Chereads / NEVERLAND / Chapter 23 - Medusa VS Queen Marie

Chapter 23 - Medusa VS Queen Marie

"Ayo Puput kita susul mereka" kata Joker yang saat ini menghampiri Puput.

"Baiklah, aku sudah sangat siap!" jawab Puput dengan mantap.

Puput bersama dengan Joker dan juga teman-temannya yang lain segera merapihkan perbekalan mereka untuk di dalam perjalanan.

"Marie sekarang kau bisa pulang" kata Joker berbicara pada Queen Marie yang memintanya untuk pulang kembali ke istananya.

"Kenapa? Aku juga mau ikut!" balas Queen Marie yang sepertinya tidak rela ditinggalkan oleh Joker.

"Kau tidak bisa ikut karena ini tak ada hubungannya denganmu" kata Joker dengan dingin.

"Ka-kau… Kau jahat bisa mengatakan hal itu padaku! Apapun yang menyangkut denganmu itu sama saja berhubungan denganku!" balas Queen Marie dengan sangat emosional.

"Aku tidak pernah merasa demikian. Jadi pergilah dan jangan ikuti kami lagi" kata Joker yang kemudian dengan cuek dia berjalan meninggalkan Queen Marie. Queen Marie hanya menatap Joker dengan kesal dari belakang.

"Aku tau… Kau lebih memilih gadis itu daripada aku, kan!" ucapnya dengan nada marah.

"Kalau iya memangnya kenapa?" balas Joker sambil melirik ke arah Queen Marie yang berdiri di belakangnya.

"Oh, jadi begitu… Aku akan membuatmu menyesal karena lebih memilihnya!" jawab Queen Marie yang sudah tidak bisa menyembunyikan rasa marah dan cemburunya pada Puput.

"Terserah, apapun yang kau lakukan tidak akan berpengaruh padaku." Sambung Joker yang kemudian kembali berjalan menjauhi Queen Marie.

.

.

.

.

"Hoamzzz… Buset deh, nungguin sampe malem lama bener yak. Sampe ngantuk gue!" celetuk Michael yang udah asik aja nyender ke Pandu.

"Gue bukan bantal nyong! Minggir!" kata Pandu sambil noyor pala Michael, berusaha menyingkirkan bocah berambut pirang itu dari pundaknya.

"Sekarang jam berapa sih?" Rey bertanya dengan bosan.

"Baru jam lima sore tuh" bales Dio sambil melihat jam yang terpajang indah di kantin universitas tersebut.

Kryuuuk…

"Ma-maaf… " kata Lisa dengan wajah merah, tampaknya gadis ini sedang lapar.

"Ya sudah, kita beli makanan saja disini daripada menunggu lama" kata  Sinta yang kemudian berdiri dari tempat duduknya.

"Bener tuh! Aku juga laper banget!" samber Amel yang ikut berdiri bersama dengan Sinta.

"Ada yang mau titip tidak?" tawar Sinta sambil tersenyum ke arah Lisa.

"Aku ikut kalian saja… " kata Lisa yang kemudian ikut berdiri dari tempat duduknya.

"Pesan Mie Instan aja semuanya!" celetuk Michael memberi usul untuk memesan Mie Instan.

"Aku pesan Mie ayam rasa daging sapi ya!" kata Rey meminta di pesenin Mie ayam rasa daging sapi.

"Aku juga!" balas Dio ikutan memesan Mie ayam dengan rasa yang sama seperti Rey.

"Aku bantuin deh" kata Sun yang segera berdiri untuk membantu Sinta membawakan pesanan teman-teman yang lainnya.

.

.

.

.

Tuk! Tuk! Tuk.

"Arghh… Kenapa kita jadi di kurung begini sih!" jerit Tomi frustasi sambil mondar-mandir tidak jelas.

"Suara sepatu mu berisik Tom!" omel Ryu yang sudah puyeng duluan mendengar suara sepatu Tomi yang mengganggu jiwa raga dan mental.

Krauk… Krauk… Krauk…

"Ini lagi si Amdre disaat seperti ini masih sempet-sempetnya makan!" sekarang giliran Andre yang terkena omelan dari Ryu.

