Chereads / Cinta Segi Empat / Chapter 11 - Melamar Kerja

Chapter 11 - Melamar Kerja

Pulang kuliah, Hye Seon pergi ke alamat toko buku yang dimaksud bibi Kang. Dengan petunjuk dari Yu Mi, teman sebangkunya yang asli penduduk Seoul, ia tak begitu kesulitan untuk mencari tempatnya. Petunjuk jalan yang Yu Mi berikan cukup detail. Dari kampus ia cukup naik bus menuju Bonpu kemudian dari halte, sekitar seratus meter ke arah utara, dia dengan mudah bisa menemukan toko itu.

Toko yang merupakan toko buku milik adik ipar bibi Kang adalah sebuah pertokoan biasa yang berjajar dengan toko toko lainnya. Karena tempatnya di pojok, jadi tempatnya agak besar dibanding dengan bangunan yang ada di samping kanan dan kirinya. Ada sebuah papan plank besar bertuliskan "Read, Buku dan Kafe" yang dipasang di atap depan toko.

Dengan pelan ia membuka pintu kaca. Tak banyak orang yang ada di dalam, hanya beberapa anak SMP yang sedang berdiskusi ria di depan rak majalah membicarakan artis kesayangan mereka. Samar- samar Hye Seon mendengar mereka menyebut nama salah satu artis idolanya. Kupingnya terasa panas karena anak anak sekolah tadi menjelek jeleknya sambil minum es kopi.

Karena konsepnya yang memadukan antara toko buku dan kafe, layout dalam toko ini terlihat sama dengan kafe kebanyakan namun di samping kanan kiri ada banyak rak buku. Para pengunjung bisa bersantai memesan minuman atau kue dan juga membaca koleksi buku yang ada sebelum memutuskan untuk membeli.

"Selamat datang! Apa ada yang bisa saya bantu?"

Seorang laki laki tambun berkaca mata menyapanya karena melihat Hye Seon tampak kebingungan di depan pintu masuk. Hye Seon membalikkan badannya.

" annyeong haseyo! Apa benar ini toko buku Tuan Kang Sun Ju?"

Dengan mata selidik laki-laki itu melihat Hye Seon dari atas sampai ke ujung sepatunya.Ia tak langsung menjawab namun serius sekali memperhatikan Hye Seon.Dari wajahnya terlihat sekali kalau ia tak ramah.

"Ada perlu apa?"

"ehmm,,,oh,,saya akan melamar pekerjaan di sini!"

"Oh...jadi kau harus bertemu dengan Tuan Kang Sun Ju kalau begitu.���

"Apakah__"

"Setahuku dia baru akan datang ke sini malam nanti. Sekitar pukul 10-an. Apa kau mau menunggunya?"

Hye Seon berpikir sejenak untuk memutuskan apa yang ia harus lakukan.

"Baiklah aku akan menunggunya." Laki laki itu memandangi Hye Seon tak percaya. Sekarang baru jam lima sore. Kalau ia menunggu sampai jam sepuluh malam itu berarti.....lima jam lagi.

"Apa kau yakin? Sekarang baru jam lima sore.."

"Tidak apa apa.Aku bisa membaca buku di sini. Nanti aku juga bisa keluar sambil menunggu."

"Tapi.."

Laki-laki itu berhenti meneruskan kalimatnya.Ia melihat muka Hye Seon untuk menyakinkan dirinya bahwa ia tidak salah dengar. Gadis ini sepertinya tidak sedang main-main.

"Terserah kau saja!"

Laki-laki itu pun membiarkan Hye Seon. Ia hanya bisa menggeleng tidak percaya. Selama menunggu,Hye Seon berkesempatan untuk melihat koleksi buku yang dijual di toko ini. Mulai dari seri pengetahuan alam, agama, buku-buku asing sampai literature seni semuanya ada. Perhatian Hye Seon tentu saja tersita untuk melihat koleksi buku seni khususnya seni rupa. Ia membayangkan seandainya ia diterima kerja, alangkah beruntungnya ia nanti, bisa membaca buku buku ini dengan cuma Cuma dan menikmati seduhan kopi yang ada di kafe.

