasang sayap berwarna hitam, artinya ada empat. Pedang katana sangat panjang ada dipinggangnya.
Munculah suara raungan, raungan yang sangat keras menggema. Suara dari Thanatos, kemudian ia terbang menuju musuh di kejauhan itu. Ia terbang bermanuver, menukik dan melakukan tebasan pada angin. Ia menebas tangan tak kasat mata itu.
Nirvana teringat video streaming untuk mengembalikan posisi tulang dari dislokasi.
Kemudian Nirvana berjalan kearah Satella. Seperti melakukan teknik pengobatan patah tulang. Kretak suara tulang bergeser. Tangannya ditarik, tukang bergeser kembali.
Semua sendi telah kembali normal.
"Terimakasih," ucap Nirvana.
"Sama-sama," balasnya.
Tau-tau Satella berupaya berdiri, tetapi sendinya masih nyeri.
"Ya ampun." Satella terjatuh lagi.
Terduduk dijalan, Satella menatap Nirvana.
"Bawa aku menuju tempat tadi. Aku harus menggunakan mantra sihirku!" Satella bersikeras.
"Baiklah," kata Nirvana.
Tidak lama, mereka melakukan gendong punggung.
Alih-alih menuruti perkataan dari Satella, Nirvana putar balik.
Nirvana berlari menuju titik aman. Dihadapannya terlihat kastil yang sangat tinggi. Kastil akademi sihir Griffin Quen masih nampak pada pandangan mata.
"Apa yang kamu lakukan!" Protes Satella, lalu memukul punggung Nirvana dengan tangan lentiknya.
Hanya geli saja.
"Pergi ke titik aman," kata Nirvana.
"Aku adalah arc mage. Pantang hukumnya lari dari pertempuran membela kerajaan!" Protes keras kembali diberikan.
Begitu keras kepala.
Kala berlari, memiringkan tubuh mungilnya ke kanan lalu ke kiri. Sehingga beban gendong Nirvana menjadi terasa berat. Sedikit tidak stabil saat berlari menjauh arena pertempuran tadi.
Terus bergerak mundur.
**************
Protokol utama.
Tiba dijalan raya utama yang amat besar disampingnya nampak kastil akademi sihir. Beberapa kesatria polisi militer berjaga di parameter aman. Di sana ada Jack frost.
"Kalian kembali, ada apa? Seperti anda terluka, nyonya Satella," ucap Jack, bernada khawatir.
"Di sini unit palang merahnya, ada?" Tanya Nirvana.
"Tidak!" Sanggah Satella.
"Apa?" Jack frost kaget.
"Bawa aku ketempat tadi. Bawa aku sekarang! Aku harus melepaskan mantra sihir. Seorang arc mage gak boleh kabur! Cepat bawa aku balik kesana!" Satella bersikeras.
"Ku teleport ke kastel kementerian sihir. Bersiaplah kalian!" Jack frost mengambil keputusan.
"APA!"
Satella murka dengan keputusan asistennya.
"AKU SUSPEN KAMU!"
**************
Thanatos terbang, ia bermanuver sangat cepat, sangat lincah. Banyak tangan tak kasat mata ditebasnya. Kemampuan insting membuatnya sukses memprediksi pola serangan tangan tak terlihat. Dengan terbang zig-zag pun membuat amat banyak tangan semu meleset dari sasaran.
Akhirnya face to face.
Thanatos mengayunkan pedang secara horizontal. Belphegor pun membentuk banyak tangan semu untuk melindung dirinya. Tangan semu tersayat, putus. Sisa-sisa dari kekuatan Tebasan nya mengenai jendral iblis itu.
Thanatos melakukan tebasan yang kedua.
Fatal end !!
Sementara Ray Valerious sedang beradu ayunan senjata dengan lawannya, Diablo. Pedang sudah ditarik dari sarungnya.
Slash....
Tangan kiri Diablo terputus.
"Kurang ajar!" Batin Diablo.
Lingkaran sihir muncul, sementara Ray dalam posisi bertahan.
Ada terlalu banyak lingkaran sihir muncul diarea sekitar.
Greater teleportation !!
Ada empat ratus lingkaran sihir merupakan skill teleport tingkat tinggi. Memunculkan banyak
Yang di teleport adalah war Devils. Kesatria berzirah dengan sayap menembus zirah. Mayoritas dari mereka memakai tombak yang bermata kapak. Kapak dua tangan.
"Ayo mundur!"
Bisa-bisanya dipermalukan oleh kesatria pedang suci.
Diablo menyimpan dendam.
Ray Valerious menghunus pedang kedepan. Posisi bilah nya sejajar dengan kepala. Cahaya keputihan diudara tiba-tiba muncul. Cahaya masuk kedalam bilah pedang suci.
Lama-lama semakin silau.
Ray Valerious melakukan tebasan dengan dampak AOE. Saat wave dilepaskan, cahaya putih sangat terang menyilaukan itu muncul.
Setelah itu Ray menghabisi semua war Devils dengan tebasan biasa.
Setidaknya seorang dari menara pengawas, menembakan flarer ke udara. Munculah satu skuadron Griffin Ryder. Pengendara Griffin adalah pasukan elite kementerian sihir. Melesatkan sihir kuat dengan rambat serangan yang panjang.
Kira-kira ada empat puluh Griffin terbang mengudara.
Sepertinya upaya Ray Valerious berjalan lancar.
***********
Kastil kementerian sihir, ruang klinik.
Gadis berambut silver yang luka dibagian sendi tulang, kini sedang terbaring di ranjang klinik. Sosok yang membawanya kemari sedang duduk disebelahnya.
"Kamu mau balik kesana," ucap Nirvana.
"Tidak...." Satella dengan nada kagetnya. Mimiknya juga takut.
Nirvana tersenyum, menyadari sesuatu.
Gengsinya sebagai penyihir tinggi sangat tinggi. Sebenarnya merasa takut, bisa-bisa merasa gengsi.
Terlalu gengsi untuk kabur.
"Oy...." Satella menarik lengan baju Nirvana.
Nirvana menatapnya.
"Terimakasih banyak, karena kamu telah membawaku kesini." Satella Memberi senyum tulus.
Wajahnya berubah murung kala bersuara dalam hati.
Terimakasih karena mengabaikan gensi ku.
Sebenarnya, aku takut loh.
"Aku sudah boleh pulang?" Tanya Nirvana.
"Apa katamu?" Satella berbalik bertanya.
"Aku ingin kembali ke duniaku." Nirvana mengulangi.
"Tapi udah terlanjur, udah gak bisa pulang," kata Satella.
"Mohon maaf." Satella menyesal.
"Anda memanggilku, master?"
Tau-tau orang tak dikenal dengan pakaian butler datang.
"Bisa antar dia ke penginapan setempat, Theodore."
"Tentu, master."
Selanjutnya Satella bertanya pada Nirvana.
"Mau disini dulu, atau mau pergi?" Tanya Satella.
Nirvana berfikir sebentar.
~>