Yang menginspirasi saya untuk membuat arc satu, adalah serial permainan God of war 2. Di sana protagonis kuat sejak awal, sangat berimbang berkat antagonis yang sama kuatnya.
Main caracter overpower boleh, asalkan antagonisnya gak gimik.
____________________________________________________
Diablo memukul perut Ray sangat keras sehingga memuntahkan darah. Mungkin sarung tangan sihir bikin pukulan pengguna menjadi sekuat iron fist yang biasanya digunakan Mafia dunia modern.
Ray memasang posisi bertahan, tuk melindungi kepala. Diablo meninju tubuh Ray sebanyak lima hit dalam satu waktu. Setelah terkena combo pukulan, Ray ditendangnya hingga terhempas ketanah.
Satella masih berlari kearah Diablo. Ray segera bangkit. Ia batuk darah sebentar, merogoh sesuatu. Yang didapatnya adalah pil penyembuh. Alih-alih memakai potion untuk regenerasi, Ray memakai pil obat.
Efek regenerasi hanya sedikit.
"Menghajar mu, memberiku kepuasan."
Diablo merasa puas karena bisa membalaskan serangan telak yang sebelumnya.
Ray mengambil pedang di pinggang. Mengangkat pedang keatas, seolah melakukan ritual sihir self buff.
"Perlindungan ilahi, perlindungan pedang naga terhadap penguasaan beladiri tangan kosong!"
Mengganti perlindungan ilahi. Ray bersiap melakukan mele combat dengan teknik tinjunya. Sementara Diablo mulai merasa iri terhadap benda pusaka lawannya.
"Jadi, kamu juga bisa beladiri tangan kosong?" Diablo mengepal tinjunya.
Mereka melakukan pertarungan seperti petinju. Lebih tepatnya thaiboxing karena mereka juga memakai tendangan.
Berbeda dari sebelumnya, Ray menjadi sangat mudah menangkis tinju Diablo.
Tinjunya sangat cepat, kecepatan manusia super dipertontonkan.
Ray menangkap tangan Diablo, lalu Diablo menarik tangannya dengan kuat. Membalas dengan tendangan. Ray menangkis lalu menangkap kaki kanan Diablo. Diablo melakukan lompatan sambil menendang dengan kaki kiri kearah Ray. Tapi dengan sigapnya Ray melompat kearah belakang sambil berguling, berdiri dalam sekejap.
Kaki Diablo gagal menghantam rusuk Ray.
"Boleh juga." Diablo tak habis pikir.
Ray Valerious berlari kearah Diablo, lalu melakukan gerakan tornado kick. Diablo mengelak dengan mudahnya. Lalu dibalas dengan tinju beruntun. Lalu jual beli serangan terjadi secara berkelanjutan.
Duel sengit terjadi secara alot.
Ray meninju kearah Perut Diablo hingga menyebabkan muntah darah.
Fire pilar !!
Diablo mencurangi duel adu pukul dengan mengeluarkan sihir. Sihir tornado api gagal menjatuhkan Ray karena refleknya membuat Ray melompat mundur.
"Tidak mungkin kesatria manusia biasa sekuat ini. Katakan, apakah kamu seorang jendral?" Diablo bertanya pada Ray.
"Ray Valerious Scarlett, generasi pedang suci." Dengan lantang Ray memperkenalkan dirinya kepada lawannya yang tangguh itu.
"Dari sekian banyak dunia yang ku invasi sebelumnya, banyak manusia terkuat mengakui diri sebagai pedang suci. Ada banyak pedang suci yang aku kalahkan sebelum kamu. Kamu akan menjadi pedang suci kedelapan yang akan aku kalahkan!" Dengan bangga Diablo bilang, dirinya yang akan menang.
"Hati-hati, dia dapat memantulkan sihir!" Satella sudah ada disebelah Ray Valerious.
"Bukan hanya membalikkan sihir saja, aku dapat meniru sihir yang menyerang ku sebelumnya." Ungkap Diablo, yang kini telah memegang tongkat sihir andalannya.
Alih-alih memakai sihirnya, Diablo terus berjalan menuju Ray Valerious.
"Aku akan mencoba meniru sihir yang dulu pernah membunuhku," ucap Diablo.
Diablo terus berjalan menuju sang pedang suci.
"Apa ... kamu pernah mati?" Satella kaget.
Jarak mereka sudah sangat dekat untuk melakukan mele combat.
Time stop!
Tau-tau Diablo berada dihadapan Satella. Tangannya menusukkan belati mistik pada perut Satella. Matanya bergetar menatap seringai seram Diablo. Tidak lama Satella memuntahkan darah dalam jumlah banyak.
"Apa yang terjadi?" Satella dengan suara terbata-bata, seperti napasnya pendek.
"Aku menghentikan waktu. Dunia kamu, belum mengenal sihir yang dapat menghentikan waktu bukan?" Diablo tertawa bangga.
