"Kurang ajar!" desis Rangga sambil menatap geram ke arah Sun dan Arkhan yang mampu mendesaknya.
Rangga life point : 100000/200000.
"Poison bom!" Rangga tiba-tiba saja melemparkan sebuah bom ke arah Sun dan yang lainnya.
"Ugh sial! Aku tak bisa bergerak!" kata Michael yang tiba-tiba saja merasakan tubuhnya tak bisa ia gerakkan.
"Sa-sama! Aku juga tidak bisa… bergerak… " kata Rika yang sepertinya juga merasakan hal yang sama begitu juga dengan yang lainnya.
"Rasakan itu!" kata Rangga yang kemudian melepas kekkai dan pergi dari sana.
"Dia kabur!" kata Amel yang berusaha berdiri tapi apa daya, tubuhnya malah terjatuh.
"Jangan khawatir… Hal ini sudah diperhitungkan sebelumnya, karna itu misi ini dibagi dua tim… kita percayakan saja pada tim Rey… " kata Sun yang memang sejak awal sudah tau akan kejadian seperti ini, karna itu dia dan Rey sepakat untuk membagi tim menjadi dua kelompok.
.
.
.
"Ah! Itu Rangga! Ayo cepat hadang dia!" kata Rey begitu melihat sosok Rangga muncul segera berlari mendekati sosok itu. Yang lainnya ikut mengejar.
"Lagi-lagi… Kalian orang-orang yang mau ikut campur saja!" Rangga berkata geram karena lagi-lagi dia dihalangi.
"Bersiaplah semua! Kita akan menghadapi Rangga!" kata Rey memperingati teman-teman yang lain.
"Aku tau itu!" balas Pandu yang sejak tadi sudah bersiaga bersama Denis.
"Akan kuhabisi kalian semua disini! EXPLODE!" Rangga yang sepertinya sudah sangat kesal segera membuat kekkai dan langsung mengeluarkan jurus explode.
"Cih, belum apa-apa dia sudah mengeluarkan jurus yang besar!" gerutu Pandu yang kaget dengan serangan dahsyat yang dikeluarkan Rangga Beberapa saat kemudian dia berlari menyerang Rangga.
"Maju Ndu! Aku lindungi dari belakang!" kata Rey yang juga bersiap untuk meluncurkan anak-anak panahnya ke arah Rangga.
"Beast!" Pandu mengeluarkan jurus beast, seketika kemampuan serangan Pandu bertambah menjadi dua kali lipat. Kekuatan Pandu berubah menjadi seperti mahkluk setengah serigala.
DUGH!
DUAGH!
BRUAKH!
Serangan beruntun dikeluarkan Pandu dan berhasil didaratkan tepat ke tubuh Rangga yang tidak siap menerima serangan dari Pandu.
Rangga life point : 80000/100000.
"Sialan!" Rangga meringis kesal akibat serangan tersebut. Dia menyeka sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.
"Heh, rasakan itu!" kata Pandu sambil tersenyum puas, sekarang tubuhnya kembali seperti semula.
"Thunder Spears!" ternyata dari jarak jauh Hery mengeluarkan jurus berelemen petir setelah dia berhasil membuat lightning field. Serangan Thunder Spears merupakan suatu serangan sihir berelemen petir dimana sang pengguna sihir akan menembakkan satu serangan seperti laser ke arah lawan, merupakan serangan satu kolom.
Rangga life point : 75000/100000.
Syut!
Syut!
Syuut!.
Beberapa anak panah melesat ke arah Rangga, tetapi kali ini Rangga dapat mengantisipasi serangan anak-anak panah itu dengan sigap.
"Ternyata kakakku bodoh!" celetuk Erik sempat-sempatnya meledek kakaknya.
"Bocah diam saja kau!" bales Rey sambil getok kepala Erik yang berdiri disebelahnya.
"Kalian jangan bercanda! Lihat dia menyerang!" samber Sinta cepat sambil melirik kearah Rangga yang kini menuju kearah Rey dan Erik.
"BLOWING ATTACK!" Rangga maju dan menyerang Rey dan Erik. Kedua orang itu segera menghindar cepat.
"Hampir saja!" desis Rey dan Erik kompak, hampir saja mereka terkena jurus langsung tersebut.
"Aero Blaster!" Sinta mengeluarkan serangan angin dari jarak jauh, tapi serangan itu mampu diblok Rangga dengan burn.
"BURN!" ledakan api tersebut dapat menahan aero blaster yang malah meledak di tengah jalan.