Semakin sore,bukannya semakin sepi toko ini justru terlihat semakin ramai. Ada banyak sekali anak anak sekolah, pekerja kantoran dan kakek-kakek yang datang melihat koleksi buku kemudian membacanya di kursi-kursi sambil memesan berbagai macam minuman dan kue yang dijual di kafe. Ada satu buku contoh yang boleh dibaca oleh pelanggan di depan masing masing judul buku. Dengan cara ini, pembeli akan mengetahui isi buku sebelum ia membelinya.

Karena ramai inilah makanya Tuan Kang membutuhkan karyawan tambahan yang bekerja di sore hari. Hye Seon melihat kearah jam dinding. "Baru jam tujuh," keluhnya. Ia menyandarkan kepalanya di punggung kursi. Jari jarinya merayap ke dalam tas mencari ponsel. Ada sebuah pesan masuk.

So Jung menanyakan kabarnya dan juga menceritakan keadaannya di Gangneung sekarang. Sambil kuliah jurusan sastra Korea, So Jung ternyata ikut sanggar drama yang ada di pusat kota. Seminggu sekali mereka tampil di panggung-panggung lokal, melayani undangan dari berbagai organisasi.

Hye Seon melihat ke langit luar melalui jendela kaca. Lampu lampu jalan sudah hidup menerangi hari yang mulai gelap. Dia memutuskan untuk keluar sebentar mencari makan malam kemudian kembali lagi. Meski ia mulai cemas, ia sama sekali tak berniat untuk membatalkan niatnya.

Hari ini ia harus dapat kerjaan.Tak terasa mata Hye Seon tertutup karena ngantuk. Ia merebahkan kepalanya di atas meja baca.Tak ada yang berani membangunkannya.

v

Seorang pemuda dengan jaket hoodie hitam berjalan santai memasuki toko bersama dengan seorang gadis beramput sebahu.Mata keduanya langsung bergerak selidik mencari sesuatu. Ketika melihat pemuda tambun tadi, senyum pun terkembang di bibir keduanya.

" Hyung!"

Laki laki tambun si penjaga toko menyambutnya dengan senyuman lebar. Mereka berpelukan satu sama lain seperti sudah lama tidak bertemu.

"Lama sekali kau tidak pernah berkunjung ke sini, Hyung Won! Semakin tampan saja kau!"

"Bisa saja, kau juga tampak semakin langsing," balas Hyung Won meledek.

"Oppa! kau masih kenal aku kan?"

" Jung Na Ra....., bagaimana aku bisa melupakan gadis secantik dirimu, kau ada di Seoul?"

Na Ra mengangguk.

"Kami tidak jadi pindah ke Busan. Ayah tiba-tiba membatalkan rencananya."

Ketiganya tampak terlarut dalam perbincangan panjang nan akrab. Sudah hampir sebulan Hyung Won tidak pernah mengunjungi toko buku milik pamannya ini. Hari ini, entah ada angin apa ia mengajak Na Ra untuk melihat lihat koleksi buku.Tawaran ibunya pada Hye Seon untuk bekerja di toko buku milik pamannya, membuat ia penasaran. Apakah Lee Hye Seon benar benar melamar ke toko buku ini? Sesekali ia memperhatikan pengunjung yang mulai memenuhi toko buku. Mungkin ia bisa melihat sosok Hye Seon.Tapi setelah dua puluh menit di sana, ia belum juga melihat gadis itu.

Na Ra asyik melihat koleksi buku resep makanan Jepang. Hyung Won adalah penggemar masakan Jepang. Tampaknya gadis ini ingin memasak sesuatu untuk Hyung Won.

Setelah mengambil satu buku yang ia maksud, Na Ra membaca buku itu di sebelah seseorang yang sedang tertidur. Ia tak tahu kalau itu adalah Lee Hye Seon. Kepalanya ditelungkupkan di atas meja. Sekilas ia memperhatikannya, lalu perhatiannya terfokus pada buku masakan Jepang.