"Aku lapar… Krauk!" bales Andre cuek sambil tetap melanjutkan acara makannya. Anna tak bisa komentar apa-apa, dia sendiri ikut stress melihatnya.

.

.

.

.

"Kau memanggil ku nona Siti?" tampak seorang wanita memakai gaun hijau dengan bentuk rambut yang mirip dengan ular datang menemui Siti.

"Aku ada tugas untukmu Medusa" kata Siti kepada wanita bernama Medusa tersebut.

"Tugas apa itu?" tanya Medusa dengan senang Karena akhirnya dia bisa berguna juga.

"Aku ingin kau menangkap Puput dan Joker dan bawa mereka kepadaku" kata Siti yang ternyata sejak awal sudah merencanakan hal ini.

"Dengan senang hati. Lagipula aku punya dendam tersendiri pada Joker" balas Medusa dengan sedikit menyeringai licik, sepertinya wanita ini sudah punya akal untuk melaksanakan tugasnya.

"Bagus, sekarang cepat pergi. Jangan kembali sebelum kau berhasil" Siti memberi perintah, menyuruh wanita itu agar tidak gagal dalam menjalankan tugasnya.

"Aku mengerti" setelah itu sosok Medusa tenggelam menghilang ke dasar bumi.

Malamnya …

.

.

"Kita bagi dua tim… Satu tim yang pergi ke lab dan satu lagi tim menjaga ruangan tengah" kata Sun membagi tugas dalam misi ini.

"Kalau gitu timku saja yang menjaga tengah" kata Rey yang memutuskan untuk menjaga ruangan tengah.

"Ayo teman-teman kita lakukan misi ini!" kata Michael sambil mengepalkan tinju ke udara dan di ikuti dengan yang lainnya.

Sun, Michael, Lisa, Dio, Rika, Angel dan Amel juga Arkhan dan Fugo segera bergegas pergi ke basement. Dan sisanya yaitu Rey, Hery, Sinta, Denis, Erik dan Pandu pergi ke main hall.

"Sepi sekali tempat ini… Sepertinya tak ada tanda-tanda kalau Rangga akan muncul" kata Rika sambil celingukan melihat seisi ruangan lab yang kosong melompong.

"Kita tunggu saja, pasti datang!" jawab Michael yang kemudian berjalan ke tengah-tengah lab.

Begitu Michael dan yang lainnya berdiri tepat di tengah ruangan lab tersebut, tiba-tiba muncul gumpalan asap hitam. Semakin lama asap itu semakin tebal dan pekat.

"Lisa berhati-hatilah" kata Fugo yang segera memasang badan untuk melindungi Lisa.

"Dia datang" ucap Arkhan yang juga langsung mengeluarkan Scythe miliknya dan diacungkan ke arah asap hitam tersebut yang perlahan berubah menjadi sosok seseorang.

.

.

.

.

.

"Hei teman-teman… Lihat di atas, Sepertinya itu bisa dibuka deh" kata Tomi sambil menunjuk-nunjuk bagian langit-langit penjara yang sepertinya bisa di buka.

"Eh, benar juga… Mungkin kita bisa keluar lewat sana!" kata Anna setengah menjerit senang.

.

.

.

.

.

"Kalian… Siapa kalian!" kata sosok Rangga yang akhirnya muncul juga kehadapan mereka.

"Kak Rangga!" kata Michael terpaku melihat sosok Rangga yang dimaksud itu mirip sekali dengan Rangga sepupunya yang sekolah di Rainbow.

"Aku tidak salah lihat? Kok mirip sekali dengan Rangga, kakak sepupunya Michael sih?" tanya Dio sambil ngucek-ngucek matanya.

"Mungkin NPC Rangga disini dirancang berdasarkan dari Rangga kakak sepupunya Michael kali" kata Amel dengan logis.

"Tapi kok bisa ya? Bukannya Kak Rangga itu tidak main game Neverland? Tapi kok bisa sih dijadikan model untuk NPC di sini?" tanya Angel dengan heran, soalnya dia juga mengenal Rangga.

"Tidak tau deh, yang jelas Rangga yang ada di depan kita hanya Rangga program sama seperti NPC lain." Balas Amel supaya teman-temannya tidak bingung atau berpikiran yang macam-macan. Soalnya mau bagaimanapun orang-orang yang ada di dalam game selain para pemain hanyalah program buatan, tak lebih dari itu.

