Chereads / NEVERLAND / Chapter 19 - BATTLE PARTY II

Chapter 19 - BATTLE PARTY II

"Ti-tidak mungkin… Kalian berdua … " Tomi tercengang begitu melihat siapa kedua orang yang dipanggil Karin tersebut.

"Pak Chandra… dan Bu Melisa… " terdengar Puput berkata lirih. Dia hampir tak percaya dengan kedua orang itu yang ternyata menjadi lawan mereka.

"Serahkan Joker pada kami! Kalian urus yang lainnya!" kata Chandra yang segera maju menyerang bersama Melisa. Kedua orang itu segera melancarkan pukulan dan tendangan dan Joker kembali menghindari serangan itu.

"Merasa terpojok Joker?" kata Tama yang segera menyerang dari arah belakang. Dia mengayunkan pedangnya, Joker segera melompat ke atas pohon.

"Snake Hand!" Melisa muncul di samping Joker. Dia mengeluarkan jurus Snake Hand, yaitu jurus yang mampu mengeluarkan ular-ular berbisa dari tangannya. Ular-ular itu akan keluar dan menyerang lawan dan bagi yang tergigit oleh ular-ular itu akan terkena racun yang mampu melumpuhkan fungsi gerak sehingga lawan tak bisa bergerak untuk beberapa saat.

"Ahh!" Puput menatap panik ketika dilihatnya Joker terkena serangan itu.

"Kau tak bisa lari lagi Joker! Sebagai execute staff aku akan melenyapkanmu!" Kini kedua tangan Joker tergigit oleh ular-ular itu dengan kencang.

"Sekarang giliranku!" Tama melompat dari pohon yang lain menuju pohon tempat Joker dan Melisa kini berdiri. Joker hanya melirik Tama yang datang dengan kecepatan penuh. Saat Tama sudah hampir mendekatinya, Joker segera memutarkan kedua tangannya yang terikat oleh ular milik Melisa ke arah Tama dengan. Otomatis Melisa yang mengkontrol ular itu ikut terlempar hingga akhirnya dia bertabrakan dengan Tama. Keduanya telempar.

.

"Final Blade!" Chandra menggunakan kesempatan ini. Dari arah yang berbeda dia menyerang Joker dengan Final Blade, jurus senjata pedang satu tangan yang akan menebas musuh dengan cepat, tingkat kerusakan jurus ini cukup tinggi. Mampu mengurangi 10000 point bila lawan tidak waspada. Joker segera menghindarinya dan melompat turun. Serangan Chandra akhirnya mengenai dahan pohon yang kemudian langsung tumbang dan hancur.

"Kami juga tak akan diam saja! Ayo maju Raka! Kita balas dendam karena dia sudah mempermainkan kita tadi!" kata Riki yang ikut menyerbu Joker. Kedua pemuda kembar itu berlari menyerang Joker. Joker yang baru saja turun tak bisa menggerakkan tubuhnya, kelihatannya racun dari ular-ular itu mulai memberikan efek.

"TWILIGHT ZONE!" Raka dan Riki sama-sama berlari mengitari Joker. Keduanya berlari sambil menyeret pedang masing-masing yang sengaja mereka biarkan menggesek tanah. Semakin lama keduanya mengitari Joker semakin cepat dan terlihat jelas adanya garis yang membentuk lingkaran akibat seretan pedang mereka. Dari garis itu muncul cahaya putih yang akhirnya melingkupi Joker yang berada di dalam lingkaran tersebut.

DUARRR!

Terjadi ledakan besar ketika cahaya itu menutupi Joker. Ledakan itu berasal dari jurus yang dikeluarkan oleh Raka dan Riki barusan.

"CRYSTAL ARROWS!" Rani menggabungkan kekuatannya bersama dengan ledakan tadi. Ratusan tombak kristal muncul dan menyerang tempat Joker berada.

.

"Akrhan kau pergi bantu Joker" kata Sun yang sedang bertarung menghadapi Kido.

