Empat jam kemudian....
Satella sedang berdiri diatas sebuah bangunan bertingkat. Bangunan tiga lantai. Satella memegang teleskop satu mata. Satella melihat-lihat ke seluruh penjuru kota Geffenia. Ia melihat kastel akademi sihir Griffin Quen. Kastel tempat ia belajar sihir dulunya. Di sebelah Satella, telah berdiri Jack Frost.
"Belum muncul juga," ucap Satella.
"Apanya?" Dengan santainya Jack malah bertanya, mengangkat bahunya.
"Berisik! Diam dulu kek," seru Satella.
Yang Satella lakukan adalah mencari titik keretakan dimensi. Kemajuan sihir dunia tempat Satella tinggal, sudah cukup maju untuk menutup celah tim rift. Apabila pengetahuan sihir belum cukup luas, menutup keretakan dimensi, takkan bisa.
Di dinding utara, rombongan kereta naga dengan gerobak pengangkut sedang bergerak. Adalah penduduk yang sedang di evakuasi menuju ke kota Ivalice.
Berbeda dengan putaran waktu sebelumnya. Evakuasi lebih awal, pembentukan formasi pasukan dilakukan dengan rapih. Sekarang bukan lagi serangan dadakan.
Sekumpulan pasukan kesatria ada diposisi masing-masing. Mereka membentuk formasi perang kota. Kesatria dengan tombak dua tangan yang besar. Kesatria dengan perisai dan tombak kecil juga berbaris rapi.
Mirip seperti formasi di permainan simulasi real time strategi.
Sekumpulan kesatria dengan crossbow ada dibelakang pengguna perisai. Pasukan marksman dengan senapan berdiri ditempat tinggi.
Beberapa menit kemudian....
Satella mulai bosan, keretakan dimensi tak muncul juga.
"Kalau ternyata keretakan dimensi cuma imajinasi mu saja, aku bisa dimarahi!" Jack mengacak-acak rambutnya sendiri sambil menyesal telah mendukung gagasan milik Satella. Sementara Satella balas menatap dengan wajah cemberut.
Suara letusan senjata api....
Satella menoleh kearah suara ledakan.
"Itu dia!"
Itu adalah flare gun yang dikirim ke udara sebagai sinyal terjadinya time rift.
Satella memakai sihir transfigurasi untuk berubah ke wujud merpati hitam. Dalam bentuk transfigurasi, movement speed nya sangat cepat. Satella bergerak menuju pos penjaga yang melihat Keretakan dimensi.
"Hai tunggu! Aku tidak bisa turun!" Jack berteriak keras kepada merpati hitam itu. Suaranya dihiraukan. Jelas-jelas Jack diterbangkan ke atas dengan telekinesis.
Sementara itu merpati hitam melesat.
"Dasar Jack beban!"
Ternyata itu adalah tindakan yang sengaja dilakukannya.
Mata merpati hitam melirik kearah celah keretakan dimensi.
"Wujudnya persis seperti yang aku baca di buku pelajaran. Terimakasih kepada para peneliti sihir."
Merpati terbang memutar-mutar diudara. Memutari area munculnya celah time-rift. Seiring dengan ditembakkan satu sinyal flare gun, sekumpulan prajurit pun bergerak menuju pos tersebut. Keretakan dimensi muncul di jalan raya besar yang dapat dilalui delapan kereta naga sekaligus.
Tiga orang berdiri terlalu dekat dengan keretakan dimensi.
Merpati hitamnya terus terbang memutari area time-rift. Pasukan telah memblokade jalan disekitar area time-rift. Seolah gatal ingin melepaskan sihirnya, merpati itu terus berputar-putar.
Tau-tau sosok yang muncul dari lubang time-rift mencabik kesatria tanpa kenal kompromi. Inferior demon, walaupun bertubuh kecil layaknya goblin tapi mereka cukup kuat untuk mencelakai kesatria. Basicly mereka lebih besar dari goblin. Inferior demon tak hentinya bermunculan. Setelah dua kesatria pertama tumbang, kesatria lain mengambil sikap siaga. Tidak ada satupun yang ingin mati konyol.
Merpati hitam mendarat di atap bangunan terdekat. Menjadi wujud Satella. Memantau peperangan dari atap. Melihat sambil bersiap-siap memberi dukungan mantra. Satella mencari ciri-ciri kesatria yang ia konfirmasi sebagai kapten pasukan. Lalu mengirim pesan lewat sinyal telepati.
"Hai, apa kamu dengar? Apa kamu kapten pasukan?"
Kesatria yang dikirim sinyal telepati, agak sedikit kaget.
