Chereads / NEVERLAND / Chapter 25 - LET'S SAVES OUR FRIENDS!

Chapter 25 - LET'S SAVES OUR FRIENDS!

(Let's saves our friends!)

.

.

Flashback chapter sebelumnya

"Medusa! Bagaimana kalau kita mendiskusikan ini di dalam?" tanya Joker kepada Medusa, sepertinya dia sedang mencari celah untuk bisa mendekati Medusa.

"Baiklah, tapi hanya kalian berdua. Yang lain tunggu di luar!" balas Medusa yang meluluskan permintaan Joker.

"Hebat! Joker, kau pasti sudah punya rencana, kan?" kata Michael sedikit mengagumi Joker yang tampaknya sudah memiliki rencana untuk menolong teman-temannya.

"Tidak ada" balas Joker dengan datar membuat wajah Michael dan yang lainnya menjadi pucat.

"Masuklah ke dalam!" terdengar suara Medusa dari dalam. Dia sudah membuka pintu gerbang istana. Joker dan Puput segera memasuki pintu tersebut.

End Flashback.

.

.

.

"Selamat datang!" ucap Medusa sambil tersenyum mencurigakan begitu Joker dan Puput sudah berada di dalam.

"Tak usah banyak basa-basi lagi! Mana teman-temanku!" balas Puput yang sudah muak dengan segala tipu daya yang dilakukan Medusa.

"Kau gadis yang sangat berani ya" kata Medusa yang sedikit mengagumi sikap Puput yang begitu berani padanya.

"Baiklah-baiklah, akan kuperlihatkan teman-teman kalian semua." Medusa menepuk-nepukkan tangannya, secara ajaib muncul Anna, Ryu, Tomi dan Andre diantara mereka, juga Queen Marie yang terbaring lemah di belakangnya.

"Bebaskan mereka!" pinta Puput dengan sedikit memaksa, dia khawatir teman-temannya akan terluka.

"Tidak semudah itu gadis kecil. Bukankah aku sudah bilang untuk melakukan pertukaran?" balas Medusa sambil memajukan tubuhnya sedikit ke depan dan memamerkan seringai liciknya.

"Bagus Put. Ajak dia bicara terus." Kata Joker dengan suara pelan agar tidak terdengar oleh Medusa, tapi suaranya cukup terdengar oleh Puput.

"Eh? Apa itu artinya kau ada rencana?" tanya Puput sambil melirik Joker yang berada di belakangnya dengan suara pelan.

"Tidak juga." Balas Joker dengan enteng.

"Heh? Kalau begitu untuk apa aku mengajaknya bicara?" tanya Puput sedikit keki, dia pikir Joker menyuruhnya seperti itu karena dia sudah memiliki akal untuk menolong Anna dan yang lainnya.

"Apa yang kalian berdua bicarakan?" tanya Medusa memotong pembicaraan Puput dan Joker dengan curiga melihat sejak tadi Joker dan Puput kasak-kusuk berduaan, membuatnya menjadi sebal saja karena merasa diacuhkan.

"Huh… Tu-Tuhan… " Puput mencoba mencari akal untuk menjawab pertanyaan Medusa tapi dia terlanjur gugup.

"Kami hanya sedang memperdebatkan dirimu, itu saja." Jawab Joker sambil memamerkan senyum malaikatnya, tapi bagi Puput senyuman itu seperti senyuman iblis yang menipu lawan.

"Apa yang kalian bicarakan tentang diriku? Cepat katakan!" Medusa dengan nada mengancam meminta Puput dan Joker untuk mengatakan apa yang mereka bicarakan mengenai dirinya.

"Joker apa yang harus kita katakan padanya?" bisik Puput yang sudah buntu tidak tau harus menjawab apa.

"Gadis ini hanya mengatakan kalau dia bisa mengalahkanmu dengan sekali jurus saja" jawab Joker asal, membuat Puput sweatdrop dan Medusa geram.

"Dia juga bilang kalau penampilanmu sangat aneh, lihat bajumu serba hijau. Dia bilang seleramu jelek, dan rambutmu juga seperti ular." Sambung Joker yang malah mengatakan hal yang aneh-aneh pada Medusa.

"Kurang ajar sekali kau meremehkanku dan menghinaku!" Medusa mendesis galak, dia mengeluarkan lidahnya yang berbentuk ular, seolah dia siap untuk menelan Puput saat itu juga.

"Joker kau bodoh! " Puput berkata pelan kepada Joker yang tidak jelas sebenarnya NPC itu mau melakukan apa.