"Rangga kami kemari untuk menghentikanmu agar kau tidak balas dendam!" kata Sun yang langsung memotong pembicaraan mereka semua.

"Kalian sama saja! Pembunuh!" teriak Rangga yang mengamuk. Rangga segera maju menghadapi Sun dan kawan-kawan lalu membuat kekkai.

Rangga life point : 200000/200000

Type : MVP Elite class.

Element : Fire.

Weakness : Unknown.

Weapon : His hands (?).

Skill : Detonator, Healing bom, Burn, Explode, Sandman, Landmine, Suiciding attack, Earth protection, Blowing attack, Posion bom, Fire ball.

"Try to beat me!" Rangga maju dan segera melancarkan serangan ke arah Michael yang berada di posisi paling depan. Michael menerima serangan itu dan membalasnya dengan tinju. Kedua tinju saling beradu.

"Akan kukalahkan kau!" kata Michael yang kemudian mengeluarkan sebuah tendangan tapi berhasil di block oleh Rangga.

"BURN!" Rangga mengeluarkan jurus Burn, yaitu merupakan jurus serangan sihir yang akan membakar musuhnya dari jarak jauh. Tubuh Michael terbakar akibat ledakan yang terjadi disekitarnya.

"I will finish this battle soon! EXPLODE!" tanpa terduga Rangga segera melancarkan serangan lain. Explode adalah jurus ledakan yang akan mengurung musuh dengan lingkaran api lalu meledakkan semua musuh di dalamnya.

DUAR!.

Ledakan yang besar itu melukai Michael dan yang lainnya, serangan ini memiliki tingkat kerusakan yang cukup besar.

.

.

.

.

"Cepat Ann di buka! Aku udah tidak tahan nih, kau berat sekali!" kata Tomi yang sedang bersusah payah menahan tubuh Anna yang duduk di atasnya.

"Apa kau bilang? Berat? Enak aja!" dengus Anna sedikit emosi karena dibilang berat, perasaan dia sering diet deh.

"Kalian berdua jangan bicara saja! Aku juga berat tau!" kata Ryu ikutan mengeluh, dia juga harus menahan bobot dua orang sekaligus.

"Apalagi aku yang paling bawah!" omel Andre yang sudah ngos-ngosan nafasnya.

.

.

"Apa yang kau inginkan dariku Medusa?" terdengar suara dari atas Anna dan kawan-kawan. Dengan cepat Anna segera menutup platform yang terbuka tersebut.

"Aku denger suara … Kalian denger tidak?" kata Anna setengah berbisik kepada yang lainnya. Tomi dan yang lain langsung mengangguk, mengiyakan pernyataan Anna.

"Ah, jangan pasang wajah marah seperti itu kepadaku Queen Marie" kata Medusa sambil tersenyum aneh ketika melihat wajah Queen marie yang berubah jadi marah.

"Sudah cukup bicaranya, cepat katakan apa maksud kedatanganmu kemari!" balas Queen Marie dengan tidak sabar. Dia memang tidak pernah menyukai wanita di depannya ini.

"Aku datang kemari hanya ingin mengatakan kalau kau harus hati-hati pada gadis yang bernama Puput itu" Medusa tampak seperti sedang memancing perasaan Queen Marie.

"Sudah kubilang jangan berbasa-basi lagi!" Queen Marie mulai merasa jengkel dengan Medusa yang seperti sedang mempermainkannya.

"Baiklah-baiklah… Maksudku begini, kenapa kau tidak menyingkirkan Puput saja? Dia bisa menusukmu dari belakang. Gadis itu mulai merebut perhatian Joker bukan?" kata Medusa yang akhirnya menyampaikan maksud terselubungnya sambil memanfaatkan perasaan Queen Marie yang sepertinya sedang tidak stabil.

"Ka-kau salah! Joker masih memperhatikanku! Ka-kami adalah NPC pair, tak mungkin dia berpaling dariku!" tepis Queen Marie mencoba untuk menyangkal pernyataan Medusa, meski di dalam hatinya berkata kalau apa yang dikatakan oleh Medusa memang benar adanya.

