"Kamu beneran bisa lihat yang kamu sebut mbak Fitri itu dek ?" Tanyaku masih tak percaya. Berkali kali ku tatap matanya, mencoba mencari kejujuran disana.
"Ndoh.. piye toh mbak? Lah emangnya mbak gak liat kalau Mbak Fitri duduk di samping mbak semalam?" Ganti Novy yang bertanya penuh keheranan.
"Nek ga percoyo, takono ibuk ( kalau engga percaya, tanya saja ibuk) !" Dengusnya sebal dan berlari menuju teman teman sebayanya.
Aku yang masih terdiam, berfikir keras, mengabaikan panggilan telp berkali- kali dari mas Awi calon suamiku.
"Sar, Ono telpon kok ngga di angkat?" Tanya ibu membuyarkan lamunanku.
"Buk, apa bener rumah budhe Wiji sekarang ada yang nempati ?"
"Jare sopo toh? Omah budhe Wiji kan kosong, semenjak budhe Wiji meninggal, pakdhe Yanto sakit keras dan di bawa kerumah anaknya. Kabar yang terakhir ibu dengar, pakdhe yanto meninggal dan rumahnya sementara di biarkan kosong, kan anak anaknya tinggal di luar pulau Jawa semua. Ono opo? " Penjelasan ibu berbanding terbalik dengan penjelasan Novy adekku.
"Kata Novy, rumah budhe Wiji di tempati mbak Fitri, katanya baru semingguan mbak Fitri tinggal dirumah itu." Aku masih mencari cari kebenaran cerita. Siapakah wanita semalam. Bahkan dia membuatku tak bisa tidur nyenyak.
"Mbak fitri sopo? Kok percoyo Karo Novy, kan bocah e seneng banget ngarang cerito ( mbak Fitri siapa? Kok percaya sama Novy, kan anaknya suka sekali mengarang cerita." Ucap ibu sambil meletakkan kue ke dalam toples.
Aku yakin Novy ga bohong, aku percaya Novy ga mengada ada, karena aku benar benar merasakan hadir wanita itu begitu dekat.
"Halo dek.. masyaallah susah banget angkat telp dari semalam, kemana aja ? Kamu bikin khawatir mas deh?" Setelah ku lihat ada 20 kali panggilan tak terjawab dari mas Awi , ku putuskan untuk menelponnya balik.
"Maaf mas, semalam ada sedikit masalah."
"Masalah apa dek? Kenapa ga cerita?" Kudengar suaranya panik.
"Semalam aku kan telp mas Awi, tapi yang angkat cewe . Jadilah aku marah marah, aku kira selingkuhanmu mas. Eh dia malah tertawa, waktu itu habis pengajian di rumah, aku habis masukkan motor malam itu. Eh dianya tanya, mbak sari habis masukkan motor ya? Udah selesai pengajiannya mbak? Paham kalau yang tanya bukanlah manusia, jadine aku lari ke dalam rumah, eh kata si Novy lakok namanya Mbak Fitri yang ngobrol sama aku semalam." Dengusku kesal, merasa di permainkan.
"Hahahaha.. Ono Ono wae kamu ini dek, semalam itu mas nyoba ngubungi kamu susahnya minta ampun, oh iya mas inget. Semalam mas juga dapat telp dari nomormu loh dek, tapi pas mas angkat suaranya kok laki laki, mas tanya siapa ? Eh dia malah ketawa dan balik tanya siapa. Jadi, daripada mas mikir yang aneh aneh akhirnya mas matikan. Terus mas telp teman mas yang kerja di provider ind*st , kan mas pake kartu ind*st.
Mas tanya "apa ada gangguan?" Jawabnya "emang sering kress gitu dan ini sedang diperbaiki."
Penjelasan mas Awi begitu ringan seakan tanpa beban, sedangkan aku. Masih merasa ketakutan jika sosok semalam sama persis seperti yang di ucapkan Novy.