"Tapi sayang sekali ya Medusa, sepertinya pembicaraan kita selesai sampai disini saja." Kata Joker secara tiba-tiba.

"Apa maksudmu? Yang seharusnya mengatakan hal itu adalah aku!" balas Medusa yang tak terima, karena seharusnya kata-kata itu menjadi kalimat yang harus dia ucapkan berikutnya.

"Maksudku rencanamu berakhir sampai disini!" kata Joker yang kemudian menarik Anna dan Tomi yang berubah menjadi batu dengan benang-benang yang ternyata sudah ia kaitkan ke tubuh patung Anna dan Tomu.

'Sialan! Rupanya pembicaraan tadi hanya pancingan untuk membuatku lemah agar dia bisa mengambil celah!' geram hati Medusa yang baru menyadari rencana Joker.

ZREEEEEET!.

Joker menarik Anna dan Tomi jauh dari Medusa dengan menggunakan benang-benang yang sudah meliliti Anna dan juga Tomi. Medusa tentu tak diam saja melihat tindakan Joker.

"Kurang ajar kau Joker!" Medusa yang terlambat menyadari tindakan Joker langsung mengeluarkan ular-ular dari lengan baju hijaunya. Ular-ular itu bergerak cepat mengincar Anna dan Tomi.

"Ah, Joker awas!" Puput berteriak panik saat melihat ular-ular itu bergerak cepat dan hampir menggigit Anna dan Tomi. Joker dengan cekatan mempercepat tarikannya agar Anna dan Tomi terhindar dari ular-ular yang mengejarnya.

"Tak akan kubiarkan lolos!" kata Medusa yang memerintahkan ular-ularnya untuk bergerak lebih cepat lagi.

"Tch… " Joker hanya berdecak kesal karena ular-ular itu sangat keras kepala. Dengan satu tarikan dia melempar Anna dan Tomi jauh ke atas. Puput yang melihatnya langsung tercengang kaget dengan tindakan nekad yang dilakukan Joker.

"Joker mereka akan jatuh!" Puput berteriak ngeri melihat Anna dan Tomi yang kini tengah melayang tinggi di udara. Dia sangat takut kalau sampai Anna dan Tomi jatuh ke bawah, keduanya bisa hancur berkeping-keping.

Joker tentu tidak diam saja melihat Anna dan Tomi yang berada di atas. Dia segera melompat ke salah satu pilar yang ada di dalam istana, kemudian dia melompat ke pilar yang ada disebrang, setelah itu dia melompat ke atas dan menangkap Anna dan Tomi.

'Fiuh… Hampir saja… ' batin Puput bisa lega ketika Joker berhasil mendarat dengan mulus sambil memegang Anna dan Tomi.

"Jaga mereka berdua" kata Joker yang kemudian meletakkan Anna dan Tomi didekat Puput dengan hati-hati.

"Grrr… Kurang ajar… Jangan senang dulu, aku masih punya tawanan lainnya!" kata Medusa mulai menjaga jarak dari Joker yang mulai berjalan ke arahnya. Medusa menunjuk Ryu dan juga Andre yang berada di sisi sebelahnya. Tangan Medusa kini sudah berubah menjadi ular dan siap untuk menerkam Ryu dan Andre.

SRAAAAT!.

Sebuah serangan mendadak terjadi pada Medusa.

"Argh… Ta-tanganku!" Medusa terkejut melihat tangannya yang berubah menjadi ular kini sudah terpotong. Tangannya yang terjatuh itu berubah menjadi ular-ular kecil yang berserakan dan menghilang.

"Beraninya kau bocah!" Medusa menatap marah pada Ryu yang ternyata telah memanggil guardian miliknya entah sejak kapan untuk menyerang Medusa.

"Jangan… Menganggap remeh kami!" kata Ryu yang kini sudah berdiri sambil bersiaga meski kondisinya tidak terlalu baik.

"Kalian semua… ! Aku tak akan pernah melupakan hal ini dan kalian akan membayarnya!" Medusa yang mengetahui tidak akan menang melawan Puput dan yang lainnya secara bersamaan memutuskan untuk mundur. Sosoknya perlahan menghilang ke dalam dasar bumi.

.

.

Somewhere else ...

.

.

"Tolong… Siapapun yang di luar, kalau bisa mendengar tolong aku!" Wahyu berteriak sekuat tenaga, berharap ada seseorang di luar sana yang mendengar suaranya.

"Hello? Ada orang yah di dalam?" sapa seseorang dari luar yang ternyata mendengar teriakan Wahyu.

