Hari ini berjalan seperti biasanya.Kesibukan perayaan hari jadi kampus tidak begitu menpengaruhi kegiatan belajar mengajar.Setelah mengabiskan mata kuliah terakhir dengan mata kantuknya. Karena dia masih punya waktu dua jam sebelum jam masuk kerja, ia berencana istirahat di toko nanti.Yu Mi sedari tadi mengeluh kepalanya pusing karena habis minum banyak SoJu malam sebelumnya.Ia pun terpaksa berjalan sendiri ke halte karena gadis itu merasa perutnya mulas terus.
Dari jauh terlihat halte sudah penuh dengan para mahasiswa yang menunggu bus.Hye Seon pasrah saja karena ia nanti pasti harus berdiri berdesakan.
Sebuah mobil BMW hitam meluncur kencang di sampingnya.Hye Seon tak begitu memperdulikannya.Namun setelah mobl itu mundur dan hampir menghalangi jalannya ia agak kesal mengira mobil itu hendak parkir di tempat ia berjalan.
" Hye Seon ssi, apakah kau mau ke toko?"
So Hwan membuka kaca mobilnya. Hye Seon hampir tak mengenalinya karena ia memakai kaca mata hitam.
" Ya.."
"Naiklah aku juga mau ke suatu tempat dekat toko bukumu."
Hye Seon bengong di tempatnya berdiri.Ia melihat ke samping kanan dan kiri,takut kalau ada orang yang melihatnya berbicara dengan So Hwan.
" Ayo masuklah !!!!" Hye Seon pun masuk kedalam mobil BMW mulus So Hwan.
v
"Kim Suk Ju oppa,Aku sudah menyelesaikan semua pendataan buku yang baru datang.Bolehkah aku pulang sekarang !"
Kim Suk Ju memeriksa data manual yang Hye Seon tulis di atas kertas bergaris yang Suk Ju sudah siapkan.Mata sipit cowok tambun itu bergerak dari atas ke bawah memastikan bahwa apa yang ditulis Hye Seon benar.
" Baiklah.Aku juga akan pulang setelah ini."
"terima kasih."
Hye Seon bergegas membereskan barang barangnya. Ia mengganti seragam tokonya dengan kemeja kotak berlengan panjang.Tak lupa ia mengenakan hoodie bergambar beruang kesukaannya untuk melindungi tubuh mungilnya dari udara dingin malam.
" Hye Seon, kenapa kau meminta ijin untuk pulang lebih awal?"
"Hari ini adalah perayaan pernikahan paman dan bibi Kang.Aku diundang untuk ikut merayakannya di restoran Jepang. Jadi aku tidak boleh telat."
"Perayaan pernikahan paman dan bibi? Sayang sekali aku tidak bisa ikut. Sampaikan saja salamku pada mereka..Wah..sayang sekali.."
"Baik! nanti aku akan sampaikan.Aku pergi dulu.."
Tanpa bertele-tele lagi, Hye Seon langsung pergi menuju halte bus.Sun Ah memberitahu Hye Seon letak restoran jepang itu di kawasan perbelanjaan di daerah Bonpu.Melihat halte yang masih penuh dengan orang Hye Seon memutuskan untuk naik taksi saja.Ia harus mengeluarkan kocek lebih. Ia merasa sangat tidak enak jika ia muncul paling akhir.Restoran Jepang ini konon adalah tempat makan favorite keluarga Kang.Bibi Kang masih memiliki cita rasa Jepang yang ia dapatkan dari ibunya.Di rumah pun ia sering sekali memasak menu masakan Jepang kesukaannya seperti sushi dan shabu shabu.
"Kenapa kau memperlakukanku seperti ini?" isak tangis seorang perempuan samar-samar terdengar ketika Hye Seon hendak memasuki halaman restauran.Ia berhenti mencari asal suara.Di pojok tempat parkir,di samping sebuah mobil Hyun Dai merah, Hyung Won berdiri membelakangi Na Ra. Wajahnya ditekuk. Dengan sedikit mengintip dari balik semak bunga, Hye Seon bisa mendengar percakapan mereka.Ia tak mungkin langsung masuk karena Hyung Won dan Na Ra tepat berada di sebelah jalan masuk.
"Kau masih tidak mempercayaiku?Kenapa kau tidak mau melihatku?Apakah aku begitu menjijikkan di hadapanmu?"
Na Ra berpindah berdiri di depan Hyung Won.Tetap saja Hyung Won masih tidak mau melihatnya.
"Kenapa kau seperti ini?Apa kau benar-benar menginginkan aku mati.Tidak usah menunggu lima bulan atau enam bulan lagi, sekarang pun kalau kau menginginkannya aku bisa mati."
Hye Seon menutup mulutnya,terkejut mendengar Na Ra mengucapkan kata "mati" dalam pertengkarannya dengan Hyung Won.Sebenarnya apa yang terjadi diantara mereka? Hye Seon hanya bisa menebak asal tanpa menemukan kepastian.Apapun itu, sepertinya memang bukan hal yang sepele.