"Jangan berbohong padaku Queen Marie… Aku tau alasan mengapa kau ada disini karena Joker menyuruhmu pergi bukan? Dan sekarang Joker sedang bersama dengan Puput menuju Academy town. Dia meninggalkanmu!" balas Medusa sambil tersenyum licik dan sengaja menekankan kata 'meninggalkanmu' pada Queen Marie yang kini berubah pucat.

"Ka-kau… Darimana kau bisa tau itu semua!" kata Queen Marie dengan geram langsung menunjuk Medusa dengan payung putih yang selalu ia bawa. Dari tangannya yang lain muncul sebuah tongkat.

"Hahahahaha! Terlihat jelas dari ekspresi wajahmu!" kata Medusa sambil tertawa mengejek sang Ratu.

"Kurang ajar! Beraninya kau… Brandish Spear!" seketika tongkat yang awalnya dia pegang berubah menjadi tombak panjang yang meluncur cepat ke arah Medusa.

'Gawat… Aku harus mencari Joker segera!' Alice yang melihat pertengkaran Queen Marie dan Medusa dapat merasakan firasat buruk. Dia memutuskan untuk segera pergi mencari Joker di Academy town.

.

.

.

"Apa yang akan kita lakukan disini Joker?" tanya Puput dengan bingung. Sekarang dirinya sudah berdiri di depan sebuah rumah, dan mereka hanya berdiri saja sudah sejak dari 10 menit lalu.

"Menunggu seseorang" balas Joker dengan santai.

"Menunggu? Menunggu siapa?" tanya Puput tambah penasaran.

"Kau akan tau nanti, bersabarlah… " Puput hanya diam mendengar jawaban Joker. Dia tak ada pilihan lain selain menunggu disini bersama dengan yang lainnya.

.

.

.

.

"Sialan… " Michael berkata dengan kesal sambil menatap Rangga.

"Tampaknya dia ahli menggabungkan kekuatan sihir dan fisik sekaligus" kata Sun yang mulai mengenali kemampuan musuh.

"Mau ahli apapun aku tidak peduli, yang penting serang!" Michael kembali bangkit dan menyerang Rangga lagi. Michael kembali berusaha mendekati Rangga.

"Dasar anak yang keras kepala! Blowing attack!" Rangga mengarahkan pukulannya ke arah Michael. Blowing attack merupakan jurus serangan fisik yang memiliki unsur api, musuh yang terkena pukulannya akan terbakar, bisa dikatakan jurus ini adalah jurus Burn dari jarak dekat.

"UWAAH!" Michael terpelanting cukup jauh akibat serangan itu.

Michael life point : 5000/15000. (Michael life point-nya udah segitu karena efek yang paling besar dari serangan explode).

"Mundurlah Mike!" kata Rika yang langsung maju bersama Arkhan menyerang Rangga.

Rika melayangkan katana miliknya ke arah Rangga bersamaan Dengan Arkhan. Rangga mampu menghindari serangan keduanya.

"Kesempatan… AOKAGE!" Amel langsung mempercepat gerakannya dengan drastis dan langsung menyerang Rangga dengan Jurus Aokage.

"Sialan!" Rangga yang terkena serangan tersebut langsung saja menendang Amel, membuat gadis itu sedikit terlempar.

"Ck… " Rangga langsung mendesis kesal ketika dilihatnya Dio dan Sun menyerangnya dari arah yang lain. Rangga mampu menghindari keduanya.

"Mizu no hyo!" serangan badai hujan dikeluarkan Lisa yang sepertinya sudah selesai membuat Waterfield. Rangga yang tak menduganya otomatis tak bisa menghindar dan terkena oleh serangan ini.

Deidara life point : 184500/200000.

"BURN!" Rangga mengeluarkan kembali jurus apinya yang bisa dia kendalikan dari jarak jauh tepat pada Lisa.

Melihat Lisa yang diserang secara reflek Fugo maju dan menyerang Rangga. Dengan menggunakan cakarnya dia berusaha melawan Rangga, dan serangannya mampu melukai Rangga sedikit.

"Fugo jangan! Kalian sama-sama berelemen api, akan percuma kalau kau melawannya!" kata Lisa yang mencemaskan Fugo.