"Syu-syukurlah ada yang mendengarku! Iya, aku terjebak di dalam. Bisakah kau membuka pintu dari luar? Kumohon, aku hampir kehabisan tenaga disini!" pinta Wahyu berkata lega, akhirnya ada juga orang yang lewat dan bisa membantunya.

Gadis yang berada di luar itu mencoba untuk melihat ke dalam siapa yang terjebak di dalam tempat itu. Mata merah gelapnya mencari-cari celah yang sekiranya bisa dia gunakan untuk mengintip. Tapi percuma karena tempat itu tertutup sangat rapat. Tak ada pilihan, dengan perlahan gadis itu membuka pintu tersebut.

"Hei… kau tidak apa-apa?" tanya seorang gadis yang kini sedang menatap Wahyu dengan wajah cemas.

"Aku… Tidak apa-apa… " balas Wahyu yang malah pingsan di tempat karena sudah kehabisan tenaga.

"E-eh? Hei, Bangun! Bangun!" teriak gadis itu mencoba membangunkan Wahyu yang kini pingsan dipangkuannya.

.

.

.

"Joker, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Puput yang mencemaskan keadaan Anna, Tomi dan Queen Marie yang kini berubah menjadi batu.

"Tak ada cara lain selain meminta penawarnya pada Medusa" balas Joker dengan kata lain mereka harus berhadapan kembali dengan Medusa.

"Tapi kita tidak tau kemana Medusa pergi, kan? Kalau sampai terlalu lama dalam kondisi tubuh membatu seperti itu, mereka semua bisa mati!" samber Reza yang sudah takut duluan.

"Medusa pasti kembali ke sarangnya" kata Arkhan dengan yakin.

"Jangan khawatir, aku tau letak sarang Medusa, tapi… Butuh perjalanan yang cukup jauh dari sini." Timpal Sun yang sepertinya sangat hapal dengan lokasi-lokasi seperti itu.

"Kita tak bisa mengulur waktu untuk pergi ke tempat Medusa" kata Joker yang kelihatannya dia sama sekali tidak mau ikut campur dalam urusan ini. Saat ini tujuannya adalah menyelesaikan misi lainnya dengan segera.

"Tapi kita juga tak bisa mengabaikan mereka!" balas Puput secara reflek setengah membentak Joker. Dia benar-benar tak habis pikir, apakah Joker sama sekali tidak memiliki toleransi.

"Yang dibilang Joker itu benar, Put. Kita tak bisa membuang waktu…" kata Michael di luar dugaan menyetujui perkataan Joker.

"Mike… Kau sama saja dengan Joker!" Puput benar-benar tak percaya kalau Michael bisa berpikir demikian.

"Perjalanan untuk ke tempat Medusa itu pasti cukup jauh dan akan memakan waktu! Kita tak bisa berlama-lama seperti itu, Put. Karena… Karena Jis dan Daniel menunggu kita! Kita tidak tau bagaimana keadaan mereka berdua! Semakin lama kita mengulur waktu, Jis dan Daniel akan semakin terancam!" Michael langsung mengeluarkan semua isi kepalanya, dia tau mungkin Puput sangat membenci perkataannya saat ini, tapi dia hanya tak mau terjadi hal yang buruk pada Jis dan Daniel. Karena dia sendiri tidak tau bagaimana keadaan kedua temannya itu, dia takut kalau semakin mereka mengulur waktu akan semakin sulit untuk menemukan Jis dan Daniel.

"Kalian berdua hentikan! Ini bukan saatnya bertengkar!" Denis berusaha menengahi pertengkaran antara Puput dan Michael.

"Itu benar. Tenang saja Put, kita bisa membagi tim. Bukankah jumlah kita cukup banyak?" Rio ikut menimpali dengan santai.

"Begini saja, biar aku yang pergi dengan Arkhan ke tempat Medusa" Sun ikut mencoba mencairkan suasana.

"Aku ikut! Aku harus menolong Tomi… Jadi aku harus ikut!" sambar Ryu dengan cepat begitu mendengar kalau Sun dan Arkhan akan pergi mencari Medusa.

"Ryu kau sedang terluka dan terkena racun… Jangan memaksakan diri." Kata Andre yang cemas dengan keadaan Ryu yang bisa dibilang dalam kondisi yang tak baik itu.

"Aku tidak apa-apa… Aku harus pergi… Harus… " balas Ryu ngotot masih kukuh ingin ikut bersama Sun.

"Aku juga ikut!" timpal Reza sambil melirik Ryu.