"Kalau tak bisa dari jarak jauh, kita serang jarak dekat saja! Ayo maju Denis!" kata Pandu yang mulai kesal, dia mengajak Denis untuk membantunya menyerang Rangga dari jarak dekat.
.
Pandu menerjang Rangga dari arah samping, tapi serangan itu dapat dihindari oleh Rangga. Denis bergantian menerjangnya dari arah yang berlawanan, tapi sama seperti Pandu, Rangga dapat menghindar. Serangan lain dilakukan Rey dari jarak jauh tentunya.
"Earth protection!" Rangga mengeluarkan tameng yang dia buat dari lumpur dan sudah mengeras dari tangannya. Perlindungan itu menahan serangan anak panah dari Rey.
"Akh meleset!" Rey berkata kesal melihat anak panahnya malah tertancap di tameng tersebut.
Tanpa terduga Rangga melempar tameng besar itu ke arah Rey. Tameng berbentuk elips itu melesat cepat bagaikan cakram terlempar. Sinta segera maju dan segera menghentikan laju tameng tersebut dengan kipas besar yang menjadi senjatanya. Setelah berhasil dihentikan Sinta kembali melempar tameng tersebut ke arah Rangga yang sibuk menghadapi Pandu dan juga Denis.
"Pandu, Denis! Awas!" teriak Sinta saat dia melempar tameng tersebut. Denis dan Pandu yang melihatnya segera melompat dan menghindar.
"Blowing attack!" dengan satu tinju Rangga menghancurkan tameng yang diarahkan kepadanya.
'Bagus dia masuk ke jarak area serangan ku!' batin Denis sambil menyeringai begitu melihat posisi Rangga yang berada dijarak serangannya.
"GOD HANDS!" seketika Denis mengeluarkan jurus God hands, jurus ini diadaptasi dari jurus Juuken. Serangan beruntun diarahkan ke Rangga dan serangan-serangan itu mengenai Rangga dengan telak.
"Bagus Den!" seru Rey dan Pandu memberi semangat kepada Denis. Rangga yang terdesak oleh serangan Denis menjadi sangat kesal. Merasa terdesak Rangga segera berusaha menjaga jarak dari Denis.
Rangga life point : 50000/100000.
"Beraninya kau… " Rangga menatap marah kearah Denis serta yang lainnya.
"Suiciding Attack!" tiba-tiba saja terjadi ledakan besar disekitar Denis. Suiciding Attack bisa dikatakan jurus terbesar milik Rangga dimana dia akan mengorbankan setengah dari life point-nya dan mengubahnya menjadi serangan ledakan yang sangat besar.
"Deniss!" teriak teman-temannya dengan sangat panik, melihat ledakan tersebut tepat mengenai Denis.
"Uhuk… Uhuk… aku tidak apa-apa… " ternyata Denis masih selamat walaupun serangan tadi menyisakan sedikit life point dari Denis.
Denis life point : 2850/18800.
"Ba-bagaimana bisa? Harusnya kau sudah mati!" Rangga mendelik kesal tak percaya kalau serangannya tadi tidak dapat membunuh Denis, selain itu serangan tadi harusnya memiliki kerusakan yang sama seperti jumlah life point yang telah dia korbankan.
"Aku harus berterima kasih pada Rika nanti karena sudah membeli macam-macam potion penambah life point. Sesaat saat ledakan itu mengenaiku, aku langsung memakan pil-pil potion itu untuk mempertahankan jumlah life point-ku." Kata Denis yang ternyata dia masih bisa selamat berkat potion-potion yang memang sudah dipersiapkan Rika.
"Kalian semua brengsek!" Rangga terlihat semakin kesal saja.
"Posion Bom!" lagi-lagi Rangga melemparkan bom racun ke arah Denis dan yang lainnya, kemudian dia kabur dari tempat itu.
"Ah, sialan! Asapnya tebal sekali!" kata Pandu yang merutuki asap tebal yang dibuat oleh Rangga.
.
.
In Front Of Mikasa's House...
.
.
"Joker, sebenarnya kita menunggu apa sih? Kita sudah berdiri disini kurang lebih hampir tiga jam!" Puput tampak tidak sabaran dan bingung sebenarnya apa sih yang mereka lakukan, sejak tadi hanya berdiri menunggu sesuatu yang belum jelas.
"Sudah kubilang sabar saja" balas Joker singkat tanpa mau menjelaskan lebih lanjut lagi, kelihatannya NPC ini agak malas dengan Puput yang dari tadi terus bertanya.
