Arul selalu saja khawatir pada Risya. dan selalu ingin memastikan dia selalu aman. karena Arul sadar lawan yang dia hadapi saat ini adalah orang gila. sebenarnya Arul tak ingin melihat Risya dalam bahaya. tadinya Arul berusaha melepaskan Risya. tapi Dia sadar kalo dia sangat mencintai Risya dan nggak mau kehilangannya. makannya Arul begitu menjaganya. dan tak pernah membiarkannya terluka.
Arul mengantarkan Risya sampai kamarnya. lalu kembali ke PT. Sampai di PT dia langsung menuju ke departemennya dan melanjutkan pekerjaan. Selama bekerja pikirannya menerawang pada Risya terus. Apa sebenarnya yang terjadi pada gadisnya. kenapa dia selalu merasakan kedinginan setiap habis maghrib dan jam 12 malam. setelahnya dia akan sehat kembali. Dia sangat khawatir melihat ekspresi wajah Risya yang pucat pasi bagaikan mayat hidup saat memeluknya kemarin. Apa ada jin yang mengganggunya? pikiran Arul jadi begitu khawatir..
********
" Hai Ris, tumben ga sama Arul?" tanya Teguh.
" sekali-sekali Me time lah. dia masuk sore. "
" ohh..iya lupa. itu temennya ga dikenalin yang di sebelah kamu? " tanya Teguh sambil melirik ke Ani yang ada di sebelah Risya.
" hm...kenapa naksir?" tanya Risya langsung.
" Emang ga boleh ya ? "
" Boleh deh. An, kenalin nih Teguh, teman sekamar dan satu departemen sama Arul..
Guh, kenalin nih Ani sahabat sekaligus saudara gue sejak kecil. " kata Risya sambil memperkenalkan mereka berdua.
" Teguh.."
" Ani " kata mereka berdua sambil berjabat tangan sangat lama. sepertinya mereka saling tertarik sejak pandangan pertama.
" eh...em....udah salamannya ntar jatuh cinta lo. " Ledek Risya sambil menyikut tangan Ani.
" apaan...sih Ris. " jawab Ani tersipu malu sambil melepaskan tangan Teguh.
" boleh nggak aku ikut gabung disini. "
" duduk aja guh. "
" thanks ya.
" An, kamu anak baru ?" tanya Teguh
" iya. "
" departemen apa?"
" bagian packing. "
" pantes jarang liat. jauh si. "
" kamu sendiri bagian apa?
" sama kaya pacar Risya."
" ohh..."
Sepertinya Teguh dan Ani mulai akrab nih. sampe mereka asyik ngobrol sendiri tanpa memperdulikan Risya. sepertinya Risya dianggap tidak ada.
" ciyee..kayaknya gue balik aja ya. guh, lo nanti temenin ani pulang ya. " ledek Risya.
" apaan sih Ris...sini aja dong. " cegah Ani
" hahhaa...habis gue kaya kambing congek aja dicuekin dari tadi. mending gue tidur di kamar.
" ih jahat banget sih lo Ris. temenin dulu ngapa."
" iya deh...iya. "
" eh kalian mesen apa?"
" lagi pesen martabak nih sama pecel lele buat Ani. dia belum makan. kalo aku udah makan tadi bareng kak Arul. "
" Lo mana bisa jauh dari Arul Ris. lengket terus kaya perangko. " kata Teguh.
" yee..sirik aja lo guh. Aaw...paanas." kata Risya langsung berdiri.
" maaf...maaf...ga sengaja kata seorang cewek yang menumpahkan kuah bakso di pergelangan tangan Risya.
" ya bener aja lo. lo sengajakan tadi numpahin kuah bakso itu ke tangan Risya." kata Ani sewod
" maaf beneran gue ga sengaja. tadi gue kesenggol cewek itu." sambil menunjuk ke cewek yang langsung pergi dari kantin.
" woy...tanggung jawab lo. itukan Belinda Ris " teriak Teguh.
Tapi Belinda langsung kabur dari tempat itu.
" sa...saya minta maaf ya..maaf banget. " kata cewek yang kayaknya anak baru itu dengan tubuh gemetar. dan mata berkaca-kaca.
" ya gapapa kok." kata Risya menenangkan
" huft...huft...panas."
"kita ke Balai Pengobatan aja di PT Ris yang deket. di sana kan pengobatan 24 jam. karena melayani para pekerja. kalo kita periksa ke kota juga jauh.ayoo aku anter." kata teguh
" Aku pinjam ojeg dulu ya. "
" Aku ikut guh. " Ani nggak mau ketinggalan. Dia melihat luka bakar di tangan sahabatnya lumayan parah.
" ayo....An. eh..lo juga ikut. lo harus tanggung jawab." kata Teguh pada cewek tadi
" i...iya."
Sampai di PT kebetulan yang jaga Pak Andi. Teguh langsung menjelaskan pada pak Andi kondisi Risya yang sebenarnya. dan pak Andi mengijinkan mereka masuk karena sudah kenal baik sama Teguh dan Risya."
Di balai pengobatan Risya langsung ditangani oleh dokter disana. luka bakarnya diobati kemudian di perban. Ani dengan setia menunggui sahabatnya itu. ditemani cewek baru yang bernama Eka. sementara Teguh malah jalan-jalan mencari Arul.
" Rul..." panggil Teguh
" Ngapain lo disini guh? pake baju bebas lagi. bukannya lo masuk pagi. " tanya Arul
" Gue nganterin Risya ke Balai pengobatan. "
" hah?? kenapa Risya? " tanya Arul kaget.
Tak sabar menunggu jawaban dari Teguh, Arul langsung berlari secepat-cepatnya menuju Balai Pengobatan. Sampai disana Arul menemukan Risya, saking paniknya melihat Risya Arul langsung memeluknya. seolah sangat takut terjadi apa-apa pada kekasihnya itu yang membuat Risya dan yang lain kaget.
Melihat nafas Arul yang terengah-engah bisa menjelaskan bahwa dia tadi sangat panik dan lari secepat-cepatnya.
" Anda siapanya pasien." tanya dokter
" saya calon suaminya dok. " jawab Arul membuat Ani dan Risya tercengang
" oh..pantas Anda begitu khawatir. tapi tenang aja. calon istri anda hanya mengalami luka bakar ringan. setelah 3 hari juga akan sembuh. untung saja luka bakarnya tidak begitu dalam dan tidak mengenai syaraf motoriknya sehingga masih bisa digerakkan. dan tidak terlalu berbahaya. cuma kalo saya liat dari lukanya. ini pasti airnya sangat mendidih sehingga mampu menembus kulit pasien walaupun pasien menggunakan sweater yang tebal. "
" Apa dok? luka bakar? maksud dokter ini bukan karena penyakit dalam tapi penyakit luar?" Arul jadi bingung, dia tadi tidak mendengarkan Teguh berbicara dan langsung berlari mencari Risya. Arul pikir Risya sakit lagi dan pingsan. atau semacam itu. ternyata luka bakar.
" lo sih Rul. ga ndengerin gue. " suara Teguh dari luar sambil terengah-engah mengejar Arul tadi.