"Kami juga ikut!" ucap Yumi dan Rere secara berbarengan.

"Wah, gadis-gadis pada ikut semua nih! Kalau gitu, aku juga ikutan!" samber Rika yang langsung berdiri di tengah-tengah antara Yumi dan Rere sambil merangkul bahu kedua gadis itu.

"Sudah-sudah, jangan banyak-banyak kalau mau pergi. Kalian itu mau menghadapi Medusa, bukan pergi piknik!" kata Hery sambil geleng-geleng melihat mereka yang mau pergi sambil senyum-senyum gaje.

"Siap pak!" sahut Yumi, Rere dan Rika sambil memberi hormat ke Hery.

"Kita berangkat sekarang" kata Sun yang memutuskan untuk segera berangkat.

Heroes Village ...

.

.

"Hmm… Ah! Di-dimana ini?" tanya Wahyu kebingungan begitu sadar dari pingsannya.

"Hei, tenanglah! Jangan tegang begitu!" samber seorang gadis berambut panjang warna ungu gelap yang kini duduk di sebelah Wahyu.

"Dimana ini? Dan, kau siapa?" Wahyu kembali mengulangi pertanyaannya dan kali ini dia dapat bersikap jauh lebih tenang dari sebelumnya.

"Kita berada di Heroes Village! Dan kenalkan namaku Rumi!" jawab gadis itu memberitahu keberadaan mereka sekarang sekaligus memperkenalkan diri kepada Wahyu.

"Begitu ya… Terima kasih ya, karena sudah menolongku tadi, tapi aku harus cepat pergi dari sini." Kata Wahyu sambil setengah tergesa berusaha bangkit dari tempat tidurnya.

"Eh, jangan dulu. Kau masih lemah! Kau butuh istirahat minimal seharian penuh untuk memulihkan kekuatanmu!" balas Rumi yang mencegah Wahyu keluar dari tempat tidurnya.

"Tapi aku harus cepat mencari teman-temanku, ada hal penting yang harus kusampaikan pada mereka, juga memberitahu Joker kalau dikubunya ada mata-mata" Wahyu bersikeras untuk tetap berdiri sambil berbicara mengenai mata-mata yang berada dikubu Joker yang ternyata adalah Rama. Selain itu mereka perlu mewaspadai Zuna dan mereka semua harus segera tau akan hal itu.

"Kau bilang apa barusan? Joker? Maksudmu NPC rahasia itu? Benarkah?" tanya Rumi yang berubah menjadi antusias saat dia mendengar nama Joker disebut oleh Wahyu.

"I-iya, memangnya kenapa?" tanya Wahyu sedikit heran dengan sikap Rumi yang kini berubah seperti seorang gadis berumur lima tahun yang sedang memohon minta dibelikan permen.

"Kalau begitu ayo cepat kita pergi menemui Joker!" Rumi dengan cepat malah menyeret Wahyu yang masih duduk di atas kasurnya, membuat pemuda pucat itu terjatuh.

"Aw! Hey, hati-hati! Aku kan masih belum pulih benar!" giliran Wahyu yang sekarang protes gara-gara diseret oleh Rumi.

"Maaf tidak sengaja!" balas Rumi sambil menghampiri Wahyu dan membantunya untuk berdiri.

"Ayo kita pergi!" sambungnya lagi sambil mengulurkan tangan kepada Wahyu.

.

.

.

"Sun, kita akan pergi kemana?" tanya Reza yang penasaran tepatnya mereka akan pergi kemana dan bagaimana.

"Tempat Medusa berada di South west dari Illusion forest" jawab Sun membicarakan arah tujuan mereka.

"Tapi kenapa kita malah menuju South east?" tanya Rika dengan heran karena mereka berjalan ke arah yang berlawanan dari yang dikatakan Sun.

"Untuk sampai ke tempat Medusa tidak mudah. Hutan dimana Medusa berada ditumbuhi pohon-pohon beracun dan ribuan ular berbisa, jadi kalau langsung masuk dari depan hutannya kita pasti celaka. Satu-satunya cara untuk masuk adalah lewat atas." Sun menceritakan sedikit kondisi dari hutan dimana Medusa berdiam.

"Lewat atas? Maksud kau kita harus terbang?" Rere malah sepertinya semangat banget, dari dulu dia emang pengen banget terbang tapi gak kesampean.

"Hahaha kau bermimpi ya Re! Kita tidak punya sayap, mana mungkin bisa terbang!" samber Rika sedikit mentertawakan tingkah Rere yang berubah menjadi kekanak-kanakan.

