Chereads / NEVERLAND / Chapter 20 - GO TO EAST CONTINENT

Chapter 20 - GO TO EAST CONTINENT

.

.

Neverland

Chapter 20

(Go to east continent!)

.

.

"Aku yakin Puput pasti kembali… aku yakin Tomi tak akan melukai Puput… " Nisa tampak sedang bergumam cemas sambil duduk memandangi pintu luar INN, berharap Puput muncul dari sana. Gadis ini benar-benar sangat cemas, kalau sampai terjadi apa-apa pada Puput maka semua akan berakhir.

"Padahal aku ingin sekali ikut… " Dimas terlihat masih saja menggerutu. Dia merasa tak nyaman kalau tidak ikut pergi mencari Puput bersama yang lain.

"Kau hanya membuat repot saja kalau ikut! Kalau sampai bertemu musuh yang kuat dan mereka mengincarmu bagaimana?" sambung Erik yang tampak tenang-tenang saja sambil menjilati es krim coklatnya.

"Erghh, Aku Hanya-" baru saja Dimas mau protes dan marah terhadap Erik, tapi tiba-tiba Nisa berteriak.

"I-itu Puput! Pu-Pu-Puput sudah kembali!" teriak gadis itu setengah terbata-bata karena terkejut. Dia terkejut bercampur senang. Dimas dan Erik segera mengalihkan pandangannya ke arah luar, melupakan pertengkaran kecil mereka.

"Puput!" Nisa segera berlari menuju ke arah Puput yang tampak dari luar.

"Nisa!" Puput terkejut dengan Nisa yang terlihat berlari menghampirinya. Dia juga berlari untuk mendekati Nisa.

"Put syukurlah… Kami semua mencemaskanmu! Kau tidak apa-apa, kan? Tidak ada yang terluka, kan?" tanya Nisa seraya memegang kedua tangan gadis itu sambil memeriksanya.

"Hahahaha… Aku tidak apa-apa Nis. Semua baik-baik saja!" jawab Puput sambil tertawa kecil melihat sikap Nisa yang cemas akutnya sedang kumat.

"Ah? Ri-Riko?" Nisa terkejut melihat sosok pemuda di belakang Puput yang ia pikir itu adalah Riko.

"Dia bukan Riko. Namanya adalah Sun, dia saudara sepupu dari Riko, dan yang disebelahnya adalah Arkhan. Mereka berdua sudah membantuku" Puput menjelaskan perihal Sun yang menceritakan kalau dia masih ada hubungan darah dengan Riko.

"Oh, begitu… Kalian mirip sekali… " kata Nisa sambil menatap lekat pada Sun yang terlihat sangat mirip dengan Riko. Mungkin Sun bisa dikatakan versi dewasa dari Riko.

"Salam kenal… " kata Sun sambil melemparkan senyuman kecil pada Nisa, membuat sedikit rona muncul di wajah Nisa.

"Selain itu…Tomi juga ikut bersama kami" kata Puput sambil melirik ke belakang.

"Tomi…?" Nisa berusaha mencari-cari sosok Tomi. Dan dia menemukan sosok cowok berambut panjang itu tengah menyandarkan diri di gerbang. (OKe, INN di kota ini bentuknya seperti mansion. Jadi ada sebuah gerbang besar dibagian depannya dan INN ini juga memiliki kebun serta halaman belakang yang cukup luas dengan beberapa bangku untuk tempat para tamunya duduk yang ingin menikmati halaman belakang. Dan letak INN ini agak dipojokan dan agak jauh dari keramaian kota).

"Kemana badut itu?" tanya Erik yang malah mencari-cari sosok Joker.

"Aku tidak tau tapi katanya dia akan segera menyusul" balas Puput sambil menahan tawa mendengar Erik masih menjuluki Joker dengan sebutan 'badut'.

"Put lebih baik masuk dulu dan istirahatlah… Kau terlihat tidak begitu baik" kata Nisa yang merasa Puput terlihat begitu kelelahan meski gadis itu mencoba untuk tersenyum.

