Satella duduk dimeja seperti empat jam sebelum pertempuran kota. Tatapannya kosong, seperti melamun, seperti tanpa kesadaran. Siapapun yang memanggilnya akan sia-sia. Penglihatan, pendengaran keduanya sama-sama menghilang. Adalah efek samping dari restart.
Satella duduk melamun.
"Miss...."
"Miss...."
Seseorang memanggilnya berulang kali. Orang itu, dikenal sebagai Jack Frost. Melihat Satella lagi melamun dengan tatapan kosongnya. Tidak mendengar seruan Jack Frost yang berulang-ulang.
Adalah efek pertama dari aktifnya skill restart. Satella yang terdiam sebenarnya tanpa sadar mengakses ingatan sebelumnya.
"Miss...."
"Kamu dengar?"
"Mistress...."
Terus memanggil. Hingga tiba-tiba Satella mendapatkan kesadarannya.
"A-- Apa.... Ada apa Jack?" Satella kaget, dalam pikirannya ia baru saja terbangun setelah tersedak darah akibat luka dalam.
"Sekarang malah kaget lagi. Tadi kamu melamun," kata Jack.
Satella mengucek-ucek matanya. Satella menaruh satu es batu yang dimunculkan ditangan ditempel diwajahnya. Mengolesi wajahnya dengan es batu, terasa segar.
Sensasi itu, cepat memulihkan kesadarannya.
Spontan Satella berdiri. Satella pun mengarahkan telunjuknya kepada Jack frost.
"Baiklah mister save point!"
Satella mengeluarkan energi hebohnya.
"Nani...." Jack Frost mulai gelisah.
*************
Griffin quen akademi.
Satella berjalan dilorong sekolah. Satella dulunya sekolah disini. Ia berjalan diikuti Jack Frost sebagai asistennya.
"Apa dulunya, ini sekolahmu?"
"Iya, Jack."
"Kalau aku sekolah di akademi Blue Rose."
"Tidak tanya!"
Satella menjulurkan lidah, meledek Jack. Sementara Jack mengerutkan keningnya dengan mimik wajah frustasi.
Mereka belok ke kiri, lalu menaiki anak tangga. Satella menarik napas berulang kala menaiki tangga itu.
"Anak tangga ini melelahkan ya!" Satella berjalan gontai.
Singkat cerita mereka tiba di lantai sembilan. Menuju ke sebuah ruangan bangunan kastil akademi sihir. Yang menjadi destinasinya adalah ruang pak kepala sekolah.
Kemudian....
**************
Ruang kepala sekolah.
Satella duduk berhadapan dengan sosok orang tua. Pria tua yang rambutnya putih karena sudah beruban, dengan jenggotnya yang juga berwarna putih. Mereka berdua duduk saling berhadap-hadapan. Kepala sekolahnya mengucek mata seolah tidak percaya kalau ia akan bertemu lagi dengan seorang anak bandel yang dulu jadi siswi disekolah nya, di masa jabatannya.
"Putri ketiga keluarga Charlotte. Satella, apakah itu benar kamu?"
Satella menutup bibir dengan ujung jari. Satella terkikik atas respon dari kepala sekolahnya yang dulu. Tapi sekarang ia bukanlah siswi, ia staf ahli menteri sihir.
"Sekarang kamu ini apa?"
Satella berdeham, dengan bangga ia menjawabnya.
"Aku, sekarang jadi staf ahli menteri sihir." Satella dengan bangganya.
"Lalu, apa yang membawa kamu kemari?" Kepala sekolah bernada parau, mengusap janggut putihnya.
"Satu pertanyaan saja!" Satella mengangkat tangannya.
Kepala sekolah menyipitkan mata, mengerutkan keningnya.
"Gimana cara melawan mage yang dapat memantulkan sihir?"
Atas pertanyaan Satella, kepala sekolah berpikir keras.
Pada akhirnya jatuh kepada kesimpulan.
"Setahuku tidak ada namanya sihir yang efeknya memantulkan sihir? Memantulkan sihir, maksudnya itu gimana? Coba jelaskan," ucap kepala sekolah.
"Ini bukan seperti melempar bola lempar ke tembok, lalu memantul kearah kita. Seolah sihir di teleport kepada sang pengirim," ujar Satella.
"Begitu?"
Kepala sekolah paham, hingga pada satu kesimpulan. Kepala sekolah menahannya, mengajukan opini miliknya terlebih dahulu.
"Siapa orangnya?"
"Raja iblis dari dunia lain."