"Mereka bertiga jadi urusan kami!" sambung Tomi yang sedang menghadapi Jiro.

"Baiklah!" balas Arkhan yang kemudian meninggalkan Sun dan Tomi. Arkhan kemudian mencoba untuk mendekati Joker tapi gerakannya dihadang oleh Karin.

"Tidak semudah itu" kata Karin yang langsung mengeluarkan Claw di tangannya.

"Poison Claw!" Karin menyerang Arkhan dan dengan cepat Arkhan menghindari serangan itu ke belakang.

"Sial, sepertinya pertarungan ini tak akan berjalan dengan mudah!" kata Tomi yang sedang melancarkan beberapa serangan ke arah Jiro.

.

"Tangguh juga dia" ucap Chandra yang melihat Joker masih mampu berdiri meski sudah diserang seperti itu.

"Kurasa tidak juga Chan. Coba kau lihat perlindungan Joker kepada Puput sudah menghilang" balas Melisa sambil menunjuk Magic Barrier yang tadinya menutupi Puput sudah menghilang.

'Dinding Magic Barrier Joker menghilang' Tomi dan Sun menatap khawatir pada Puput yang sudah tak terlindungi oleh Magic Barrier.

"Kerja bagus Raka, Riki. Sekarang serahkan Joker pada kami. Kalian cepat tangkap Puput!" kata Chandra yang langsung memerintahkan Raka dan Riki untuk mengurusi Puput.

.

.

.

.

Di INN Toy's City ...

.

.

"Lalu sekarang apa yang akan kita lakukan?" tanya Sinta seolah meminta jawaban dari Denis dan Rio.

"Kita berpencar mencari Puput!" kata Michael yang mendadak sudah masuk bersama Pandu.

"SETUJU!" balas yang lainnya langsung mengangguk cepat.

"Bagus, kita bagi menjadi beberapa tim dan berpencar. Ada kemungkinan Tomi membawa Puput tak jauh dari hutan. Tim satu ke Alice wood dan yang kedua menuju Illusion forest. Siapapun yang berhasil menemukannya segera tolong Puput" kata Denis akhirnya memberi keputusan.

"Nisa dan Dimas kalian disini saja" Michael meminta agar Nisa dan Dimas untuk tetap tinggal.

"Eh? Kenapa kami harus tinggal? Aku juga mau membantu!" balas Nisa yang bersikeras untuk ikut bersama yang lainnya.

"Benar! Tidak adil sekali, masa kami harus tinggal disini. Jangan perlakukan kami seperti anak bawang!" timpal Dimas yang juga sepertinya tidak rela untuk tinggal tanpa berbuat apa-apa.

"Ini bukan main-main! Apa kalian mengerti? Kalian bisa saja kehilangan nyawa kapan saja … Dimana saja, dan aku… aku tidak mau sampai terjadi apa-apa pada kalian berdua!" Michael sedikit membentak Nisa dan Dimas, itu karena dia cemas. Dia tak ingin sampai terjadi hal yang buruk pada Nisa ataupun Dimas.

"Selain itu kami butuh kalian berdua disini untuk berjaga-jaga. Siapa tau Joker berhasil menemukan Puput dan kembali kemari" sambung Rio agar keduanya tidak ngotot lagi untuk ikut.

"Hmph, baiklah!" balas Dimas sambil mengembungkan pipinya. Meski kesal tak boleh ikut tapi dia juga tak bisa menolak permintaan Michael dan perkataan Rio ada benarnya juga.

"Erik kau juga disini bersama mereka" kata Rey yang langsung ditatap dengan tatapan –Kenapa aku juga?- dari Erik.

"Yah, kau harus menjaga mereka takut ada apa-apa. Sudah diam tidak usah banyak protes!" balas Rey langsung menyela sebelum Erik berhasil melontarkan protes ke kakaknya.

"Ayo cepat jalan!" kata Michael yang segera pergi jalan duluan keluar dan disusul sama yang lainnya.