"Kurasa aku memang membutuhkan tidur untuk beberapa saat. Oh, ya kemana yang lain?" tanya Puput yang baru menyadari keadaan INN sangat sepi. Biasanya INN itu ramai oleh ocehan Michael dan yang lain yang selalu markir di meja makan INN.

"Yang lain pergi mencarimu. Tapi mereka akan segera kembali sore nanti" balas Nisa menjelaskan kalau yang lainnya juga ikut mencemaskan Puput dan pergi mencarinya.

"Aku tidur dulu ya… " balas Puput seraya tersenyum. Dia benar-benar merasa sangat beruntung memiliki begitu banyak teman yang memperhatikannya.

.

.

.

.

Somewhere else ...

.

.

'Perasaanku tidak enak … Kenapa ya … ' terlihat Riko yang sedang berjalan dengan sangat terburu-buru. Sebenarnya cowok ini sudah pergi ke kota hanya saja karena perasaannya tidak enak dia kembali lagi untuk mengecek Daniel yang sedang dijaga oleh Aoki.

"AOKI!" betapa terkejutnya Riko begitu dia melihat sosok Aoki yang sedang tergeletak begitu saja tak berdaya. Dengan berlari dia menghampiri Aoki.

"Aoki, ada apa dengamu? Hey, Aoki! Aoki sadarlah!" Riko merangkul tubuh NPC itu ke dalam pelukannya sambil berusaha untuk menyadarkannya. Tak lama NPC berambut biru pucat itu membuka matanya. Mata berwarna hijau gelap itu menatap Riko sangat dalam, seperti ada suatu penyesalan dari tatapannya itu.

"Riko… Maaf aku tak bisa menepati janji untuk menjaga Daniel. Seseorang… Seseorang membawanya pergi" jawab Aoki yang mengatakan kalau Daniel diculik oleh orang lain. Otomatis Riko sangat terkejut mendengar penjelasan dari NPC-nya tersebut. Dia melihat isi tabung Daniel yang memang sudah kosong.

'Kurang ajar… ' geram Riko dalam hati. Dia benar-benar sangat kesal atas kejadian ini.

"Hei, Aoki. Aoki Sadarlah! Aoki!" Riko kembali berteriak panik saat melihat Aoki kembali pingsan. Tampaknya NPC itu mengalami luka yang cukup serius.

.

.

.

.

.

Di INN Toy's City ...

.

.

"Joker kau sudah kembali…  Puput sedang beristirahat di ruangannya" kata Nisa yang segera memberitau Joker kalau Puput sedang beristirahat. Dia hanya tak ingin NPC itu kelabakan mencari Puput.

"Jo-Joker… Tolong jangan ganggu dia dulu. Kulihat kondisi Puput sedang tidak baik… " Nisa berusaha untuk mencegah Joker yang sepertinya hendak pergi ke ruangan Puput.

"Kalau dia sudah bangun dan mencariku, katakan aku ada di halaman belakang" jawab Joker yang sepertinya mengerti maksud Nisa untuk tidak mengganggu Puput dulu. Setelah Nisa mengangguk pelan sosok Joker kembali menghilang.

.

"Haah… Akhirnya kita tetap tak menemukan Puput dimana-mana!" terdengar suara keluhan dari arah depan. Nisa bergegas untuk melihat, mungkin saja yang datang salah satu dari teman-temannya yang kembali.

"Dio! Kau sudah kembali?" Nisa melihat Dio yang sudah kembali bersama dengan Pandu, Reza, Ryu, Angel dan Rere.

"Kami sama sekali tidak menemukan Puput!" kata Pandu mendesah kesal. Dia kemudian duduk dengan lunglai seolah tenaganya sudah habis.

"Kak Puput sudah kembali kok" celetuk Erik yang sedang duduk dipojokan bersama Dimas.

"Eh? Benarkah? Puput sudah kembali? La-lalu… Bagaimana dengan Tomi? Apa… Tomi melukai Puput?" tanya Reza begitu antusias, dia khawatir kalau Tomi berubah menjadi jahat lalu melukai Puput. Tanpa disadarinya Reza menggebrak meja di depannya membuat Nisa setengah terkejut dan hampir melompat kabur dari sana.