"Kadang-kadang kau sangat menyebalkan Joker!" Puput bergumam kesal sambil terpaksa kembali menunggu disitu.
.
.
.
"Kalian tidak apa-apa?" tanya Michael yang datang menghampiri Rey dan yang lainnya.
"Kami tidak apa-apa. Bagaimana dengan kalian?" balas Rey yang kemudian bertanya balik ke Michael, apa yang lainnya baik-baik saja.
"Tidak begitu baik… " balas Amel sambil memasang wajah masam.
"Eh? Apa ada yang game over?" tanya Sinta sudah cemas duluan.
"Fugo lenyap… " balas Rika sedikit menunduk.
"... Kita harus mengejar Rangga, dia sekarang sedang pergi menuju rumah Mikasa" balas Rey yang sepertinya tak ingin terlarut dalam kesedihan, lagipula ada hal yang harus cepat mereka selesaikan bukan.
"Tapi bagaimana dengan Lisa?" tanya Amel yang sepertinya masih mengkhawatirkan keadaan Lisa yang sedang bersama Angel saat ini.
"Sinta, Amel, Erik kalian menjaga Lisa dulu disini" balas Rey sedikit menghela napas.
"Apa? Kok aku? Kenapa aku selalu ditinggal?" protes Erik yang penasaran kenapa dia selalu mendapat bagian untuk menunggu dan berjaga.
"Jangan banyak protes! Kau lebih berguna untuk menjaga mereka. Sudah cepat sana, kami pergi dulu!" kata Rey setengah melotot kearah Erik supaya anak itu mingkem dan tidak banyak bawel.
"Ayo cepat kita pergi!" samber Michael yang sepertinya sudah gemas dengan Rangga yang sejak tadi melarikan diri.
.
.
.
"Dia datang… " kata Joker yang tiba-tiba saja bersiaga.
"Eh? Ada apa? Ada apa?" tanya Steve celingukan yang segera bangkit dari posisi jongkoknya.
"Lihat! Ada yang menuju kemari!" kata Reza setengah berteriak sambil menunjuk sosok seseorang yang tengah berlari menuju mereka.
.
"Ck… Apa kalian juga ingin menghentikanku?" tanya Rangga yang kini sudah berdiri tepat dihadapan Puput dan kawan-kawan.
"Dia Rangga, kakak sepupu Michael! Ternyata dia ada disini!" Puput yang belum menyadari berniat untuk lebih mendekati Rangga lagi, tapi Joker dengan cepat mencegah langkah Puput.
"Aku tidak mengerti apa yang kau maksud, Put. Tapi yang jelas, yang ada dihadapan kita saat ini adalah salah satu NPC lost child yang harus kita hadapi." Kata Joker menjelaskan kalau sebenarnya yang mereka tunggu sejak tadi adalah Rangga yang merupakan salah satu NPC lost child yang harus mereka lawan berikutnya.
"Aku akan benar-benar membunuh kalian!" kata Rangga yang segera membuat kekkai yang menutupi Puput, Joker, Rere, Kisa serta Reza dan Kaze.
"HEALING BOM!" Rangga sudah menggunakan healing bom ke dirinya sendiri.
Rangga life point : 75000/75000.
"EXPLODE!" Rangga segera berlari ke tengah dan langsung mengeluarkan jurus ledakan besar.
"Belum apa-apa dia sudah mengeluarkan ledakan besar!" kata Rere yang tampak kaget dengan jurus yang dikeluarkan Rangga secara tiba-tiba itu.
"Windfox!" Kaze berubah menjadi seekor rubah berwarna orange. Windfox merupakan jurus yang dimiliki Kaze, dimana dia dapat merubah dirinya menjadi serigala. Jurus ini akan meningkatkan serangan, kecepatan dan jumlah life point Kaze. Tetapi dalam kondisi ini Kaze tidak dapat menggunakan jurus lainnya. Kaze yang sudah berubah menjadi rubah segera berlari menerjang Rangga dengan cakarannya.
"ALL HEAL!" sementara Rangga sedang sibuk dengan Kaze, Rere langsung mengeluarkan jurus All Heal, yaitu jurus yang dapat menyembuhkan luka teman lainnya.
"Shirai Sune!" Kisa menembakkan anak panahnya yang berbentuk seperti naga dengan aliran listrik dan tepat mengenai Rangga. Rangga dengan cepat menendang Kaze cukup keras dan segera menghindari serangan Kisa yang lainnya.
