Ani dan Teguh sama-sama merasa malu setelah selesai berciuman. mereka merapikan rambut dan baju mereka masing-masing. bertingkah seolah tidak terjadi apapun diantara mereka. Untung saja di dalam Bioskop itu begitu gelap, jadi mereka tidak bisa melihat dengan jelas ekspresi wajah mereka masing-masing. Sampe film itu berakhir mereka bahkan tidak mengerti isi jalan cerita dengan jelas. Gimana mau mengerti filmya, mereka aja asyik bikin film sendiri. xixixixi...nggak tau udah berapa kali mereka saling berpagutan. yang jelas setelah keluar dari Bioskop. mereka menjadi semakin canggung.
" An..." panggil teguh.
" ya.."
" aku...aku...aku minta maaf atas kejadian tadi. sebenarnya...aku...aku..."
Ani merasa malu sendiri. sebenernya tadi ga sepenuhnya salah Teguh karena dia juga menikmatinya. Ani lalu memotong kata-kata Teguh.
" udah...jangan dibahas."
" kamu marah?"
Ani terdiam. Dia sih bukanya marah sama Teguh malah justru marah pada dirinya sendiri yang begitu gampang menerima ciuman dari Teguh. padahal antara mereka belum ada kata jadian. huft...betapa bodohnya aku ini. kenapa juga tadi milih film romantis. malah jadi terbawa emosi sendiri begini jadinya. malu banget rasanya. nanti aku dikira cewek gampangan sama Dia. Ani menggerutu sendiri dalm hati.
Teguh mulai panik karena Ani terdiam dan mukanya mulai memerah. sepertinya Ani marah nih.pikir Teguh.
" An..." teguh berusaha meraih tangan Ani.
tapi kali ini Ani tak membiarkan itu terjadi. dan menepis tangan Teguh.
" Maaf guh."
" kamu marah An? " tanya Teguh lagi meyakinkan dirinya.
" aku ga marah sama kamu kok. " jawab Ani masih menunduk.
" Aku terbawa emosi An, aku..aku khilaf. aku benar-benar nggak bisa mengendalikan diri."
" kamu pasti mengira aku cewek murahan ya Guh. padahal hubungan kita hanya sebatas teman."
" Enggak An, aku....aku..." kata-kata itu sepertinya sangat susah diucapkan oleh Teguh walaupun dia memaksakan dirinya tetap tidak mau keluar dari tenggorokannya.
" apa?? jujur Guh saat ini aku sangat malu sama kamu. betapa bodohnya aku sebagai seorang wanita yang begitu mudah untuk..." ani tak sanggup meneruskan kata-katanya. Dia lalu menutup wajahnya dengan kedua tangan. Dia merasa menjadi wanita yang super idiot saat ini.
Teguh meraih tangan Ani dari wajahnya. Dia paham benar bahwa gadis itu sedang merasa rendah diri sekarang. dikecupnya punggung tangan Ani dengan lembut.
" An....aku sayang kamu. maukah kamu jadi pacarku?" tanya Teguh masih menggengam tangannya.
Mata Ani terbelalak lebar begitu indah mendengar Teguh menembaknya. Ani memang sudah merasakan sikap Teguh yang memang berbeda dengannya. Tapi mendengarnya menyatakan cinta saat ini, apa nggak terlalu cepat. mereka bahkan baru 1 bulan berkenalan dan dekat.
" kamu serius Guh? tanya ani seolah nggak percaya dengan pendengarannya.
" sangat An, aku sudah jatuh cinta padamu saat kita pertama bertemu di kantin. "
" Tapi Guh, kita...kita baru saling kenal beum lama.kita belum saling mengenal dekat satu sama lain."
" Ya itulah cinta An, datangnya tidak mampu kita prediksi. hanya butuh rasa dalam hati. bahkan waktupun tidak menjanjikan rasa tumbuh dalam hati. kadang kita mengenal orang bertahun-tahun juga belum tentukan kita cintai." itu perumpaman yang di buat oleh Teguh.
" Apa jawaban kamu An? kalo kamu belum bisa menjawabnya aku akan beri kamu waktu An.berapa waktu yang kamu butuhkan? 1 hari, 1 minggu, 1 bulan?sampai kamu benar-benar bisa menerimaku, aku akan menunggu. "
" aku ga bisa jawab sekarang Guh. aku pikir-pikir dulu ya. besok aku kasih tau kamu."
" ya udah. aku tunggu. kita makan dulu yuk? kamu laparkan?"
" kita pulang aja ya. kita makan di kantin mess aja gimana?."
" ya udah kalo itu mau kamu. kita pulang. "
Sepanjang perjalanan hanya ada kesunyian diantara mereka. pikiran mereka melayang entah kemana.
" apakah Ani tidak mencintaiku? tapi bukankah tadi dia membalas ciumanku. apa artinya itu. "pikir Teguh
" Duh beneran ga ya Teguh cinta sama aku. apa cuma gara-gara ciuman itu dia jadi bilang suka? ihh... bodo banget sih aku, harusnya jual mahal sedikit kek jadi cewek. " gerutu Ani dalm hati
********
Sementara Arul menenggelamkan dirinya di dalam kamar. Dia nggak ada niat kemana-mana sekarang apalagi kalo Risya masuk sore.
" ciya...ciya...tumben nih Leonardo De Caprio ngurung diri aja dikamar. ga salah liat nih Gue. Emang stok cewe di Mess ini dah habis apa?. " kata Rizal teman sekamar Arul.
" Gue lagi males aja keluar zal. lagian cewek gue juga lagi kerja."
" bukannya stok cewek lo banyak. 1 kerja yang lain masih banyak kan.?" sindir Rizal.
" Lo pikir cewek kaya barang dagangan pake stok segala. gue cuma punya satu cewek sekarang dan selamanya. " jawab Arul." Dah lo kalo mau ngapel, ngapel aja ga usah perduliin gue. gue mau tidur."
" hahaha....jomblo nih yeee." ledek Rizal sambil ngeloyor pergi.
Arul mengambil kertas dan pena. Dia mulai menulis sebuah puisi :
"Kesepian ini membunuhku
Membunuh Rindu yang kini kurasa untukmu
Jauh darimu membuatku mengerti
Bahwa hatiku telah kau curi "
Baru aja sebentar berpisah rasanya seperti udah seabad lamanya.
Risya....aku kangen kamu.... kata Arul sambil mengacak rambutnya sendiri. Dia lalu menenggelamkan wajahnya dibawah bantal. sesaat kemudian dia membalikkan tubuhnya memandang langit-langit kamarnya, berusaha terpejam namun bayangan senyum Risya malah semakin membuatnya merindu.
Astagfirulloh... kayaknya aku harus puasa nih. aku ga bisa menahan diriku sekarang. jadi pingin banget nikahin dia. huft...gue lama-lama bisa gila kalo begini terus. gue harus ngomong sama Risya besok. Gue harus lamar Dia secepatnya.