"Kau jangan membuat takut Nisa, Za" samber Tomi yang sejak tadi tidak diperhatikan karena dia memang sengaja duduk disudut kursi agak menjauh.

"TOMI!" Reza dan Ryu sama-sama membelalak terkejut melihat sosok temannya ternyata ada disana.

"Maaf ya… Aku sudah membuat kalian berdua cemas", ucap Tomi sambil berjalan mendekati Reza dan Ryu. "Dan, Za… Tenang saja, aku tak akan berubah menjadi jahat kok. Aku akan tetap menjadi Tomi yang kalian kenal." Sambungnya lagi sambil menepuk pelan kepala Reza.

"Uhm… Baguslah kalau begitu… " balas Reza dengan nada suara lega melihat temannya masihlah seperti dulu.

"Tenang aja Za. Kalau Tomi macam-macam biar aku yang babat!" bales Ryu sambil nyengir kuda.

"Heh? Maksudnya kau menantangku begitu?" tanya Tomi sambil melotot ke arah Ryu.

"Jangan, aku kasihan padamu. Kau tak akan bisa menang dariku" balas Ryu penuh dengan kenarsisan tingkat tinggi secara mendadak.

"Ayo coba saja kalau kau bisa!" Tomi membalas menantang Ryu. Akhirnya kedua orang itu ribut sendiri. Tak berapa lama anggota yang lain mulai datang bermunculan satu-persatu, dan mereka semua senang mendapat kabar kalau Puput sudah kembali dalam keadaan selamat.

.

.

.

.

.

"Tampaknya luka yang dialami Aoki ini akibat serangan dari ular besar… " kata Melisa yang saat itu tengah memeriksa keadaan Aoki.

"Melisa… Apa maksudnya ini adalah perbuatan Zuna?" tanya Chandra dengan nafas yang setengah tercekat, hal buruk yang dia rasakan sepertinya memang benar dilihat dari wajah Melisa yang berubah muram.

"Tak salah lagi ini memang perbuatan Zuna… " jawabnya dengan serius.

"Jadi rupanya dia ada disini juga … " Santoso setengah tidak percaya kalau Zuna ikut berpartisipasi juga di dalam game ini.

"Zuna… !" Riko yang geram segera bangkit dari posisinya. Dia mengambil perlengkapan senjatanya dan berusaha berjalan keluar.

"Kau mau kemana Riko?" tanya Chandra begitu dilihatnya Riko hendak meninggalkan ruangan dengan wajah yang marah.

"Mencarinya dan membalas dendam!" jawab Riko sambil mengangkat pedangnya tanda sebagai tekadnya.

"Dan kau pikir bisa menang melawan Zuna sendirian? Zuna bukan lawan yang bisa kau anggap enteng! Lebih baik kau tenang-tenang saja disini dan menjaga Aoki, biarkan kami yang pergi mencari informasi mengenai Zuna dan juga keberadaan Daniel" jawab Chandra yang mencoba menenangkan pemuda itu.

"Jangan khawatir, kalau kami mendapat informasi mengenai Daniel, kami akan segera mengabarkannya padamu. Untuk sementara kau jaga Aoki" balas Santoso yang bergegas menyusul Chandra bersama dengan Damar serta Melisa. Sedangkan Riko mau tak mau tinggal menjaga Aoki bersama dengan Karina.

.

.

.

.

"Tapi untung ya… Puput tidak apa-apa" kata Nisa yang malam itu sedang berbicara dengan Sinta dan Anna.

"Iya, aku sangat mencemaskannya padahal… " balas Anna yang sebenarnya masih khawatir dengan keadaan Puput. Soalnya gadis itu masih saja tertidur sejak tadi.

"Nis, apa Puput masih tertidur?" tanya Michael yang tiba-tiba muncul dari atas tangga. Dia berjalan ke bawah menghampiri Nisa dan yang lainnya.

