Selesai mandi Risya masih melihat Arul di teras kamarnya. sambil membawa sesuatu ditangannya.
" Nah gitu kan udah seger jadinya. "
Risya masih tetap cuek lalu masuk kamar, menyisir rambutnya. dan kembali keluar menemani Arul. walaupun sebel. Risya harus menyelesaikan masalahnya. Risya ngga mau menghindari masalah terlalu lama. bisa jadi memang bener ini hanya salah paham. lagi pula. Risya juga sangat mencintai kekasihnya itu. Risya duduk di sebelah Arul.
" Udah cepetan mau ngomong apa? aku mau pergi nih. " kata Risya masih ketus.
" Mau kemana ? "
" makanlah aku laper."
" Ini udah aku beliin makanan kesukaan kamu. pecel lele sambelnya yang banyak kan ? dan ini minumnya jeruk anget "
kata Arul sambil memperlihatkan bungkusan yang dibawanya. Tanpa menunggu jawaban Risya Arul masuk kedalam kamar mengambil Piring dan sendok untuk Risya. Arul tau kalo hari ini teman Risya masuk sore.
" Udah mau makan dulu apa mau dengerin aku ngomong dulu ?"
Arul dengan sabar membuka bungkusan yang dibawanya, membuka plastik sambal dan menuangkan ke piring. membuka plastik jeruk anget dan menaruhnya di gelas lalu memberikannya pada Risya. Risya terenyuh dengan perhatian Arul. tapi dia juga masih kesel. jadi dia diam saja.
Melihat ekspresi Risya yang masih diam tanpa menyentuh makanannya Arul kemudian menutup kembali makanan Risya agar tidak dihinggapi lalat. menarik nafas panjang.
" ya udah aku ngomong dulu kalo begitu. please dengerin baik-baik. Tadi itu aku sedang ambil minum di deket tempat absen dan meminumnya tiba-tiba ada anak baru yang mungkin takut telat berlari mau absen tapi malah menabrak aku yang sedang minum. otomatis air minum itu tumpah dibajunya dan bajuku. ketika dia hendak berjalan kembali dia terpeleset genangan air tumpahan tadi dan reflek aku memegang tangannya supaya nggak jatuh. dan Dia reflek juga memegang bahuku. jadi kalo dari belakang terlihat seperti kami sedang berpelukan. dan pas banget kamu datang tadi jadi kamu salah paham. "
Kak Arul memperhatikan ekspresi Risya yang masih terlihat marah walaupun wajahnya sudah sedikit melembut tapi sepertinya ngga ada niat buat mempercayai kata-katanya.
" Ya udah itu aja yang mau aku omongin. kamu mau percaya syukur. ga juga nggak papa. tapi itulah yang sebenarnya. " kata kak Arul lam-lama kesel juga dengan sikap Risya apalagi mengingat tadi Risya dan bagus, dan cowo lain malah peluk2an.
" Dah aku pulang dulu. itu makanannya di makan biar nggak dingin." Arul bangkit dari tempat duduknya dan akan meninggalkan Risya. Selangkah berjalan Risya meraih tangan Arul dan melarangnya pergi. Risya sadar dah salah paham dengan lelaki itu.
" kak...temani aku. " pintanya
Arul tersenyum membelakangi Risya. Dia gantian sekarang yang cuek dan pura-pura marah sama Risya. Arul melepas genggaman tangan Risya dan tetap mau pergi.
" kak.." panggil Risya lagi.
Arul berhenti tapi tetap tak mau menoleh. Dia ingin tau seberapa Risya akan berusaha menghalanginya pergi. Tiba-tiba Risya memeluknya dari belakang. Sesaat kehangatan dirasakan di seluruh tubuhnya.
" maafin aku ya ka. aku udah salah paham." ucap Risya lagi sambil mengeratkan pelukannya.
Arul terdiam cukup lama. membiarkan kerinduan yang tadi terbalaskan dengan pelukan hangat kekasihnya. Setelah cukup lama Arul melepaskan pelukan Risya dan berbalik untuk menatap wajah kekasihnya itu.
" Udah nggak marah lagi ?" tanya Arul.
" Iyaaa. maafin aku ya ka."
" ok aku maafin. tapi sekarang gantian aku yang marah. " kata kak Arul malah cemberut.
" kok jadi kamu yang marah si kak ? " tanya Risya kebingungan.
" Iyalah. kamu yang liat aku 1x berpelukan sama cewek lain aja segitu marahnya. dan harus dibujuk lama baru bisa berhenti marahnya. padahal itu cuma salah paham. trus aku malah 2x liat kamu begitu intim dengan cowok lain. apa aku ga boleh marah?"
" hah... 2x sama siapa aku berbuat begitu?" tanya Risya keheranan.
" huft... pertama sama mas Bagus tadi di meja kerja kamu. ngapain coba mas Bagus mejanya pindah ke meja kamu. ngomongnya pake deket-deket lagi. sampe aku liat tadi mas Bagus bener-bener mau peluk kamu untung nggak jadi. trus yang ke 2. Tadi di depan pintu gerbang, ngapain kamu peluk-pelukan seenaknya sama laki-laki lain ?
Risya tertawa..rupanya kekasihnya itu sedang cemburu. lucu sekali ekspresi mukanya sampe cemberut gitu,
" ohh..yang itu..."
" ngapain ketawa ?"
ups...Risya menutup mulutnya agar tidak tertawa lagi. kemudian memiringkan wajahnya untuk melihat Arul lebih dekat.
" kamu cemburu ya ka? " ledek Risya, bukannya menjawab pertanyaan Arul malah justru balik pertanya.
" Nggak..ngapain cemburu."
" ah...bilang aja kalo cemburu. iyakan..??""
" enggak.""
" iyaaa.."
" enggak..."
" iya."
" iya..aku cemburu...puas." kata Arul memalingkan wajahnya dari Risya
Risya kemudian memegang kedua wajah Arul dengan kedua tangannya agar menatapnya.
" Kak..tadi yang pertama itu aku berdekatan sama mas Bagus karena mas Bagus mau nunjukin email perintah kerja dari Mr. Tang padaku. dan yang kedua cowok yang aku peluk sembarangan di depan mess itu kakak kandungku mas Darma. " jelas Risya lembut..