Deidara life point : 70000/75000.
"Kaze!" Reza segera menangkap Kaze yang terlempar. Rangga melemparkan sebuah device dari jarak jauh ke arah Reza, dan lemparan itu segera disambut oleh kartu yang dilemparkan Joker.
DUAR!.
Ledakan terjadi akibat device dan kartu itu yang bertubrukan. Reza yang kaget segera menyingkir.
"Jangan lengah" kata Joker memperingati Reza serta Kaze yang memang sempat lengah tadi.
"HIAAAT!" Puput dan Rere maju melancarkan serangan bersamaan. Puput melancarkan tendangan dan Rere yang mengarahkan pukulan. Tapi kedua serangan itu mampu dihindari. Rangga mengelak dari tendangan Puput dan dia menahan pukulan yang diarahkan Rere kepadanya.
"Belum selesai!" kata Rere yang melancarkan satu pukulan dari tangan yang satunya lagi. Rangga mengelak sedikit dan lompat ke belakang.
"Dori Fune!" serangan jarum-jarum petir melesat mengincar Rangga. Rangga kembali menghindari serangan-serangan itu. Serangan yang dikeluarkan Kisa memang sengaja dia gunakan bukan untuk menyerang Rangga, tetapi untuk mengiringnya ke sebuah lingkaran jebakan yang dibuat Joker.
Tap!.
Rangga tepat menginjak lingkaran jebakan yang sudah selesai dibuat.
"A-apa-apaan ini!" Rangga melihat tempat yang dia pijak mengeluarkan cahaya dan muncul symbol berbentuk dua buah segitiga terbalik di tempat yang ia injak tersebut.
"Terima kasih Kisa. Jurus lock selesai, Judgement!" seketika muncul sosok berjubah hitam yang berdiri ditiap sudut bintang tersebut. Sosok-sosok itu berdiri dengan membawa sebuah sabit besar yang siap menyerang Rangga.
"Finish him!" kata Joker yang memerintahkan sosok-sosok itu untuk menyerang Rangga. Sosok-sosok itu mengayunkan sabit mereka ke arah Rangga. Rangga yang berada di tengah dan terkunci tak bisa megelak dari serangan tersebut.
"KAKAKKK!" tiba-tiba saja Mikasa keluar dari rumah, dia berlari dan berteriak histeris begitu dilihatnya Rangga sedang dikeroyok.
"Jangan kesana, berbahaya!" kata Yumi yang segera menarik Mikasa menjauh dari area pertarungan.
"Aku… Ugh… Sudah tak bisa bertarung lagi… " ucap Rangga yang kini tengah kepayahan. Dinding kekkai yang dia cipatakan perlahan mulai menghilang.
"KAKAK!" Mikasa segera memberontak dari pegangan Yumi. Dia segera berlari cepat menghampiri Rangga yang terluka parah.
"Mikasa…" Rangga bersuara pelan ketika Mikasa, sang adik kini tengah menghambur memeluknya sambil menangis.
"Kakak… Kenapa bisa seperti ini?" Mikasa berucap lirih saat melihat keadaan kakaknya yang begitu menyedihkan.
"Maafkan aku… Aku tidak bisa pulang kemari lagi dan bersamamu Mikasa… Aku harus pergi, jaga dirimu baik-baik… " perlahan tubuh Rangga mulai menghilang. Sebelum benar-benar menghilang dia sempat mengelus pelan kepala Mikasa.
"Kakak… "ucap Mikasa sedih begitu dilihatnya sosok Rangga benar-benar menghilang dan berubah menjadi sebuah jewel berwarna kuning terang, tak lama jewel itu berubah menjadi bunga kembali yang kemudian diambil oleh Joker dan dimakan olehnya.
.
"HOIII!" dari kejauhan tampak Michael tengah berlari bersama yang lainnya.
"Halah… aku kira masih bisa bertarung disini, rupanya sudah beres ya!" celetuk Rika yang tampaknya sedikit kecewa karena pertarungan sudah berakhir.
"Jelas lah, ada Joker disitu! Gimana tidak cepat selesai!" samber Pandu sambil lirik-lirik Joker yang makin lama makin nyeremin aja kalau dipikir-pikir.
Notice : Rangga, revenge soul complete.
"Misinya sudah selesai ya?" tanya Denis begitu melihat notice.
"Kelihatannya begitu… " balas Puput sambil menatap lemah ke arah Mikasa yang kelihatannya masih sedih atas kepergian Rangga.