"Iya, dia masih tertidur… Kelihatannya dia sangat lelah" balas Nisa mengiyakan kondisi Puput yang sedang tidak baik.

"Lalu dimana Joker?" tanya Michael lagi yang sepertinya serius sekali.

"Dia bilang kalau dia ada di belakang halaman INN, coba saja kau cari disana" kata Nisa yang mengingat perkataan Joker kalau dia berada di belakang sambil menunggu Puput terbangun.

"Terima kasih" balas Michael singkat yang kemudian pergi keluar untuk menemui Joker.

"Serius sekali si Michael itu" kata Sinta yang heran sekali dengan Michael wajahnya seserius itu.

"Mungkin dia ingin membicarakan sesuatu dengan Joker" tebak Anna sekenanya, kemudian dia berdiri dan berpamitan untuk tidur duluan. Maklumlah hari sudah semakin larut dan dia sudah sangat mengantuk.

.

Michael berjalan ke halaman belakang INN, sejauh mata memandang terhampar kebun penuh dengan beberapa pohon dan bunga menghiasi. Dapat tercium aroma wangi yang kemungkinan besar berasal dari bunga-bunga tersebut dan Michael dapat mencium bau darah yang samar-samar. Michael mengedarkan pandangannya berharap bisa menemukan sosok yang dia cari, tentu saja sangat mudah baginya untuk mengenali sosok Joker yang berpenampilan unik tersebut. Tak berapa lama dia mendapati sosok itu tengah berbaring di atas salah satu dahan pohon dan disekeliling tubuhnya terdapat beberapa kupu-kupu merah yang mendekatinya. Michael berjalan perlahan mendekatinya.

"Joker, ada yang ingin kubicarakan" kata Michael setelah berhasil mendekati pohon dimana Joker berada. Joker hanya melirik Michael sesaat, kemudian dengan satu lompatan dia sudah berada di depan Michael.

"Apa yang mau kau bicarakan?" tanya Joker secara langsung tanpa basa-basi lagi.

"Me-mengenai misi selanjutnya. Aku mau tau misi selanjutnya itu apa? Kalau bisa langsung dijalankan sekarang saja" balas Michael sedikit tergagap saat menghadapi Joker. Dia berpikir cara bicara NPC yang satu ini dingin bagaikan es dan jujur diakuinya, dirinya menjadi merasa sedikit segan dengan Joker.

"Bicarakan masalah itu besok saja. Saat ini aku sedang tak ingin diganggu siapapun, pergilah." Balas Joker dengan cepat yang segera berbalik dari Michael dan berjalan menjauhinya. Michael tak bisa mengatakan apa-apa, meski kesal dia terpaksa pergi dari sana.

.

"Menyebalkan sekali Joker itu!" begitu masuk ke dalam Michael sudah menyumpah-nyumpah, membuat beberapa temannya bingung.

"Kenapa kau? Bukannya kau menemui Joker ya?" tanya Rey yang heran melihat Michael manyun tak jelas begitu.

"Si Joker itu ingin aku pites! Aku minta misi selanjutnya darinya, eh dia bilang tidak mau diganggu tunggu nanti saja!" dengus Michael sambil duduk bersama dengan Rey dan Denis yang sepertinya kedua orang itu belum mengantuk.

"Yang dibilang Joker itu ada benarnya. Aku rasa kenapa dia bilang begitu alasannya adalah karena kondisi Puput. Emang kau tidak memikirkan kondisi Puput?" balas Denis yang sepertinya bisa mengerti akan sikap Joker yang seperti itu.

"Mana mungkin karena Puput. Dia hanya NPC dan dimana-mana NPC itu tidak punya perasaan, kan? Mereka hanya diprogram dan kesetiaan mereka karena mereka memang diharuskan seperti itu" balas Michael yang tak percaya Joker bisa memperdulikan Puput.

"Siapa yang tau… " Rey nyeletuk dengan kata-kata yang menggantung. Sepertinya dia ingin melanjutkan dari ucapannya barusan tapi ditahan olehnya.

