Ketakutan Arul membuatnya gelisah dan tak mampu memejamkan matanya. Arul tidak ingin cintanya justru akan membuat Risya menderita. Arul begitu mencintai gadis itu hingga dia terus memikirkannya.
" Risya..." Arul dikejutkan sosok Risya yang berada di depan pintu. Dia tak percaya dengan penglihatannya. Sambil menggosok ke dua matanya, ditatapnya Risya yang mulai mendekati ranjangnya.
" Risya..." gumam Arul lagi kini dia mulai bangkit dan bersandar di ranjang. Risya terus mendekat dan kini wajah mereka berhadapan.Risya menggoyangkan tangannya di depan wajah Arul, saking bahagiannya Arul langsung memeluk kekasihnya tanpa ampun sambil terus bergumam namanya.
" woy...woy...sadar woy. gila gue bukan Risya, gue Edo..lo udah gila Rul...lepasin gue. ihh...jijik gue dipeluk sama lo. " teriak orang yang disangka Risya oleh Arul yang ternyata dia adalah Edo. Edo baru saja masuk kamar setelah dari kamar mandi dan melihat Arul yang seperti orang linglung menatapnya dengan penuh cinta. Edo lalu mendekatinya untuk menyadarkannya eh bukannya sadar Arul malah memeluknya dengan erat membuatnya merasa jijik.
mendengar suara Edo dan pukulan2 Edo didadanya membuat Arul tersadar dari lamunannya dan segera melepaskan Edo dari pelukannya.
" Lo ngapain peluk-peluk gue do."
" eh..setan ogah gue meluk-meluk lo. gue korban disini. lo aja yang tiba2 meluk gue...jangan...jangan lo ACDC ya???...ihh...jijik gue. jangan deket-deket gue lagi."
" Sialan gue normal tau. lagian kalo gue ACDC gue juga ga bakalan pilih yang kaya lo. kaya nggak ada yang cakep aja."
" yee...sapa juga yang mau sama lo. denger ya, biarpun cewek di seluruh dunia udah mati semua dan yang tersisa di dunia tinggal lo doang. gue juga ogah kali sama lo. wee.."
Edo sewot dan mencibir ke Arul sambil morang-maring ga jelas dengan wajah yang begitu lucu. Arul jadi tertawa terbahak-bahak.hal ini membuat mas Sam yang sedang tidur jadi terganggu
" brisik...brisik...kalian ngapain sih brisik banget. jangan bilang kalo kalian sedang berbuat mesum berdua. " selidik mas Sam penuh curiga langsung dijawab mereka dengan kompak.
" ogah..." seru Edo dan Arul bersamaan.
" Tuh Sam, Arul yang lagi mabuk cinta kali sama Risya. tadi dia peluk-peluk gue sambil nyebut-nyebut nama Risya...Risya..." kata Edo menjelaskan ke Sam sambil kedua tangannya di dekapkan di dada seperti memeluk seseorang dan bibirnya dimaju-majukan dan menyebut-nyebut nama Risya.
Sam malah tertawa melihat tingkah Edo yang seperti itu, dan membuat Arul tersipu malu...
" Lo beneran cinta sama Risya rul? " tanya mas Sam.
" Iya Mas."
" Awas lo main-main sama Dia. gue tonjok lo nanti. dia cewek yang baik, ga layak buat di main-mainin." tegas Sam ke Arul.
" ya mas gue tau. gue juga ga bakal main-main sama dia. gue cinta mati mas ke dia."
" syukur deh klo begitu. udah tidurlah udah jam 3 malem. ngantuk nih, jangan berisik aja kalian berdua. "
" iya.."
Arul masih mengulum senyumnya mengingat kejadian tadi. Di jadi hilang kendali kalo udah berpikir tentang Risya. Dia lalu berusaha memejamkan mata dan tidur.