"Apa itu iblis? Setahuku iblis hanya ada di buku cerita berwarna," kata kepala sekolah.
Satella menarik napasnya.
"Raja iblis datang dari dunia lain. Pada pelajaran astronomi, disebut dengan fenomena time-rift," ujar Satella.
"Sebelum jadi kepala sekolah, dulu bapak menjadi guru astronomi di sekolah sihir ini. Fenomena time-rift ya? Walau ada di buku pengetahuan tapi bapak belum melihatnya secara langsung," ujar kepala sekolah.
Terdiam sejenak, lalu melanjutkan.
"Dimana time-rift akan muncul? bapak jadi penasaran," ucap kepala sekolah.
"Ada dua, pertama di Geffenia terus satu lainnya di ibu kota. Di Geffenia muncul sekumpulan mahluk yang menyerang penduduk. Celah dari time-rift di ibu kota itu cenderung aman. Tak ada mahluk yang muncul dari time-rift ibu kota," ujar Satella.
Kepala sekolah menaruh telunjuk didagu. dilihat dari gesturnya, kepala sekolah agak tertarik dengan cerita Satella.
"Dari mana kamu tahu kalau ada time-rift yang akan muncul?"
Satella kaget, bingung ingin jawab apa. Tapi, satu yang pasti.
Keberadaan code mistik restart tak seorang pun boleh tahu. Satella tak boleh dicurigai sebagai pemiliknya.
"Sudahlah, jangan dipikirkan. Aku hanya ingin memberikan solusi." Kepala sekolah pun tertawa sejenak. Kemudian men-jeda tuk memberi usulannya.
"...." Satella menyimak.
"Kamu harus menyegel time-rift sebelum sosok mage yang kamu bilang sulit untuk dikalahkan itu melewati time-rift nya," ujar kepala sekolah.
"Aku belum pernah menyegel time-rift loh. Penyegelan bukan spesialisasi ku loh pak." Satella menampakkan wajah depresinya.
"Kalau begitu biar bapak bantu. Teknik penyegelan adalah salah satu dari bakat bapak dimasa muda dulu." Kepala sekolah tertawa lepas kala mengenang. Sementara Satella mengedutkan alisnya merasa bete.
Kepala sekolah mengangkat tangan.
"Sebelum menyegel time-rift, kita harus mengalahkan ahli sihir yang membuka keretakan dimensi. Tanpa itu penyegelan berjalan alot dan sia-sia loh," kata kepala sekolah.
Satella memutuskan tuk pakai tim penyegelan dari kementerian sihir.
*********
Satella berada dititik pengintaian. Putaran waktu kali ini, setelah mengalami restart kedua ia tahu dimana time-rift nya akan muncul. Berdiri dimana lubangnya terbuka, kali ini tidak ada flare gun karena pasukan akan lebih tersentralisasi titik kumpulnya. Akan tetapi pasukan telah ditempatkan pada posisi jauh dibelakang celah time-rift karena nanti Satella akan melakukan spam sihir area berkali-kali.
Satella berdiri di atap bangunan untuk mengintai.
Beberapa saat kemudian....
Munculah time-rift.
Sekumpulan bidak keluar dari celah time-rift. Mereka berlari kesegala arah. kesatria ditempatkan jauh digaris belakang. Yang menyambut mereka adalah Satella, staf ahli kementerian sihir. Spesialis anti monster, menyambut semuannya.
Driver Frost !!
Bola pusaran salju dilepaskan ke bawah. Pusaran salju beserta angin kencang pun meluap kala bola salju membentur target pertamanya. Di tangan pengguna sihir dengan afinitas es overpower, sihir yang awalnya singel target jadi multipel target.
Beberapa sihir es dilepaskan. Area celah time-rift diubah menjadi arena pembekuan.
Satella pikir bahwa wave monster yang berdatangan dari time-rift menurun intensitasnya. Memberi sinyal flare gun untuk menandai bahwa tugasnya telah usai. Giliran pasukan kesatria yang menahan gelombang serbuan monster.
"Bukan monster sih. Lebih seperti bidak tentara yang murah meriah. Seperti menternakkan goblin untuk menyerang kerajaan musuh." Satella mengoceh, lalu bergerak menuju celah time-rift.
Memakai sihir transfigurasi. Dengan wujud merpati hitamnya, ia terbang memasuki keretakan dimensi. Pada akhirnya Satella memasuki celah time-rift. Terbang berputar-putar dalam bentuk merpati hitamnya.