"Entahlah tapi yang jelas para NPC pendamping itu tidak akan mengkhianati masternya apapun yang terjadi" balas Denis yang langsung ditatap dengan tatapan tak percaya seorang Denis bisa mengeluarkan kalimat seperti itu.

"Sudahlah, aku udah mulai ngantuk. Tidur duluan!" kata Rey yang kemudian beranjak dari kursinya dan pergi duluan ke kamarnya.

.

.

.

Esok harinya ...

.

.

"Selamat pagi semua!" sapa Puput yang hari itu bangun kesiangan. Dia turun dari tangga dengan perasaan tidak enak karena bangun telat.

"Bagaimana kondisimu Put?" tanya Lisa yang sepertinya masih merasa Puput membutuh istirahat beberapa waktu lagi.

"Sangat sehat!" balas Puput sambil mengembangkan senyum manis.

"Baiklah karena Puput sudah hadir kita mulai saja" kata Joker yang entah sejak kapan muncul begitu saja di belakang Puput.

"Sebelumnya siapa diantara kalian yang mengetahui misi ini?" tanya Joker bertanya kepada semua pemain siapa saja yang hapal dengan misi lost child.

"Aku tau" jawab Rey yang langsung mengangkat tangannya.

"Aku juga mengetahuinya… " kata Sun yang ternyata juga tahu dengan misi lost child. Rey langsung menatap aneh pada Sun yang membalasnya dengan sebuah deathglare. Merasa mendapat tatapan yang tidak enak, Rey segera memalingkan wajahnya dari Sun sambil mendesis kesal.

"Kalau begitu aku minta kalian untuk melanjutkan misi selanjutnya dengan formasi dua grup" balas Joker menjelaskan maksudnya yang meminta tim dibagi dua grup lalu berpencar untuk menjalankan misi masing-masing.

"Yang mau ikut misi bagian awal ikut aku!" Rey dengan cepat langsung memutuskan untuk membuat tim khusus bagian awal.

"Sisanya ikut aku" kata Sun dengan tenang.

.

.

Beberapa saat kemudian sesudah terbentuk tim…

.

Tim pertama yaitu tim Rey yang terdiri dari Sinta, Hery, Denis, Erik dan Pandu. Lalu tim yang dipimpin Sun terdiri dari Michael, Dio, Lisa, Rika serta Angel dan Amel.

"Kalau semua sudah siap kita berangkat!" kata Michael dengan semangat penuh. Dia hari ini sedang membara dengan tekad yang berapi-api.

"Ayo berangkat!" balas yang lainnya dengan semangat yang tak kalah besar dari Michael.

Akhirnya kedua tim itu pergi meninggalkan yang lainnya. Mereka menuju dermaga dan akan menyebrang ke east continent.

"Dan, kita akan pergi kemana Joker?" tanya Puput yang juga sudah bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan.

"Kita tidak akan kemana-mana" balasnya cuek.

"Apa maksudnya tidak kemana-mana?" tanya Puput sedikit heran dengan jawaban Joker. Apa NPC ini sedang bercanda, pikir Puput dengan bingung.

"Kita akan menyusul nanti. Aku ingin selama mereka pergi kau melatih staminamu Put" jawab Joker yang segera berdiri dihadapan Puput.

"Melatih Staminaku? Aku tidak apa-apa kok! Aku sehat dan kuat!" balas Puput mencoba mengelak dengan bahasa slogan-slogan iklan susu yang sering ia tonton.

"Kau payah, lemah, dan mudah kehabisan tenaga. Terutama jurus Azhure. Azhure jurus yang memerlukan stamina yang sangat besar, tapi kau baru melakukan jurus itu sekali sudah langsung drop" Joker berbicara sambil memberitahu point-point kelemahan Puput. Memang benar Azhure jurus yang sangat dahsyat dan bukan jurus main-main, resikonya pun juga sangat besar dimana setiap pemakaiannya akan menguras seluruh stamina si pemakai.

"Ja-jadi maksudnya aku lemah dan tak berguna?" tanya Puput sambil menatap tak percaya kalau dirinya dianggap lemah.

