Chereads / Playboy juga punya hati / Chapter 22 - 22. ujian cinta ( bagian 2 )

Chapter 22 - 22. ujian cinta ( bagian 2 )

Hati Arul perih melihat kondisi Risya seperti itu. mata yang biasanya begitu penuh cinta jika menatapnya kini menatapnya dengan tatapan kosong. tubuhnya menggigil sampe giginya gemeretak. Arul tak bisa menahan dirinya lagi lalu memeluk gadis itu untuk memberikannya ketenangan dan rasa nyaman.

" sudah...sudah...semua sudah berlalu. kamu baik-baik saja sekarang. tenanglah...aku disini.jangan takut." peluk Arul berusaha menenangkan kekasih hatinya, tak terasa airmata menetes di pipi Arul, penyesalan, ya penyesalan kini ada merasuk ke dalam hatinya. andai saja dia tidak bangun kesiangan. andai aja dia tidur lebih awal dan tidak datang ke tempat Bela. tiba-tiba ingatannya melayang pada Bela. jangan-jangan ini perbuatan Bela. pikirnya, Arul menggelengkan kepalanya berusaha agar pikiran itu pergi dari kepalanya. Saat ini yang terpenting adalah menenangkan hati kekasihnya yang masih syok karena kejadian tadi. perlahan-lahan isak tangis Risya mulai reda, Dia mulai merasakan nyaman dipelukan Arul. Arul mengendurkan pelukannya, menatap gadis yang masih sedikit sesegukan dengan begitu lembut kemudian mencium kening gadis itu mencoba memberikan kekuatan padanya.membelai lembut rambut gadis itu yang kini sudah tidak berhijab. hijab yg dipakai Risya tadi sudah dibuang oleh pria yang ingin memperkosanya.

" Kita duduk dulu disana yuk." Arul lalu membimbing Risya dengan penuh perhatian tanpa melepas pelukannya. mereka duduk diatas bukit dibawah pohon beringin yang besar. mess yang mereka tinggali berada di dalam kawasan industri.sehingga jauh dari perkampungan penduduk. dan tidak semudah itu memasukin kawasan industri tersebut. dan pria tadi sepertinya bukan penduduk sekitar sini. lalu bagaimana dia bisa sampe disini. pikiran-pikiran itu melayang-layang diotaknya. namun berusaha disingkirkan terlebih dahulu olehnya. Arul duduk di sebelah Risya, Disandarkannya kepala gadis itu di pundaknya, satu tangannya masih memegang pundak gadis itu lembut dan satu tangannya lagi menggenggam erat jemari gadis itu. mereka terdiam dalam waktu yang lama, berusaha menikmati momen kebersamaan mereka saat ini, saling menguatkan hati satu sama lain. Arul mengeratkan pelukannya pada gadis itu, seolah tak ingin melepaskannya walau sedetikpun menyadarkan gadis yang masih menatap kosong ke depan.

" kak.."

" hm.."

" kalo tadi kamu tidak datang tepat waktu, aku mungkin...."

" ssst...jangan dipikirkan lagi sayang. semua sudah berlalu. maafkan aku ya, yang tidak bisa menjagamu." ucap Arul sambil mengeratkan lagi pelukannya dan mengecup kepala gadis itu lembut.

" aku..sangat takut ka. kalo sampe tadi dia memperkosaku. aku ga akan bisa hidup lagi. aku ga akan mampu menghadapimu kalo aku sudah kotor..."

" sayang...jangan berkata begitu. aku mencintaimu karena Allah, aku akan terima seperti apapun kondisimu. "

Risya merasa begitu bahagia mendengar kata-kata itu. Dia membalikkan badannya dan menatap wjah tampan Arul dengan mata berkaca-kaca. Dia nggak mampu mengucapkan apa-apa hanya mampu memeluk Arul dengan kasar.

" hey...pelukan kamu menyakitiku sayang. apa kamu mau membunuhku,aku jadi sesak nafas nih. " kata Arul menggoda kekasihnya agar tidak bersedih lagi.

Risya mengendorkan pelukannya dan memukul dada Arul manja. Kalo sudah begitu berarti kondisi kekasihnya sudab mulai stabil lagi. Arul tersenyum bahagia melihat hal itu. Ditangkapnya kedua tangan Risya yang masih memukul dirinya kemudian diciumnya. Risya menatap laki-laki itu dengan penuh cinta. Arul melihat gadis pujaannya menatapnya seperti itu membuatnya gemas dan mencubit pipi Putih Risya yang sudah merona. lalu tak tahan mendekatkan bibirnya ke bibir Risya. Risya memejamkan matanya ketika bibir Arul menyentuh bibirnya dengan lembut. Arul melepaskan ciumannya. tubuhnya memanas membuat akal sehatnya hilang. Dia mencium gadis itu lagi, kali ini ciumannya lebih dalam dan penuh gairah. terdengar desahan dari mulut Risya yang menandakan gadis itu begitu menikmati ciumannya. lama mereka berciuman hingga hampir kehabisan nafas baru mereka melepaskan diri. Arul membelai mesra pipi Risya sambil berusah sekuat tenaga mengatur emosinya, menahan gejolak dalam hatinya. ingin melakukan lebih dari itu, tapi nalurinya menahannya untuk tidak menyakiti gadis lugu itu...

Nafasnya masih terengah-engah ketika tiba-tiba Risya justru menciumnya dengan serampangan. Risya memang tidak pandai dalam mencium. karena dia memang tidak pernah pacaran. hal itu membuat Arul kaget dan menerima ciuman kasar yang diberikan Risya dengan tersenyum simpul. gadis ini tidak tau cara mencium .pikirnya, selama ini Arul yang selalu berusaha mencium Risya dan Risya hanya mengimbangi dan menerimanya saja. tapi kali ini Risya yang berinisiatif menciumnya. walaupun ciumannya kasar dan serampangan hal itu tetap membuat Arul bahagia. lalu dia kembali mengambil alih ciumannya. dengan lembut dia mencium bibir Risya sambil dimain-mainkannya, dijelajahinya bibir manis gadis pujaannya itu. cukup lama mereka berciuman. sampai akhirnya mereka berhenti setelah nafas mereka serasa akan habis. Risya memeluk Arul seakan tak ingin melepaskan lelaki itu...

" kamu nggak lapar Ris?"

" iya aku lapar ka.tapi...

" tapi apa ? kamu nggak mau lepas dari pelukankukan? " ledek Arul.

bagaimana bisa Dia membaca pikiranku. emang dia cenayang bisa baca isi hati orang. pikir Risya dengan wajah memerah.

" Enak aja, bukan ka. tadi aku sudah belanja sayuran. rencananya aku mau masak buat kamu tapi...liat tuh rusak semua belanjaanku." ucap Risya sedih.

Arul bahagia banget dengan Niat Risya ingin masak untuknya...