"Semoga kakak tenang dialam sana" Mikasa berkata lirih sambil memandang langit malam yang penuh dengan bintang. Dia yakin kakaknya tersenyum di atas sana.
Notice : Puput gain Daniel's heart, Jis's memories, Pandora Box III.
Benda-benda itu kembali muncul dihadapan Puput dan Puput segera mengambil dan memasukkannya ke dalam tas.
"Ah… Hah… Hah… Hah… JOKER!" dari kejauhan terdengar sebuah suara yang memanggil Joker.
"Bukankah itu Alice?" kata Puput sambil menunjuk sosok yang mulai mendekati mereka.
"Benar, itu Alice! Tapi ada apa ya? Kenapa dia datang kemari jauh-jauh?" tanya Yumi yang heran kenapa Alice mengikuti mereka.
.
"Alice, ada apa?" tanya Puput begitu Alice sampai di depannya sambil membungkuk kelelahan.
"Queen Marie… Hah… Hah… Kumohon Joker, tolong Queen Marie! Medusa datang menyerangnya!" balas Alice dengan panik, dapat terlihat dia begitu mencemaskan keadaan Ratunya.
"Medusa? Maksudmu salah satu MVP yang memiliki rambut seperti ular itu?" tanya Pandu yang sepertinya mengetahui sosok Medusa.
"Benar, itu Medusa!" balas Alice membenarkan dugaan Pandu.
"Dia itu licik! Pasti keadaan sangat genting, kita harus segera menolong!" balas Pandu dengan cepat supaya mereka segera membantu Alice.
"Aku rasa ini jebakan Medusa untuk memancing Joker dan Puput" timpal Rio yang sepertinya mengetahui kalau Medusa sudah merencanakan ini untuk menjebak Joker dan Puput.
"Aku setuju dengan Rio" balas Denis yang setuju dengan pendapat Rio.
"Aku rasa kita tidak perlu kesana" kata Joker dingin yang sepertinya tidak mempedulikan nasib Queen Marie.
"Tu-tunggu dulu! Kalian tidak bermaksud untuk membiarkan Queen Marie, bukan?" tanya Puput yang hampir tak percaya dengan kata-kata yang keluar dari Rio, Denis dan juga Joker. Apa mungkin mereka membiarkan Queen Marie dalam keadaan bahaya? Bagaimana kalau terjadi apa-apa pada sang Ratu.
"Joker… " Puput menatap Joker seolah memohon kepadanya untuk melihat keadaan Queen Marie.
"Kurasa tak ada salahnya kalau kita kesana untuk melihat" kata Joker yang akhirnya mau membantu Alice.
"Te-terima kasih Joker! Kita harus cepat!" kata Alice yang berubah menjadi senang, setelah sebelumnya dia sempat cemas, takut kalau Joker menolak permintaannya.
"Eh, bagaimana dengan Lisa dan yang lain?" tanya Michael yang ingat kalau Lisa masih berada di dalam universitas dengan Angel, Amel, Sinta dan juga Erik.
"Biar aku yang memberi kabar kepada mereka" balas Rey yang akan menyusul mereka ke universitas.
"Baiklah kalau begitu. Ayo Alice kita pergi!" Puput dan yang lainnya segera bergegas pergi mengikuti Alice untuk menolong Queen Marie.
.
.
Di sisi lain ...
.
.
"Rama! Apa maksud dari semua ini? Cepat keluarkan aku!" terlihat Wahyu yang sepertinya terkurung disuatu tempat. Saat dia sedang mencoba untuk mendobrak pintu tersebut tapi tak berhasil.
"Sebenarnya aku berpihak pada GM. Aku hanya mau memata-matai kalian dan juga Joker!" balas Rama yang ternyata sejak awal dia berpihak pada Game Master.
"Ja-jadi selama ini kau membohongi kita semua? Bukankah kau mencurigai kalau Game Master itu adalah Zuna? A-atau jangan-jangan kalian... Bekerja sama? Benarkah itu, Rama? Cepat jawab!" tanya Wahyu dengan serentetan pertanyaan yang terbesit dibenaknya. Apakah dugaannya benar kalau Rama bekerja sama dengan Zuna.
"Itu benar Wahyu" balas Rama dari sebrang sana sambil menyeringai aneh.
"Kurang ajar. Rama! Cepet buka pintunya! Keluarkan aku dari sini, brengsek!" Wahyu benar-benar mengamuk setelah mendengar jawaban dari Rama. Jadi rupanya Zuna merencanakan semua ini dengan Rama, kenapa dia sama sekali tidak berpikir seperti ini dari awal.