"Tepat sekali" balas Joker dengan datar. "Jangan banyak bicara lagi. Kau harus segera latihan dan aku yang akan menjadi lawan tandingmu. Kutunggu di halaman belakang" sambung Joker sebelum Puput bisa protes lagi, dia segera berjalan menuju halaman belakang meninggalkan Puput yang sedang kesal karena sudah dianggap remeh.

'Lihat saja, suatu saat akan ku pukul kau dengan Azhure!' batin Puput yang merencanakan pembalasan dendam kepada Joker.

.

.

.

.

"Sun, aku ingin bicara denganmu!" kata Rey yang langsung menghampiri Sun.

"Kalau mau bicara nanti saja di atas kapal" balas Sun yang segera menaiki kapal dengan yang lainnya. Rey tak bisa memaksa, dia juga ikut menaiki kapal. Kesempatan untuk bicara masih banyak bukan, pikirnya yang tak mau repot.

"Kelihatannya mereka mulai bergerak kembali" tampak sosok seorang gadis yang tengah mengamati tim Joker yang sedang memasuki kapal.

"Apa yang harus kita lakukan Tifa?" tanya sosok disebelah gadis itu yang sedang membawa-bawa rantai.

"Kalian laporkan ini pada staff yang lain. Aku akan mengikuti dan mengamati mereka" jawab gadis itu tampak begitu yakin.

"Baiklah, tapi hati-hati jangan sampai mereka tau kalau kau mengikuti mereka" balas sosok yang satunya lagi meminta gadis berambut hijau itu untuk berhati-hati.

"Aku tau itu" balas gadis itu sambil mengibaskan rambut pendeknya yang bergelombang. Mata hijau emeraldnya terus saja mengawasi rombongan Joker yang memasuki kapal tersebut.

.

.

.

.

"Kalau begitu saya pamit dulu untuk mencari jejak Jis" Arjuna akhirnya berpamitan untuk mencari Jis. Dia memiliki keyakinan kalau Jis itu ada pada Zuna, sayang dia tidak tau kalau Zuna berada dipihak yang sama seperti dirinya.

"Hati-hati Pak Arjuna. Kalau ada kabar tolong beritahu kami" ucap Puput sambil berharap semoga saja Arjuna dapat menemukan keberadaan Jis.

"Kalian juga hati-hati. Aku pergi dulu!" Arjuna memanggil Gama. Sesaat setelah katak raksasa itu muncul, Arjuna segera melompat ke atas punggung katak itu. Dalam sekali lompatan besar sosok Arjuna sudah menghilang dari hadapan mereka semua.

"Aku juga pergi Put" kata Rama secara tiba-tiba.

"Rama? Kau mau pergi kemana?" tanya Rere yang tampaknya seperti mencemaskan Rama kalau pergi sendirian.

"Aku mau menjalani misi untuk guardian. Sebagai seorang Shaman tidak akan lengkap kalau belum memiliki hewan summon, dan aku berniat untuk menjalani misi untuk  mendapatkannya" jawab Rama yang merasa kalau dia membutuhkan hewan summon untuk membantunya bertarung. Sepertinya Rama masih mengingat pertempurannya dengan Tama dan dia merasa tak bisa berbuat apa-apa saat menghadapi pemuda itu.

"Apa tidak apa-apa kalau pergi sendiri?" tanya Puput yang juga merasa cemas dan kurang yakin kalau Rama akan baik-baik saja kalau pergi sendirian.

"Kalau begitu izinkan aku untuk ikut menemani" kata Wahyu yang tiba-tiba ingin mengantar Rama dan membantunya dalam menjalankan misi guardian.

"Baiklah kalau begitu, aku tak keberatan kalau kau ikut" balas Rama yang sepertinya tidak menolak kehadiran Wahyu yang ikut serta bersamanya.

"Kalian berdua hati-hati dan cepat kembali" kata Puput yang pada akhirnya harus rela membiarkan Rama dan Wahyu pergi. Meskipun dia ingin sekali ikut menemani, karena dia benar-benar khawatir bagaimana nanti di tengah perjalanan kedua orang temannya itu di serang lawan. Dia sudah melihat pertempuran antara Joker dan pihak lawan, mengingat hal itu membuatnya semakin cemas saja.