Hyung Won masih asyik mengobrol dengan Kim Suk Ju. Ia juga membantu laki-laki tambun itu melayani pelanggan yang membayar buku di meja kasir. Lee Hye Seon menggeliat dari tidurnya. Tangannya tanpa terasa menyenggol buku yang dibaca Na Ra hingga terjatuh. Kaget mendengar suara 'brak' ia pun terbangun. Kepalanya mendongak, dengan pandangan yang masih belum jelas, samar samar ia melihat seorang gadis sedang memungut sebuah buku dari lantai.

"Apa aku yang menjatuhkan bukumu?"

Na Ra kembali ke posisi duduknya. Melihat ada Lee Hye Seon di situ, ia tak bisa menutupi kekagetannya. Hye Seon sama kagetnya melihat Na Ra tiba-tiba ada disampingnya.

" Lee Hye Seon? Apa yang kau lakukan disini?"

Terbata-bata, Hye Seon melongo saja tak menjawab. Ia merasa buruk sekali tertidur di tempat umum seperti ini.

"Maaf aku telah menjatuhkan bukumu,..aku ..aku sedang menunggu pemilik toko buku ini?"

"Menunggu pemilik toko buku?"

"Iya..aku mau melamar kerja. Bibi Kang menyuruhku untuk mencoba melamar pekerjaan di sini. Bibi bilang kalau toko ini sedang mencari karyawan paruh waktu, jadi aku ke sini."

"Oh..begitu," Na Ra mengangguk paham.

Hyung Won dan Kim Suk Ju berjalan ke arah mereka berdua. Lee Hye Seon yang duduk membelakangi keduanya tak tahu kalau Hyung Won juga ada di situ. Baru setelah Na Ra berteriak cukup keras memanggil nama Hyung Won, ia menoleh dan melihat sosok Hyung Won yang tampak.. jantung Hye Seon terasa berdegup aneh. Hyung Won terkejut sekali melihat Hye Seon. Walau tak bisa dipungkiri ia juga lega, ternyata ia bisa melihat gadis itu benar pergi ke toko buku milik pamannya.

"Hyung Won! Hye Seon sedang menunggu Tuan Kang. Sudah kubilang Tuan Kang akan datang jam sepuluh tapi tetap saja ia masih mau menunggu. Ia sudah ada di sini sejak pukul lima sore tadi."

Na Ra langsung turun dari kursinya dan melihat Hye Seon dengan rasa tidak percaya.

"Benarkah ..kau menunggu sejak jam lima sore?"

Kepala Hye Seon mengangguk untuk membenarkan.

"Kau mengenalnya Na Ra?"

"Tentu saja aku mengenalnya. Dia tinggal di rumah Hyung Won! Hye Seon ini kuliah di Kim Art College," papar Na Ra membanggakan Hye Seon.

" Kim Art College?!!!!....benarkah?.. Kau tinggal di rumah Hyung Won?"

"Bukan..aku tidak tinggal di rumah Hyung Won. Aku tinggal di samping rumah Hyung Won!" ujar Hye Seon mengklarifikasi keadaanya. Ia tidak mau lelaki tambun itu salah sangka. Ia melirik sekilas ke arah Hyung Won yang diam. Ia tampak tak nyaman mengungkap ada orang yang tinggal dalam keluarganya sementara ada Na Ra disitu.

"Kami mau pulang dulu."

Hyung Won memberi isyarat pada Na Ra untuk pergi. Dengan muka cemberut Na Ra mengembalikan buku resep masakan Jepang ke raknya. Ia sebenarnya masih mau di sini. Gadis itu nampaknya adalah gadis manja. Ia senang sekali bergelayut pada tangan Hyung Won, pemandangan yang sama seperti yang Hye Seon lihat di rumah paman Kang kemarin pagi.

"Lee Hye Seon, apakah kau masih mau menunggu paman Kang?"

"Iya, aku akan menunggunya."

"Baiklah kalau begitu aku pulang dulu, aku titip temanku. Aku pulang dulu!" Hyung Won memberi salam untuk pamitan pulang. Lee Hye Seon menyaksikanya keluar dengan Na Ra yang masih menggandeng tangannya. Ia jadi risih karenanya. Sementara itu, Kim Suk Ju kembali lagi ke tempat kerjanya dan Hye Seon kembali menunggu Tuan Kang.