Satella mulai terjatuh.
Diablo berjalan kearah Ray yang juga telah ditikam jantungnya.
"Terkadang manusia super sekuat dewa mampu hidup lagi, walaupun terlihat seperti sudah mati. Hanya ingin memastikan saja, pedang suci tidak akan hidup kembali."
Diablo mengangkat tubuh Ray yang telah tewas. Didada kirinya ada luka tusukan sebuah belati. Seolah-olah jantungnya pecah.
Ia menggunakan jarinya untuk melebarkan bekas tikaman nya. Diablo menarik paksa jantung Ray Valerious. Melempar jantung sang pedang suci ketanah, diinjaknya.
Satella berniat berteriak histeris, tetapi tak memiliki tenaga. Alhasil hanya batuk-batuk menyemburkan darah dari luka organ.
Tiba-tiba muncul kilatan petir warna emas disebelah jazad Ray Valerious.
"Mustahil?" Diablo merasa geram karena kartu AS miliknya telah dipatahkan.
Disebelah jasad pedang suci, ada tubuh pedang suci. Atas kematian pedang suci, lahirlah pedang suci yang baru. Diablo punya kekuatan meniru sihir, Diablo meniru time stop. Pedang suci membalas dengan sihir ajaib yang diluar nalar.
Ray Valerious berjalan mendekati Satella. Memangku tubuh sekarat Satella, lalu Ray menyuapi pil obat penyembuh kepada Satella.
"Kumohon, telan lah kak Stella."
Satella menelan pil penyembuh dengan susahnya.
Setelah itu Satella mulai batuk-batuk dan memuntahkan banyak darah. Memegangi perutnya, lukanya masih terbuka tapi telah memulihkan tenaganya. Health point nya cukup terisi hingga Satella dapat duduk.
"KEKUATAN MACAM APAKAH ITU!" Diablo meluapkan rasa frustasinya.
Ray segera berdiri. Pedang suci kembali menghadapi Diablo.
"Perlindungan ilahi, perlindungan pedang naga kelahiran kembali Phoenix!"
Ray Valerious tersenyum bangga.
"Sayangnya sihir yang tadi hanya sekali. Setelahnya harus menunggu cooldown terlebih dulu. Sihir yang mengagumkan selalu saja punya cooldown yang amat lama." Diablo mengeluh.
Diablo terdiam seolah tersengat listrik. Mulai batuk darah. Tanpa ia sadari pedang pusaka menusuk tubuhnya. Diablo menoleh kearah Satella dengan tatapan dipenuhi rasa murka. Satella tersenyum menikmati kemenangan. keadaan berbalik.
"KAMU!" Diablo menatap murka.
Diablo mencabut pedang mistik itu. Pedang pusaka yang telah menusuk tubuhnya. Pedang sudah dicabut tanpa mengeluh sakit sedikitpun.
Setelah pedang pusaka dicabut, Diablo memuntahkan darah yang sangat banyak.
"Aku menyesal telah meremehkan kalian." Diablo batuk-batuk, tapi sepertinya belum waktunya ia kalah. Karena Diablo kembali meminum potion penyembuhan.
"Yang ini efeknya lebih lemah lagi. Mungkin aku harus mencegah luka lebih dari ini." Diablo melempar botolnya kesamping.
Diablo mengeluarkan gulungan sihir pemanggilan.
Lingkaran sihir terbentuk, proses sihirnya amat singkat. Tau-tau sosok lain hadir didalam pertempuran ini.
Maka terpanggil ras demon yang kuat.
"Salah satu jendral yang paling setia. Satu jendral yang tidak melakukan kudeta pada diriku dimasa lampau. Bantulah aku jendral setiaku, inilah Belphegor!" Diablo memberikan sambutan, memunculkan lagi nada tawanya.
Sosok yang lebih tinggi dari Diablo. Sesosok ras iblis dengan wujud seperti bergender betina. Tonjolan bulat kembar di dadanya sebesar kelapa. Memiliki tanduk lumayan besar. Setidaknya punya postur diatas dua meter. Iblis betina itu kulitnya berwarna ungu. Cakarnya tajam, seolah sanggup menembus zirah besi kesatria dengan mudahnya.
"Lawan macam apa yang membuat tuanku memanggilku kemari?" Tanya Belphegor.
"Mereka tidak efektif jika dilawan dengan mantra sihir. Serang pakai sihir tingkat authority!" Perintah Diablo.
"Baik tuan." Jendral iblis Belphegor membela Diablo.
Belphegor menatap kearah pedang suci. Perasaan tak biasa dirasakan pedang suci. Tau-tau Ray Valerious yakin kalau pedang naga suci bisa ditarik dari sarungnya. Ternyata benar saja, pedang naga kini dapat ditariknya.