"Apa ini? Kenapa ada suara yang masuk kedalam kepalaku," kata kapten.
"Aku ini staf ahli dari kementerian sihir. Tolong perintahkan pasukan untuk jangan dekat-dekat dengan pusaran es."
"Ba-- baiklah."
Telepati terputus.
Satella membentuk pusaran angin yang berwarna biru muda ditangan kanannya. Bentuknya seperti bola lempar seukuran genggaman tangan. Bola itu kian besar pusaran anginnya. Tau-tau pusaran angin digenggaman tangan nyali mengeluarkan butiran salju. Itu jadi bola pusaran salju.
Satella melepas sihirnya kearah kerumunan interior demon.
Frost driver !!
Sihir yang dilepaskan Satella adalah sihir tingkat satu. Umumnya hanya membekukan satu target. Di tangan Satella, itu membekukan banyak target dalam satu waktu. Betul saja, kerumunan inferior demon yang berjumlah puluhan itu langsung membeku dalam sekali percobaan. Berubah menjadi daging beku.
Satella membentuk bola saljunya kembali, lalu dilepaskan kearah kerumunan musuh.
*************
Ini adalah waktu dimana Diablo keluar dari celah time-rift. Alih-alih menertawakan upayanya untuk menginvasi dunia baru, ia dibuat geleng-geleng kepala. Alisnya pun berkedut.
"Selamat datang dunia baru--" Baru Melakukan peregangan, tangannya direntangkan. Ia terbungkam oleh pemandangan yang ia saksikan itu, mulutnya menganga.
"Siapa yang membekukan semua bidak sihirku!" Diablo sangat kesal.
Dihadapan Diablo, seluruh pasukan demon lemahnya telah dibekukan rata. Semuanya seperti daging beku yang terpotong-potong dibeberapa bagian tubuhnya. Tidak satu pun pasukan beku yang tidak berakhir cacat. Meskipun begitu, kumpulan bidaknya terus-menerus datang dari time-rift.
Sementara Satella masih sabar, bersembunyi. Mengintai lawannya dari atap bangunan.
Kira-kira bagaimana aku bisa mengalahkan pria tanduk itu?
Itulah yang Satella pikirkan, sambil terus sembunyi di salah satu atap bangunan.
Satu hal yang Satella tahu, sihir tak mungkin mempan terhadap Diablo. Lawannya itu memiliki item sihir yang bisa membuat serangan sihir dipantulkan ke pengirim.
Satella mengeluarkan satu pusaka miliknya. Pedang mistik spesialis pembunuh monster. Griffin sword, pedang pusaka mistik.
Satella menghunuskan pedangnya kearah Diablo.
Telekinesis !!
Satella menerbangkan pedang es dengan tenaga pysche. Lesatannya kencang.
Slash....
Cipratan darah berceceran. Diablo terkena tusukan diperutnya. Karena itu bukan sihir, makanya mempan. Itu bukan sihir, tergolong serangan fisik. Dengan cepat Diablo menarik pedang itu, terlepas dari perutnya. Darahnya tumpah seperti keran.
Satu tangan memegang perutnya untuk menghentikan pendarahan. Satu tangan lainnya merogoh sesuatu di kantung nya. Diablo merogoh botol potion, ia langsung meminumnya. Setelah meminum potion, lukanya perlahan sembuh. Asap regenerasi keluar dari lukanya. Melepas tangan dari perutnya, kini tidak ada pendarahan lagi.
"S1ALAN, SIAPAPUN ITU!"
"KAMU MEMBUATKU MENGONSUMSI POTION MAHAL!"
Diablo mengumpat penuh emosi. Diablo menoleh katas, yaitu atap bangunan. Posisi penyerang telah diketahui dengan cepat. Diablo pun merapal mantra tuk balasan.
Comet !!
Tiba-tiba muncul batu meteorit raksasa. Satella langsung menyadari kalau batu raksasa melaju kearahnya. Batu raksasa terbakar oleh api merah kekuningan. Volume apu yang amat banyak. Batu raksasa melaju kearah bangunan yang digunakan Satella untuk mengintai, tadi.
Satella langsung berubah jadi merpati memakai sihir transfigurasi.
Merpati terbang cepat menghindari batu raksasa. Menghindari radius ledakan sihir dahsyat. Comet, sihir yang setara dengan coldnest destroy. Element sihirnya berbeda. Comet memiliki elemen api, sementara itu coldnest destroy memiliki elemen es. Merpati itu terbang sangat rendah. Sesaat setelah ledakannya terdengar, Satella merubah wujudnya kembali menjadi wujud aslinya.