Dunia yang Satella datangi punya wujud tak biasa. Langitnya selalu berwarna oranye, agak kemerahan. Seolah siang adalah sore. Itu selalu sore. Cahayanya cenderung redup, bayangan lebih kuat dan tajam ronanya. Pohon-pohon yang ada nampaknya hampir tanpa daun, seperti pohon-pohon yang gugur dimusim salju.
Bagaimana pohon di dunia ini bisa tumbuh dengan daun yang nyaris gundul?
Yang mengejutkan Satella adalah.
"Ternyata betul juga omongan kepala sekolahku."
Yang Satella lihat adalah sekumpulan ahli sihir sedang berdiri mengitari time-rift. Merekalah yang membuka celah time-rift. Mereka juga yang mempertahankan agar keretakan dimensi terus terbuka.
Sekumpulan mahluk yang postur tubuhnya seperti manusia. Mereka berdiri mengitari lubang hitam time-rift. Mereka memakai pakaian khas, jubah penyihir warna hitam.
Sementara Inferior demon, imp, hell hound keluar dari dalam jeruji besi. Kumpulan jeruji berjejer, Satella sedang melihatnya. Mata merpati melihat betapa banyaknya mahluk dalam kerangkeng.
"Sudah ku duga."
"Mereka seperti mahluk yang kita kenal sebagai mabeast."
Mereka hakikatnya adalah binatang sihir.
Hal yang mengejutkan Satella yaitu sekumpulan pasukan iblis. Ternyata pihak lawan punya pasukan kesatria reguler selain sekumpulan binatang sihir. Mereka adalah iblis lebih kuat dari versi mabeast.
Mereka adalah War Devils.
Posturnya seperti manusia mereka ditutup oleh full plate armor. Ada sayap hitam yang menembus zirah nya. Dipersenjatai oleh bastard sword. Sedikit orang diantaranya memakai topeng hitam daripada helm besi. Mungkin yang memakai topeng hitam itu adalah kaptennya. Hanya beberapa kaptennya, lalu ribuan pasukannya.
Ini gawat, gawat bila time-rift nya tidak cepat-cepat ditutup!
Satella masih terdiam.
Aku harus melakukannya dengan timing pas.
Tau-tau Satella berubah ke sosok aslinya.
Strom gust !!
Sihir tingkat sembilan dikeluarkan. Muncul Badai salju, pusaran badai yang dahsyat seperti bencana alam. Pusarannya seperti membentuk cincin salju, siapapun yang masuk area sihir sudah pasti ia membeku.
Skill berakhir, Satella pun bergerak kearah celah time-rift.
Tiba-tiba ada sesuatu sedang di sumoned. Lingkaran sihir muncul diarea dekat Keretakan dimensi. Beberapa saat setelah lingkaran sihir bekerja, munculah sosok sumoned itu. Yang dipanggil adalah satu Golem magma yang ukurannya raksasa.
Golem itu tingginya sepuluh meter. Golem tersebut tubuhnya disusun oleh batu-batu. Cairan magma panas mengalir di batunya. Mengalir di sekujur tubuh batu seolah seperti pembuluh darah. Jika batu adalah dagingnya maka magma pembuluh darahnya. Golem itu diperintahkan menjaga supaya tidak ada yang melewati keretakan dimensi. Satella dalam masalah besar.
"Tunggu deh, api itu lemah terhadap es."
Frost shock !!
Kubah es yang Satella lemparkan pecah. Sementara golem seperti tak merasakan apapun. Serangan Satella terasa geli, itu seperti berdampak resist.
"Sepertinya ia berproperti earth element!"
Akhirnya Satella memutuskan untuk melarikan diri tanpa melawan Golem nya.
Satella memakai sihir transfigurasi. Wujud merpati hitamnya terbang menuju celah time-rift. Merpati hitam terbang berkelok dengan lincah. Meliuk-liuk, lalu terbang secara zig-zag. Merpati hitam bermanuver lincah supaya bisa mengecoh Golem.
Smash !!
Merpati hitam ditepuk oleh kedua tangan raksasa sang Golem.
Selincah apapun, merpati hitam harus berusaha memasuki time-rift. Padahal celah-celah kaburnya amat sempit.
Kalau hanya melewati tanpa harus ada time-rift untuk dilewati, sudah pasti ini dilewati dengan mudah.
Terjatuh ketanah, sihir transfigurasi telah digagalkan.
Satella tergeletak dalam wujud manusia.
Golem menginjak tubuh ringkih Satella.
Satella tewas....
Efek restart pun kembali bereaksi setelah dipicu oleh kematian.
~Bersambung~