*********
Sementara dikamar Risya mondar-mandir ga jelas. karena Arul belum juga menjemputnya padahal sekarang dah jam 5.30, mereka janjian habis subuh buat joging bareng. akhirnya Risya memutuskan untuk turun. Risya tampak ragu-ragu mau menghampiri Arul dikamarnya. Dia tau kalo Edo dan Sam pasti juga ada di sana. bisa jadi bulan-bulanan mereka kalo ketauan aku nyamperin Arul. ihh..Arul kemana sih nyebelin banget ditungguin.1/4 jam Risya nungguin Arul di kantin tapi ga muncul-muncul juga padahal hari udah semakin siang. akhirnya Risya memutuskan untuk joging sendiri. mungkin Arul ketiduran nih sampe lupa sama janjinya. ya udah gue joging sendiri aja. kayaknya mendung nih. tapi gpp deh. nnt pulangnya gue mau belanja dan masak buat Dia. biar jadi kejutan aja deh. pikir Risya sambil tersenyum.
*******
Arul terbangun dari ranjangnya. Dia melihat jam sudah pukul 6.10.
" astagfirulloh gue kesiangan nih. gue kan janjian joging sama Risya. wah gawat nih, dia pasti marah besar. mana gue belum subuh lagi. " Arul langsung bangkit dari tidurnya, bersih-bersih dan sholat subuh. lebih baik terlambat daripada nggak sholat deh. pikirnya. Setelah selesai Arul langsung menuju kamar Risya. tapi Risya sudah ga ada dikamarnya. Arul lalu berlari menuju gerbang mess buat nyusulin Risya, tiba-tiba ada rasa khawatir dihatinya. Dia mempercepat larinya sampe keluar gerbang mess tapi tak juga menemukan Risya, Dia menuju kantin tapi tak juga melihat sosok gadis pujaannya itu. Arul terus berlari keluar dan sampe dipersimpangan jalan dia berhenti.
" Duh kemana sih Risya. kanan atau kiri ya. lagian gue pake acara kesiangan lagi. kenapa hati gue jadi khawatir gini sih. " keluh Arul sambil mengacak rambutnya. sayup-sayup didengarnya suara minta tolong.
" to...tolong....tolong..." teriakan seseorang di balik semak-semak di kanan jalan.suaranya seperti tidak asing tapi terdengar lirih seperti dibekap oleh seseorang. Arul menjadi lebih panik.
" Risya...."
Risya masih berjuang keras melawan seseorang yang membekapnya. Dia memiliki badan yang tinggi besar, bertato dan berwajah sangat garang. wajahnya sangat menyeramkan. Risya kemudian menggigit tangan pria itu sehingga melepaskan bekapannya dan berteriak minta tolong. sesaat kemudian dibekap lagi dengan lebih keras, pria itu dengn wajah mesumnya berusaha menindih tubuh Risya. Risya gemetaran karena takut pria itu akan memperkosanya. Dia tau tempat itu begitu sepi dan jarang orang lewat. Dia berdoa memohon perlindungan pada Allah dan masih terus berusaha sekuat tenaga menyingkirkan pria yang menindihnya..pria itu mulai kehilangan kendali dan ingin segera melancarkan aksinya pada Risya. Dia mundurkan badannya untuk melepas celana panjangnya. kesempatan itu digunakan Risya untuk menendang batang kemaluan Pria itu dengan sekuat tenaga. pria itu langsung tersungkur ke belakang. Risya lalu berlari menjauhi pria itu. dan menabrak sebuah dada bidang yang sangat di kenalnya. Dia mendongakkan kepalanya ke atas... keringat dingin menetes deras ditubuhnya yang gemetaran.
" kak.." ada rasa lega melihat Arul yang berada di depannya.
" Kamu gapapakan? " Arul begitu geram melihat pria yang ada didepannya yang masih meringis memegang kemaluannya. dengan penuh kemarahan di tendangnya tubuh pria setengah baya itu. dihajarnya habis-habisan sampai babak belur. pria itu berjungkir balik menghadapi pukulan Arul yang bertubi-tubi.
" ampun...ampun bang.."
" ampun..bang. "
Arul tak menghiraukan ratapan pria didepannya dan terus menghajarnya hingga nafasnya terengah-engah dia baru berhenti.
Arul kemudian menghampiri Risya yang masih gemetaran. wajahnya pucat pasi, keringat dingin masih membanjiri tubuh gadis itu.