"Aku memang tidak bisa menggunakan jurusku tapi aku masih bisa menyerangnya secara fisik. Hanya itu yang bisa kulakukan untuk melindungimu Lisa" kata Fugo yang masih terus melawan Rangga.

Duel antara Fugo dan Rangga sempat terjadi sesaat. Lisa yang mencemaskan Fugo malah berlari berniat untuk membantunya. Tetapi Rangga dengan cepat mengincar Lisa. Lisa terkena pukulan beberapa kali dari Rangga.

"Lisa berbahaya!" Fugo yang menyadari Lisa yang berada dalam bahaya segera melindungi gadis itu.

"Kau lengah!" kata Rangga yang langsung menempelkan sesuatu di belakang tubuh Fugo yang sedang melindungi Lisa dari serangan Rangga. Fugo terdiam sejenak mengetahui adanya benda yang berada di tubuhnya kini. Rangga tampak tersenyum licik, sedangkan Fugo, dia menatap Lisa yang berlari ke arahnya dengan tatapan sedih.

"Fugo… " Lisa terkejut melihat tatapan itu.

"Selamat tinggal Lisa… " kata Fugo sambil tersenyum lembut untuk Lisa. Tanpa disadari, air mata Lisa mulai turun dari matanya.

"DETONATOR!" serangan ledakan yang sangat besar terjadi. Detonator adalah serangan berupa ledakan api yang menggunakan sebuah device yang dipasangkan kepada targetnya, serangan ini menggabungkan kekuatan sihir yang terdapat di dalam device itu. Serangan yang mampu menghancurkan lawan seketika. Serangan ini hanya bisa di-reduce, tapi tak bisa direfleksikan karena bersifat serangan lock sihir. Fugo hancur menjadi serpihan di depan Lisa membuat gadis itu berteriak histeris.

"FUGOOOOOOOOOOOOO!" Lisa berteriak sambil menangis keras.

"Kurang ajar!" Michael mendesis emosi. Dia mengepalkan tangannya dengan sangat kuat. "Beraninya kau melukai temanku!" kata Michael sambil memukul Rangga secara tiba-tiba.

BLUGH!

Rangga yang terkena pukulan Michael terpelanting dengan kasar.

"Kau… Kau tidak akan aku maafkan!" seluruh tubuh Michael mengeluarkan aura merah, matanya pun memancarkan amarah yang sangat dalam.

.

.

.

.

"Hahaha, kau tidak akan pernah bisa menang melawanku Queen Marie!" kata Medusa sambil tertawa iblis. "Lebih baik kau tak usah melawan, aku membutuhkanmu untuk melawan Joker dan Puput" katanya lagi yang berjalan semakin mendekati Queen Marie.

"Gawat, Queen Marie dalam bahaya! Kita harus menolongnya!" kata Anna yang segera lompat turun.

"Tapi gimana caranya? Kita saja terkurung disini!" kata Ryu yang sebenernya ingin sekali bisa menolong, tapi dilihat dari situasi sepertinya tidak memungkinkan bagi mereka untuk keluar.

"ARGHH! Seandainya kita tidak terkurung di dalam penjara sialan ini!" kata Tomi dengan kesal sambil mengguncang-guncangkan pintu penjara dengan stress.

Criek…

Ternyata tanpa terduga pintu penjara tersebut terbuka. Tomi dan yang lainnya melongo liat pintu itu terbuka dengan tanpa rasa bersalah.

"Ja-jadi pintunya tidak dikunci? Tau gitu ngapain kita tadi lama-lama disini tidak jelas!" teriak Tomu makin frustasi dan goyangin pintu penjara lagi.

"Udah, udah! Ayo buruan keluar dari sini sebelum ada yang tau!" kata Ryu sambil nyeret Tomi yang sepertinya tak rela sama pintu penjara yang tak bilang-bilang kalau dari tadi mereka itu tidak kekunci *sweatdrop*.

.

.

.

"Lisa, apa yang kau lakukan disana! Cepat menyingkir!" kata Rika yang segera menghalangi Rangga yang berniat untuk menyerang gadis itu.

"Angel, cepat bawa Lisa menghindar dari sana! Kelihatannya kondisinya sedang tidak baik" kata Sun yang kemudian berlari membantu Rika menahan Rangga.