Ia langsung menyulap dinding es sebagai defensif barrier. Serpihan batu raksasa itu menabrak sihir pertahanan Satella. Dinding es nya mulai retak dan mulai pecah. Satella menumpuk dinding es hingga tujuh lapisan. Afinitas terhadap sihir es yang overpower bikin kekuatan dinding es nya menjadi kokoh.
Sementara Diablo menyulap tornado api di sekeliling tubuhnya sebagai defensif barrier. Tornado apinya menghalangi serpihan ledakan yang menyasar dirinya. Setelah ledakan berakhir, Diablo mengejar Satella untuk membalasnya. Sebentar saja, Diablo sudah berhadapan dengan Satella.
"Cih, masih hidup!"
"Kali ini, kamu akan berakhir disini Diablo!"
"Apa, kali ini? Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?"
Perkenalan terjadi. Perkenalan pertama bagi Diablo, kedua bagi Satella.
Aku tidak sempat memungut pedang andalanku.
Satella mengerutkan keningnya.
Tapi aku masih punya cara lain!
Satella oun membentuk pedang es ditangannya. Menghunus pedang kearah lawannya.
"Kenapa tidak pakai sihir terkuat? Anak kecil," ucap Diablo.
"Sudah jelas kan...." Satella masih terus menghunuskan pedangnya.
"Nani?" Diablo menggaruk belakang kepalanya.
Diablo pun mulai gelisah, tentang rahasia kekuatannya yang telah diketahui dalam satu pertemuan.
Telekinesis !!
Pedang es mengarah kearah Diablo. Tapi Diablo langsung memakai sihir defensif dengan tanggapnya.
Fire pilar !!
Muncul tornado api, itu berguna sebagai defensif barrier bagi Diablo.
"Kamu cekatan juga!" Satella menunjuk kearah Diablo.
"Yang sopan anak kecil! kamu tidak boleh memanggil orang dewasa dengan sebutan begitu. Pernahkah orang tuamu memberi pelajaran tata krama?" Diablo memberikan nada provokatif.
"...." Satella mengedutkan alisnya.
Dia menghina wujud ku yang mungil.
Satella memanyunkan bibirnya.
Membentuk pedang es kembali.
"Aku hanya bisa menyerang dari dekat. Bagaimana caranya aku bisa menang kalau pertarungannya itu mele combat?" Satella berbisik sendiri. Satella semakin pusing setelah dibatasi tidak boleh pakai mantra sihir.
Tidak punya kekuatan fisik, ia tidak punya agility. Tidak ada yang bisa dilakukan tanpa memakai mantra sihir. Fisiknya lemah.
Pertemuan kedua dengan Diablo kembali berjalan alot.
Diablo menembak sihir api dan es secara bersamaan. Sihirnya tidak mengarah ke Satella. Kala sihirnya melesat, Satella diam menyaksikan lintasan sihirnya. Sampai sihirnya saling berbenturan. Hasilnya Ia menciptakan medan yang dipenuhi kabut. Bersama dengan terciptanya kabut es pekat, Diablo berlari kearah lawannya.
Satella menjadi panik, ia menoleh kesegala arah. Mencari-cari lawannya ditengah kabut es yang pekat ini.
Tau-tau Diablo muncul dari belakang, menendang punggungnya. Satella terpental kedepan setelah ditendang dari belakang. Satella merasa kalau tulang punggungnya mulai mati rasa, sangat linu dan tak bisa digerakkan. Mulutnya tak bisa bersuara. Bahkan merintih, tidak bisa mengeluarkan suara. Tengkurap ditanah tanpa tenaga.
"Hahahaha."
Suara tertawa jahat....
Satella berusaha bangkit. Kabut perlahan menghilang. Satella pun memutar badannya, menghadap kearah Diablo. Baru sebentar berdiri, serangan fisik mengarah padanya.
Satu pukulan telak mengenai ulu hatinya. Itu seperti pukulan ilmu beladiri yang dialiri energi sihir. Satella terpental kearah belakang. Tergeletak lemah, tangannya pun terjuntai kesamping. Satella tidak bangun, memuntahkan darah. Itu batuk darah di kondisi terlentang lemah.
Tulang rusuknya telah patah.
Tulang rusuknya hancur bersama organ penting yang dilindungi nya. Seperti jantung pecah, tenggorokan telah memuntahkan isi organnya. Darah yang berasal dari jantungnya, hati, paru-paru pun muncrat keluar. Muntah darah sambil tergeletak. Ia terlentang darahnya mengalir dari mulut, tumpah di pipinya.
Satella mati lagi.
Kode mistik Restart bereaksi lagi.
Satella tewas.
Dead end....
~Bersambung~