"Sudahlah Wahyu, lebih baik kau simpan tenagamu. Tempat itu udah dirancang khusus untuk menyerap energi orang yang berada di dalamnya. Jadi lebih baik kau simpan tenagamu baik-baik, jangan sampai kau mati kehabisan tenaga. Aku pergi dulu, selamat tinggal Wahyu." balas Rama yang kemudian pergi meninggalkan Wahyu terkurung di ruangan itu.
"Kurang ajar! Benar-benar kurang ajar! Aku harus segera keluar dari sini!" decak Wahyu sambil merutuki kondisinya yang terkurung di dalam ruangan tersebut.
.
.
Queen Heart Castle...
.
.
"Selamat datang semuanya. Aku sangat senang sekali kalian datang kemari!" muncul sosok Medusa yang menyambut kedatangan Puput dan yang lain. Sosoknya muncul dari salah satu beranda yang terletak di atas.
"Medusa! Dimana Queen Marie!" sela Alice yang segera menanyakan keberadaan Queen Marie.
"Jangan khawatir. Dia ada di dalam sedang menikmati tidurnya. Sebelum itu apa kalian mengenali mereka?" dalam satu jentikkan jari muncul Anna, Ryu, Tomi dan juga Andre yang berada di dalam sebuah kurungan.
"Anna!" teriak Puput begitu melihat sosok sahabat dekatnya menjadi sebuah batu.
"Tomi! Ryu!" Reza ikut terkejut melihat Tomi yang juga menjadi batu dan Ryu yang sepertinya dalam kondisi tidak baik.
"Andre!" Rio juga ikut mencemaskan Andre yang sedang menahan tubuh Ryu yang bersandar padanya. Kelihatannya keadaan Ryu seperti setengah sadar.
"Apa yang kau lakukan pada teman-teman kami!" tanya Michael sambil menunjuk Medusa dengan sengit.
"Diam kau bocah! Aku tak ada urusan denganmu! Urusanku hanya dengan Puput dan Joker. Jadi bagaimana? Apa kalian akan diam saja kalau ke empat teman kalian kujatuhkan dari lantai atas ini?" tanya Medusa sambil menggoyang-goyangkan kurungan tersebut.
"Ah... Tomi bisa hancur berkeping-keping kalau jatuh dari ketinggian seperti itu!" Reza menatap cemas melihat Tomi dan sudah membayangkan keadaan terburuk yang bisa saja terjadi.
"Hentikan! Jangan lakukan itu!" teriak Puput meminta agar Medusa untuk tidak melakukannya.
"Kalau kau tidak mau terjadi apa-apa pada teman kalian bagaimana kalau kita bertukar?" Medusa mulai menjalankan akal liciknya. Dia tau kalau Puput tak akan mungkin tega membiarkan teman-temannya terluka.
"Tidak akan ada yang namanya pertukaran" jawab Joker dengan cepat sebelum Puput sempat menjawab, dia tau kalau Puput yang bicara, gadis itu pasti setuju untuk melakukan pertukaran.
"Kalau tidak ada pertukaran mereka semua akan mati" balas Medusa dengan nada suara serius dan mengancam.
"Joker... Kumohon tolong Tomi dan Ryu... " Reza meminta agar Joker mau menolong kedua orang temannya.
"Joker... " kembali Puput ikut memohon, tatapan matanya seolah mampu membuat sang NPC melemah.
"Medusa! Bagaimana kalau kita mendiskusikan ini di dalam?" tanya Joker kepada Medusa, sepertinya dia sedang mencari celah untuk bisa mendekati Medusa.
"Baiklah, tapi hanya kalian berdua. Yang lain tunggu di luar!" balas Medusa yang meluluskan permintaan Joker.
"Hebat! Joker, kau pasti sudah punya rencana, kan?" kata Michael sedikit mengagumi Joker yang tampaknya sudah memiliki rencana untuk menolong teman-temannya.
"Tidak ada" balas Joker dengan datar membuat wajah Michael dan yang lainnya menjadi pucat.
"Masuklah ke dalam!" terdengar suara Medusa dari dalam. Dia sudah membuka pintu gerbang istana. Joker dan Puput segera memasuki pintu tersebut.
Apa yang akan terjadi selanjutnya dengan Anna dan kawan-kawannya? Apa mereka bisa diselamatkan? Atau malah Game over?.