Janetta kecewa dengan apa yang dilihatnya. Setiap orang juga pasti bisa melihat betapa besar cinta Arul hanya dengan melihat tatapan Arul yang begitu lembut ke Risya saat ini. dan itu begitu membakar hatinya.
Risya melihat jam di kantor dan melihat ke pintu. Dia tau bahwa ini jam kerja Arul.
Pandangan mereka bertemu dan mereka tersenyum. Arul kemudian mendekati Risya.
" cape sayang?"
" lumayan sih ka."
" mau di pijitin."
" hust ini di kantor. g boleh nakal. "
" hehehehe... ya udah dah bel tuh aku kerja dulu ya. nanti pulangnya tunggu aku."
" siap bos."
*************
Risya dan Arul pulang bersama. malam ini udara begitu dingin, tubuh Risya menggigil hebat di boncengan Arul membuat Arul panik.
" Ris, kamu kenapa." kata Arul sambil memegang tangan Risya dengan 1 tangan.
" Di..dingin ba..banget kak. " ucap Risya lirih. wajahnya pucat pasi.
" Peluk yang kenceng sayang.biar ga kedinginan. "
" udah tapi masih dingin. "
" kita ke dokter aja ya. aku khawatir kamu sakit."
" jauh ka..aku ga kuat dinginnya."
" ya udah kamu sabar bentar lagi kita sampe mess. sabar ya sayang. coba kita udah nikah, aku pasti kasih kamu kehangatan yang tak terkira. "
" aa..pa sih ka." ucapan Arul membuat Risya memerah. bisa-bisanya Dia menggoda disaat melihat kondisi gadisnya seperti itu. Tapi itulah yang selalu bisa membuat Risya tersenyum. Risya begitu nyaman dan terlindungi olehnya.
********
Sampai di Mess Risya tidak mampu lagi menahan tubuhnya yang semakin lemah karena kedinginan. Dia pingsan di pelukan Arul.
" Risya...risya...kamu kenapa. " Arul begitu panik dan langsung menggendong Risya. Dia nggak mungkin membawa Risya ke kamarnya karena masih sangat jauh. Dia pikir yang terdekat adalah kamar Somad CS, dan kebetulan mereka juga habis pulang sip sore dan masih duduk-duduk di luar.
Arul mendekati mereka sambil mengendong Risya.
" to..tolong Aku...Risya pingsan. " ucap Arul dengan nafas terengah-engah.
" hah...Risya pingsan. ayoo bawa masuk dulu. " kata Widi tak kalah paniknya.
" iya ayoo bawa masuk. " timpal Teguh.
" kok bisa pingsan sih Rul. " kata Somad penuh curiga.
" nanti aku ceritain. yang penting kita tolong dulu. "
" Ada minyak kayu putih ga.
" inih.."
" bisa tolong tinggalkan kami." kata Arul.
" eh kamu mau apa? jangan ambil kesempatan dalam kesempitan ya." ucap somad melarang Arul
" Aku mau kasih minyak kayu putih." kata Arul sambil menggosok-gosok tangan dan kaki Risya biar hangat.
" Ga bisa. kalian bukan muhrim. aku panggil kakanya dulu. " cegah Widi.
Arul pasrah. mereka benar aku memang belum menikah dan ga mungkin akan memberikan minyak di seluruh tubuhnya. dan lagi ga mungkin juga aku buka auratnya di depan semua orang.
Nggak lama Darma datang dengan wajah panik.
" apa yang terjadi ? "
" Risya pingsan dan belum bangun-bangun. tubuhnya begitu dingin. kita cowo semua ga mungkin kasih dia minyak di seluruh tubuhnya Dar. jadi aku panggil kamu Dar."
" ya udah tolong kalian semua keluar. aku yang urus adikku. dan kamu, tunggu aku di luar aku mau bicara sama kamu. " kata Darma begitu geram pada Arul.
Selesai membalurkan minyak di tubuh Risya Darma keluar dan berbicara pada Arul.
"brugg" tiba-tiba saja Darma melayangkan tinjunya ke pipi Arul.
" kamu apakan Adikku." tanya Darma lagi sambil mencengkeram krah baju Arul. rupanya Darma sudah banyak mendengar hal negatif mengenai pacar adiknya itu. Tidak ada yang melerai perkelahian itu karena sebenarnya mereka juga ga suka sama Arul.
" tunggu mas...kamu salah paham. kita bicara baik-baik. aku bisa jelasin semua."
" kamu jangan permainkan adikku. apa yang kamu lakukan sampe membuatnya sakit seperti itu. "
" tenang dulu mas..ayo kita duduk dan aku jelasin semuanya."
Risya merintih memangil nama Arul dengan lemah. " kak....kak..a..Arul." rintih Risya sambil memegang kepalanya yang pusing dan itu terdengar oleh Somad yang paling dekat posisinya dengan Risya.
" eh...eh...Risya...udah Sadar.."
Dengan cepat Arul melepaskan cengkraman Darma dengan kasae dan berlari secepat kilat ke kamar menyingkirkan yang lain yang hampir sampai kamar. Arul lalu duduk di tepi ranjang dan memegang tangan Risya.
" aku disini sayang...mana yang sakit? apa masih dingin? ini minum dulu teh hangatnya ya. " kata Arul begitu lembut dan penuh perhatian membantu Risya duduk dan meminum tehnya. Arul begitu telaten melayani Risya. dengan lembut Arul memberikan jaketnya supaya Risya tidak kedinginan. Risya sudah memakai jaket sendiri sebenarnya. tapi Arul memberikan jaketnya agar tubuh Risya menjadi hangat. ga mungkinkan Dia memeluk Risya didepan mas Darma yang sedang begitu marah padanya.
" aku dimana kak? kata Risya sambil meminum teh hangat yang diberikan Arul lalu melihat ke sekelilingnya. "kok rame sekali...dan mas Darma." seru Risya kaget, matanya membulat indah sekali.
Darma kemudian berjongkok di tepi ranjang memegang tangan adiknya menggantikan Arul. Arul berdiri agar Darma bisa duduk dengan adiknya.
Ada kecemasan diwajahnya melihat adiknya pingsan. setau Darma, Risya anak yang begitu kuat dan tangguh, dia bahkan lebih kuat darinya secara fisik. dan tidak pernah sakit jadi bagaimana Dia bisa pingsan? satu-satunya alasan adalah Arul yang membuatnya kelelahan dan kurang istirahat hingga fisik adiknya melemah. Sejak dia datang kesini adiknya hanya bertemu 1x dengannya dan tidak menemuinya lagi gara-gara laki-laki ini. Malam itu sebenarnya Darma datang ke kamar Risya saat Risya tidak datang menemuinya di kantin tapi yang Dia liat justru Risya dan Arul yang sedang berciuman mesra. Darma tersenyum dan kembali ke kamarnya. dia tidak mau mengganggu adiknya itu.
tapi gosip-gosip tentang Arul membuat Darma menjadi khawatir kalo Arul hanya bermain-main dengan adiknya. kini melihat perhatian Arul yang begitu tulus pada adiknya membuat dia berpikir kembali..
" kamu kenapa? kok bisa pingsan ? mana adik mas yang begitu kuat" tanya Darma
" aku kecapean kali mas...aku sibuk banget beberapa hari ini dan aku harus sering lembur.
aku jadi kurang istirahat. maaf aku belum bisa menemuimu lagi. kamu taukan liburku ga sama dengan yang lain. " kata Risya menjelaskan.