"Kenapa kau selalu mengatakan kata "mati" jika kau membuatku kecewa.Apakah kau senang membuatku merasa bersalah jika kau meninggalkan dunia ini?"
Hyung Won berkata pelan tanpa ekspresi untuk membalas cercaan pacarnya.Dari nada suaranya jelas sekali ia sedang tidak bersemangat.
"Maaf jika aku membuatmu merasa terikat kepadaku.Tapi apakah aku sehina itu dihadapanmu?"
Sekarang Hyung Won memutar badannya dan melihat tajam ke arah wajah Na Ra.Gadis itu bergerak lebih dekat ke arah badan Hyung Won.Ia tiba tiba memeluknya.Hyung Won yang tak menyangka Na Ra akan melakukan hal itu langsung kaget.Ia menoleh ke sana kemari memastikan tidak ada orang yang melihatnya.Hye Seon berpaling seketika ia melihat kejadian itu.Hatinya...tidak..jantungnya berdetak sangat tidak teratur.Mukanya memanas dan hampir membuat bulir-bulir air matanya turun.
"Ayo kita masuk, kita bisa membicarakan hal ini lain kali.Ayah dan ibu sudah menunggu di dalam."
Na Ra melepaskan pelukannya dari Hyung Won.Mereka pun berdua masuk ke dalam restauran.Hye Seon masih duduk terpaku di samping semak bunga.Ia menepuk-nepuk kepalanya, merasa bodoh sekali karena harus menyaksikan kejadian seperti itu.
"Apakah anda baik baik saja, Nona?" Hye Seon mendongak.Ada seorang laki-laki dengan jas hitam rapi berdiri di hadapannya.
" Oh,..Saya baik-baik saja."
"Benarkah?"
Laki-laki itu kurang yakin dengan jawaban Hye Seon.Ia pun memastikan sekali lagi kalau Hye Seon memang tidak apa apa.
"Aku tadi lihat, kau duduk lemas di bawah semak.Jadi, aku mendatangimu alih alih kau membutuhkan bantuan. Tapi...baiklah kalau begitu aku pergi dulu.hati hati.."
Laki laki itu memberi salam pada Hye Seon kemudian pergi menuju restauran.Hye Seon tidak sadar kalau ada orang yang memperhatikannya sejak tadi.Otaknya berpikir keras, jangan-jangan ia melihat semuanya..
Jam tangan Hye Seon menunjuk ke angka sepuluh lewat empat puluh lima menit.Ia telat.Semua orang pasti sudah menunggunya di dalam.Ia pun langsung bergegas masuk.Sesampainya di dalam restauran, Hye Seon mencari di mana meja yang sudah dipesan oleh keluarga Kang.Mata Hye Seon melihat seseorang melambaikan tangan ke arahnya.Itu adalah lambaian tangan Sun Ah .Hye Seon pun berjalan menuju tempat Sun Ah berada. Semua orang jelas sudah berkumpul. Tak ada yang berpakaian santai seperti dirinya.Kalau tahu semua orang berpakaian rapi,ia pasti sudah membawa baju ganti sebelum pergi ke toko siang tadi.Keramahan Paman ,bibi dan Sun Ah membuat Hye Seon tak sempat berpikir tentang baju yang ia kenakan.
"Hye Seon, akhirnya kau datang juga.Kau pasti sangat kelelahan. Maaf merepotkanmu." Sun Ah seperti biasa selalu bersemangat jika ada Hye Seon di sekitarnya. Mata Hye Seon membelalak kaget melihat laki-laki yang menemuinya tadi sekarang ada di meja ini.
Hye Seon duduk di samping Hyung Won yang diam saja.Ia masih ingat tentang pertengkarannya dengan Na Ra di depan restauran tadi.Na Ra bersikap manja seperti biasanya seolah tak ada yang terjadi dengan mereka.
"Baiklah karena semua sudah berkumpul mari kita langsung saja mulai acaranya." Paman berhenti bicara sejenak. Ia berdehem kecil kemudian melihat satu persatu kesetiap orang yang ada didepannya.Hye Seon mulai agak ketakutan dalam kondisi seperti ini.Sesekali ia melihat kearah Hyung Won dan Na Ra yang juga serius menanti apa yang akan paman sampaikan.
"Ini adalah perayaan ulang tahun pernikahan kami yang ke tiga puluh lima.Sepertinya baru kemarin aku melamar wanita cantik di sampingku ini.Tak terasa waktu berlalu begitu cepat.Sudah tiga puluh tahun lebih kami bersama membina hubungan rumah tangga.Karena tak banyak pasangan yang bisa hidup bersama dalam waktu selama ini maka kamipun bersyukur bisa melaluinya.Rahasianya adalah cinta.Jika kita tulus mencintai pasangan kita,maka tak akan ada yang tidak bisa kita lalui.Dan kepercayaan itu juga sangat penting. "
Suasana menjadi haru seketika.Paman banyak berbicara tentang suka dan dukanya membina hubungan rumah tangga dengan bibi.Ada kalanya mereka memang bertengkar,tapi tak sekalipun mereka membiarkan pertengkaran itu menjadi penghancur keutuhan rumah tangga mereka.Ini adalah wasiat yang sangat berharga yang Hye Seon harus dengarkan.Ia juga ingin seperti paman dan bibi.Jika waktunya nanti ia menemukan pasangan hidupnya ia akan mencintai dan mempercayainya.