"Rere benar kita akan terbang" jawaban Sun barusan membuat Rere bersorak girang dan membuat Rika melotot horror.

"Kau serius? Tapi bagaimana caranya?" Rika bertanya sekali lagi ke Sun untuk memastikan pendengarannya.

"Makanya, kita akan meminjam salah satu naga terbang milik seorang raja di Warrior kingdom. Untuk sampai kesana kita harus melewati Dragon cave yang ada di south east dari Illusion forest." Balas Sun menjelaskan alasannya mengapa mereka pergi ke South east.

"Wah, bakalan lama ya? Kira-kira butuh waktu berapa lama untuk sampai ke goa itu?" tanya Yumi yang sepertinya tak mau lama-lama berjalan menelusuri hutan.

"Kalau kita berjalan dengan kecepatan seperti ini kita akan sampai besok pagi di goa itu" jawab Sun sambil mengira-ngira.

Queen heart castle ...

.

.

"Kita akan kembali melanjutkan perjalanan kita besok" kata Joker yang kemudian pergi tanpa mau mendengar protes dari Puput.

"Si Joker itu… Aku tak mungkin bisa pergi melihat keadaan yang lain seperti ini… " Puput kembali menatap Anna, Tomi dan Queen Marie.

"Pergilah Put… Biar aku yang menjaga mereka… " kata Michael sambil berdiri di sebelah Puput.

"Mike… Tapi aku juga ingin menjaga mereka… " Puput sesaat menatap Michael, dapat terlihat keseriusan yang terpancar dari mata Michael. Puput kembali menatap Anna dan yang lain.

"Put aku tau kau khawatir, tapi kau harus tetap pergi. Ingat kau adalah harapan kami semua. Nyawa kami semua bergantung padamu Put! Kau tidak boleh mengulur-ngulur waktu disini, aku janji akan menjaga mereka." Michael mencoba untuk menyemangati Puput agar gadis itu tetap maju untuk menyelesaikan semua misi apapun yang terjadi.

"Percayakan mereka pada kami… Saya juga akan membantu Michael" samber Alice secara tiba-tiba yang ikut ke dalam pembicaraan.

'Michael benar… Aku tak boleh buang-buang waktu disini… Mereka semua tergantung pada keberhasilan semua misi ini … Aku harus percaya padanya… ' batin Puput yang sepertinya sudah mulai menguat.

"Baiklah Mike, maaf kalau aku sempat meragukanmu… Aku titip Anna dan yang lainnya padamu ya, nanti… " balas Puput dengan semangat yang sudah kembali muncul di dalam dirinya.

"Tentu saja! Sekarang kau istirahatlah!" Michael ikut tersenyum senang, tawa renyahnya keluar setelah dia melihat Puput kembali bersemangat. Dia lalu menyuruh Puput untuk beristrahat agar besok pagi dia tidak kelelahan.

Game Master place ...

.

.

"Aoki, bagaimana keadaanmu?" tanya Riko dengan cemas begitu dilihatnya Aoki setengah siuman pagi itu.

"Aku tidak apa-apa Riko… " balas Aoki dengan sedikit senyum di wajahnya.

"Riko, Game Master ingin bicara padamu" tiba-tiba muncul Siti yang masuk ke dalam ruangan Aoki.

"Game Master… ?" tampak Riko terdiam bingung. Ini pertama kalinya dia akan menghadapi Game Master secara langsung.

'Ini kesempatanku untuk mengungkap jati diri Game master...' Riko berpikir dalam hati kalau ini bisa menjadi peluang yang dia manfaatkan untuk mengetahui identitas Game master.

"Baiklah, aku akan menemuinya" jawab Riko yang bersedia untuk menemui Game master.

"Aku ikut, Riko." Sambar Aoki langsung yang menginginkan untuk ikut bersama Riko, dia hanya tak ingin terjadi sesuatu nantinya.

"Tapi keadaanmu… " tampak Riko ragu melihat Aoki yang masih lemah.

"Aku sudah tidak apa-apa, ijinkan aku ikut." Kata Aoki dengan mantap yang kini sudah berdiri tegap.

"Sigh… Baiklah kau ikut denganku" akhirnya Riko mengalah, membiarkan Aoki untuk ikut dengannya.

"Kalau begitu ikuti aku" kata Siti meminta Riko dan Aoki untuk mengikutinya.

Apa yang di inginkan Game master dari Riko? Bagaimana perjalanan Sun dan kawan-kawan?.