"Jangan khawatirkan kami. Kami bisa menjaga diri" kata Wahyu yang dapat membaca raut kecemasan di wajah Puput.

"Lebih baik kau konsentrasi pada latihanmu. Kau harus menjadi kuat Put, agar kau bisa membawa Jis dan Daniel pulang" kata Rama sambil tersenyum. Lalu kedua orang itu pergi meninggalkan Puput dan yang lain.

"Joker! Sampai kapan aku harus berdiri menahan beban ini?" tanya Puput yang siang itu tampak berlatih. Dia sedang menahan beban kurang lebih sudah selama 20 menit. Sedangkan Joker malah anteng-anteng saja tiduran di bawah pohon.

"Joker, kau dengar tidak!" Puput kembali berteriak memanggil NPC itu, tapi yang dipanggil tak kunjung menjawab.

'Sebenarnya sedang apa sih dia?' Puput mulai menggerutu kesal dalam hati. Dia kemudian memutuskan untuk berjalan mendekati Joker.

BRUAGH!

Satu pukulan keras berhasil dihantamkan Puput ke pohon dan membuat NPC itu terbangun seketika dari tidurnya.

"Kalau kau ada waktu untuk memukul pohon ini, kenapa kau tidak mencoba untuk memukul benda-benda itu disana" balas Joker tak bergeming dari posisi tidurannya sambil menunjuk beberapa samsak yang sudah disediakan Anna untuk Puput latihan.

"Grrr... " Puput tak menjawab apa-apa, dia berusaha menahan rasa kesalnya. Dengan sedikit menghentakkan kaki dia berbalik dan kembali berlatih.

.

"Kau saja deh yang coba, aku tidak berani!" terlihat Andre sedang bisik-bisik berduaan dengan Anna.

"Apa? Kok aku sih. Kau duluan lah!" balas Anna sambil menggelengkan kepalanya agak pelan dan tatapannya mengarah pada Joker yang sepertinya melanjutkan acara tidur siangnya.

"Yang punya ide untuk membuka topengnya kan kau... Dan yang merasa Joker itu adalah Jis juga kau! Jadi kau dong yang harus maju!" samber Andre menyebutkan point-point alasan kenapa harus Anna yang maju.

"Iya sih... Tapi... " Anna tampak ragu setelah melihat sosok Joker yang masih belum bergeming dari posisinya. NPC itu sedang tidur di bawah pohon sambil menyilang kedua tangannya di bawah kepalanya dan keduanya kakinya tertekuk sedikit.

"Tidak apa-apa Ann. Kau kan seorang gadis, dia pasti tidak akan menyakitimu. Kalau aku yang maju kemungkinan besar aku bisa dihajar oleh dia!" balas Andre menyuruh Anna maju mumpung NPC itu sedang lengah.

"Baiklah... lagian aku juga penasaran. Doakan aku Ndre!" kata Anna yang akhirnya memberanikan diri untuk mendeketi Joker dengan satu tujuan yaitu membuka topengnya.

.

Anna kini berjalan dengan cara mengendap-endap untuk mendekati Joker. Dia berjalan dengan sangat hati-hati sekali, tentu saja dia tidak ingin membangunkan NPC itu, salah-salah sedikit dia bisa celaka.

'Aku harus cepat sebelum dia bangun... ' batin Anna yang sekarang sudah berdiri di depan Joker. Dengan perlahan Anna membungkuk. "Aku yakin dia pasti Jis... " Anna bergumam pelan setelah mengamati Joker sesaat.

Dengan nafas yang tertahan dan menelan ludah Anna mulai menjulurkan tangannya ke arah topeng yang dipakai Joker.

'Yak sedikit lagi... ' tangan Anna kini sudah hampir mendekati topeng itu. 'Ayo Ann sedikit lagi!' batin Anna menyemangati dirinya sendiri, sekarang tangannya berhasil menyentuh topeng tersebut. Dan...