Satu persatu semua orang yang ada di situ mengucapkan selamat pada paman dan bibi.Hye Seon tidak membawa kado besar.Ia hanya membuat sketsa potret wajah keduanya dalam kanvas kecil yang ia bingkai dengan rapi.Paman dan bibi sangat senang sekali menerimanya.
"Hye Seon, ini adalah kado lukisan pertama yang kami dapatkan sepanjang pernikahan kami.Ini sangat mengagumkan. Terima kasih."
"Maaf, karena aku tidak bisa memberikan sesuatu yang special pada paman dan bibi.Jika bibi sangat senang dengan hadiah yang aku bawakan aku juga ikut senang."
Bibi memeluk Hye Seon erat seolah ia memang anaknya sendiri. Melihat hal ini, Na Ra sangat tidak nyaman.Sudah lama sekali ia tidak merasakan keakraban antara dirinya dan keluarga Hyung Won.
"Pada kesempatan kali ini, aku ingin memperkenalkan tamu yang istimewa pada kalian semua.Hye Seon dan Na Ra ini adalah kekasih Sun Ah yang tinggal di Incheon.Park Wo Han."
Paman hanya menyebut nama Hye Seon dan Na Ra karena hanya dua orang inilah yang tidak tahu siapa laki laki ini.
"Kemarin kami sudah membicarakan bahwa selain merayakan ulang tahun pernikahan kami yang ketiga puluh, malam hari ini Park Wo Han akan melamar Kim Sun Ah."
Hyung Won, Na Ra dan Hye Seon serta merta kaget mendengar perkataan paman.Terlebih Hyung Won yang tidak dilibatkan dalam urusan keluarganya.Mereka tak menyangka Sun Ah akan segera melepas masa lajangnya.
"Nuna, Kenapa kau tak memberitahuku tentang pertunanganmu?' protes Hyung Won pada kakaknya.Sun Ah hanya tersenyum tak peduli.
"Aku tak mau membuat semua orang bingung.Lagian oppa juga masih sibuk dengan pekerjaanya di Incheon dan malam ini kami pikir adalah saat yang tepat untuk mengumumkan keseriusan hubungan kami."
" Tapi..tetap saja tidak boleh seperti itu," bantah Hyung Won.
"Hyung, apakah benar kau mau melamar kakakku?" tanya Hyung Won ingin memastikan sekali lagi.Kali ini Park Wo Han yang ia tanyai.Park Wo Han tersenyum saja melihat reaksi Hyung Won.
" Iya.Aku akan melamar Kang Sun Ah. Kami sudah lama berpacaran dan kurasa kalau kami sudah siap, apa lagi yang harus kami tunggu selain menikah?" Mendengar jawaban Wo Han, Hyung Won terlihat lega.Ia sepertinya yakin kalau laki-laki ini memang cocok untuk kakak perempuannya.
"Baiklah kalau begitu mari kita bersulang untuk kebahagiaan kita malam ini, cheers!" Paman mengangkat segelas soju dan bersulang dengan semua orang yang ada disitu.Hye Seon mengikutinya mengambil segelas soju, namun setelah diangkat ia meletakkan kembali diatas meja.Hye Seon hanya sekali minum soju.Ia tidak tahan dengan alkohol.Ketika ia pertama kali minum alkohol, ia langsung muntah dan parahnya perlu waktu dua hari untuk menyembuhkan sakit perutnya.Sejak saat itu ia tidak pernah lagi minum apapun yang berbau alkohol.
"Hye Seon, kenapa kau tidak minum soju mu?" tanya Park Wo Han.Perhatian semua orang kini tertuju padanya.
"Aku tidak bisa minum alkohol."
"Kenapa kau tidak memberitahu kami?" Sun Ah merasa bersalah melihat Hye Seon dalam keadaan seperti itu.
" Tidak apa-apa aku bisa minum yang lainnya."
Hyung Won menyodorkan segelas air putih yang kebetulan ada di sampingnya.Na Ra yang melihatnya seketika menjadi memerah.
"Minumlah ini.Air putih ini tidak akan membuatmu sakit," ujar Hyung Won.Hye seon melihat gamang kesekitarnya.Ada Na Ra di situ yang melihat perlakuan Hyung Won dengan penuh selidik.Walaupun sepertinya semua orang terlihat merasa tidak enak dengan perlakuan Hyung Won pada Hye Seon tak ada yang berkomentar.Mereka diam dan melanjutkan makan malam seperti tak ada sesuatu yang terjadi.
" Ayo makan lagi," paman meminta semua untuk kembali melahap makanan di depan mereka.