"Hati-hati dengan tangannya!" Michael berteriak memperingati Rika dan Sun.

"Menyusahkan! Sandman!" Rangga mengeluarkan jurus Sandman, yaitu merupakan jurus duplikat dirinya yang terbuat dari lumpur. Masing-masing dari duplikatnya ini akan mengeluarkan jurus explode berkali-kali. Kedua duplikat ciptaan Rangga langsung menyerang Rika dan Sun.

"EXPLODE!" Sun dan Rika terkena serangan langsung yang muncul tak terduga itu.

Lalu duplikat yang satunya melesat mengincar Angel dan Lisa.

"Tak akan kubiarkan! AOKAGE!" Amel yang menyadari serangan yang ditujukan ke arah Angel dan Lisa segera memakai jurusnya. Dengan cepat Amel dapat menghalau pergerakan duplikat Rangga yang satunya.

.

.

.

.

"QUEEN MARIE!" Anna, Ryu, Tomi dan Andre berhasil lolos dari penjara bawah tanah, sekarang mereka sedang berhadapan dengan Medusa yang hendak mencelakai Queen Marie.

"Ka-kalian… Kenapa bisa ada disini?" tanya Queen Marie dengan heran.

"Kami tak ada waktu untuk menjelaskannya! Apa kau baik-baik saja Queen Marie?" tanya Anna yang mencemaskan Queen Marie yang dikalahkan Medusa.

"Siapa kalian? Berani sekali muncul menggangguku!" sela Medusa dengan kesal.

"Kau tidak perlu tau siapa kami! Tapi kami akan melawanmu!" kata Tomi yang sudah bersiap siaga dalam posisi menyerang.

"Melawanku kau bilang? AHAHAHAHAHAAHA! Kurasa kalian terlalu bodoh kalau berniat untuk berhadapan denganku!" balas Medusa sambil tertawa, meremehkan Tomi dan yang lainnya.

"Brengsek… Dia meremahkan kita! Lihat saja kau!" kata Tomi yang langsung terpancing emosinya. Dia maju berlari ingin menyerang Medusa.

"Jangan terpancing!" Queen Marie berteriak berusaha memperingati Tomi dan yang lainnya untuk tidak gegabah.

"Bodoh… Petrified!" Medusa tersenyum licik ke arah Tomi yang berlari menyerangnya. Seketika dia mengeluarkan jurus Petrified, yaitu jurus yang dapat membuat lawan menjadi batu.

"T-Tomi!" teriak Anna dengan panik dan mencoba menghampiri Tomi yang kini sudah berubah menjadi batu.

"Ann, bagaimana dengan Tomi?" tanya Ryu yang mencemaskan Tomi  tentunya.

"Dia masih bernafas… Tapi… Hey, apa yang kau lakukan pada Tomi!" tanya Anna yang kini tengah menatap Medusa dengan marah.

"Yang kulakukan padanya… Sama dengan apa yang akan kulakukan padamu! Petrified!" seketika Anna juga berubah menjadi batu sama halnya dengan Tomi.

"Andre hati-hati, jangan melihat matanya!" kata Ryu yang sepertinya sudah mengetahui titik kekuatan dari jurus petrified tersebut.

"A-aku mengerti Ryu!" balas Andre dengan sigap.

"Pintar juga… Tapi aku ada jurus lain untuk menghadapi kalian berdua!" kata Medusa yang kemudian memanggil ular-ular yang datang mengepung Ryu dan Andre. "Sekali terkena gigitannya saja kalian akan mati. Tapi tenang aku tidak akan membunuh kalian sekarang, karena aku membutuhkan kalian" , ucap Medusa yang sepertinya punya niat yang lain.

"Tch… Celaka… " desis Ryu yang terkepung dengan ular-ular berbisa tersebut.

.

.

.

.

.

"Huh … Kelihatannya duplikat-duplikat itu mudah untuk dihancurkan" kata Rika yang berhasil memusnahkan kedua duplikat tersebut bersama dengan Michael.

"Ayo kita selesaikan ini Arkhan… " Sun sepertinya berencana untuk segera menghancurkan Rangga bersama dengan Arkhan.

Apa yang akan terjadi dengan Anna dan kawan-kawan? Lalu apakah Rangga bisa dikalahkan?.