"Berarti kamu adalah lawan yang setara denganku!" Tiba-tiba Ray menghunuskan pedang kepada lawannya.
"Singkirkan magic caster itu dulu!" Perintah Diablo.
Satella tersentak kaget. Mendadak kedua tangannya direntangkan kesamping secara paksa.
"Ini bukan telekinesis kan?" Satella mulai merasa panik.
Seperti ada tangan yang sedang mencengkram tanganku.
Tapi aku tidak melihat tangan itu.
Pikir Satella.
Satella dipaksa berdiri. Kini kedua kaki kecilnya dicengkeram sesuatu yang sama. Sesuatu yang tak terlihat menguasai tubuh mungil Satella. Tau-tau seluruh sendinya dibuat patah, sendinya telah mengalami pergeseran sendi.
'Kya...."
Sesuatu yang tak terlihat melempar tubuhnya ke udara.
Terjatuh, merasa nyeri.
Bola api melesat kearah Satella, meledak kemudian membakarnya hidup-hidup.
Itu sudah cukup membuat Satella merasa sensasi mati.
Satella mengalami kematian.
Restart !!
Dead end.
**************
Terjadilah siklus pengulangan waktu yang biasa terjadi di film-film barat bergenre time Looper. Kode mistik yang dulu digunakan mengalahkan Imperial dragon lord, kini dimiliki penyihir yang lebih lemah dari seorang ahli sihir tersohor Helene Charlotte. Kode mistik, berhadapan dengan iblis dari dunia lain.
Satella kembali mengalami gejala awal pengaktifan restart. Ingatan Satella sedang dikirim mundur kebelakang. Setelah loop keempat, kepala Satella terasa berat.
Pandangan kabur, penglihatan tuli dan ia seperti orang linglung yang duduk seperti orang kehilangan pikiran.
"Miss...."
"Miss...."
"Mistress."
Seseorang memanggilnya berulang kali. Seorang laki-laki yang kelihatan seumuran dengan yang dipanggil. Seorang laki-laki dengan seragam kementrian sihir standar.
Pandangan kabur mulai jelas, pendengaran mulai ditangkap kembali.
"Miss...."
"Kamu dengar?"
"Mistress...."
Terus memanggil. Hingga tiba-tiba Satella mendapatkan kesadarannya.
Berbeda dari loop waktu sebelumnya. Kepalanya terasa berat, hingga Satella menoleh dan menyahut asistennya.
"Jack?"
Kepalanya terjatuh kemeja. Tubuhnya merasakan lunglai. Dibilang pingsan, tapi matanya masih terbuka dengan iris mata bergerak-gerak. Iris mata bergetar lirih.
"Kamu tidak apa-apa nyonya Stella?" Jack mulai bernada panik.
Jack frost memegang pundak Satella dan mengangkatnya dalam posisi duduk. Lalu ditarik dan didorong untuk mengembalikan kesadarannya lagi.
"Sadarlah nyonya Stella!" Jack Frost terus berupaya memulihkan kesadaran Satella.
Terus menggoyangkan tubuhnya, menarik dan mendorong bahunya. Hingga Satella batuk-batuk karenanya. Satella merasa mual-mual, Satella memuntahkan angin.
"Uek...."
"Maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku, apa jangan-jangan anda sakit?" Jack Frost menatap panik. Sementara itu Satella diam dengan kepala menyender dimeja. Seperti orang linglung.
"Aku akan ambilkan minyak angin." Jack berlari keluar ruangan untuk mencarikan obat-obatan sementara.
Begitu banyak penggunaan restart telah berdampak buruk bagi Satella. Restart bukanlah sihir yang bisa digunakan oleh seorang magic caster. Bukan pula sesuatu yang bisa dipelajari meski oleh arc mage.
Restart memiliki daya mistis tingkat tinggi.
Setelah empat kali penggunaan restart, Satella lebih seperti orang lumpuh. Gejala linglung yang ia alami, nyaris lumpuh.
Duduk dikursi dengan pelipis kepalanya menyender dimeja. Tatapan mata kosong, sementara iris matanya bergetar dan juga sedikit berputar-putar. Pipinya agak sedikit mengalirkan cairan enzimnya. Satella yang sekarang seperti tanpa memiliki pikiran.
Ini adalah konsekuensi penggunaan sihir restart.
Mengakses ingatan di loop lalu.
Tapi tenang, ini hanya sementara. Nanti, seiring berjalannya waktu maka gejala itu akan hilang. Beberapa menit kemudian Satella akan pulih seperti sediakala.
Beberapa saat kemudian....
Jack Frost menaruh minyak angin yang mengeluarkan wangi aroma terapi tepat di hidung Satella. Satella dipegang Jack agar posisi duduknya lebih tegak tidak lunglai.
"Apa kamu sudah baikan?" Tanya Jack.
Tapi Satella masih belum mendapatkan kesadarannya secara penuh.
~Bersambung~