.

.

.

Joker life point : 15000/30000.

"Sepertinya Joker sudah kehilangan setengah dari life point-nya" kata Sun yang bisa menebak dilihat dari hilangnya Magic Barrier tersebut.

"Hadapi aku dengan serius brengsek!" Kido menggeram kesal dengan sikap Sun yang tampaknya ogah-ogahan dalam menghadapinya.

"Baiklah, aku akan serius melawanmu… Shadow… " secara perlahan sosok Shun menghilang dari pandangan mata, hal ini tentu membuat Kido kebingungan dengan sosok lawannya yang menghilang.

"Deadly Cross!" secara tiba-tiba sosok Sun kini berada tepat di belakang Kido. Sun mengeluarkan dua bilah belati dan diarahkannya pada Kido. Deadly Cross merupakan jurus yang menyerang musuh dari belakang dan bentuk serangannya seperti bentuk salib. Serangan ini sangat cocok bila digabungkan dengan jurus Shadow. Serangan ini cukup berakibat fatal yang mampu melukai musuh dan mengurangi setengah life point-nya.

"KURANG AJAR!" Kido berteriak kesal. Dia kehilangan setengah dari life point-nya.

.

.

"HEAH! TERIMA INI!" Raka dan Riki secara membabi buta menyerang Puput yang saat ini sedang mencoba menghindari setiap tebasan pedang yang datang ke arahnya.

"Puput!" Joker berusaha untuk menolong Puput yang posisinya sedang dalam bahaya.

"Hadapi kami Joker!" Tama segera menghadang Joker yang hendak menghampiri Puput. Dia mengarahkan pedangnya ke arah Joker. Tak lama Chandra beserta Melisa dan Rani ikut menghadang.

"Kalian merepotkan… " gumam Joker yang merasa terhalangi. Dia mundur beberapa langkah ke belakang.

Joker yang mundur ke belakang segera memunculkan sejumlah kartu. Lalu dia mengambil dua buah kartu diantara kartu-kartu tersebut.

"Joker!" Joker melempar kedua kartu itu yang memiliki gambar Joker (Di dalam kartu ada dua buah kartu Joker). Seketika sosok Joker lain muncul dari dalam kartu itu. Joker-Joker itu kini tengah berdiri di kiri dan kanan Joker yang asli. Joker adalah jurus yang dikeluarkan dari sebuah kartu yang berbentuk Joker, dimana Joker yang asli akan memanggil duplikat dirinya keluar. Duplikat Joker ini memiliki lima kemampuan dengan Joker yang asli dan kemampuan yang dimiliki masing-masing Joker berbeda. Duplikat Joker akan mengikuti jumlah life point sama seperti pemanggilnya, misalnya saat Joker berada dalam posisi life point 5000 maka duplikatnya akan mengikuti.

"Kalian cepat tolong Puput" Joker memerintahkan kedua Joker lainnya untuk menolong Puput. Joker-Joker itu segera melompat menuju Puput.

.

"Double Slash!" Raka dan Riki kembali mengeluarkan jurus combo. Double Slash adalah jurus tebasan pedang yang dilakukan dari arah kanan dan kiri, membutuhkan dua orang untuk melakukannya. Sang pemilik jurus harus mengayunkan pedangnya secara bersamaan ke arah lawan. Masing-masing tingkat kerusakan serangan ini mencapai 8600 point dan bila ditotal akan memberi kerusakan 17200 point. Serangan ini bisa dihindari atau di reduce dengan jurus perlindungan.

"Celaka, Puput dalam bahaya!" kata Tomi yang jadi tidak konsentrasi. Tomi yang lengah segera dihajar oleh Jiro dengan kepalan tangannya.

"Lebih baik cemaskan dirimu sendiri!" kata Jiro sambil mengepalkan tinjunya ke hadapan Tomi.

"Berisik!" desis Tomi yang kembali berdiri dan kini dia bersiap untuk menerjang Jiro.

.

Kedua duplikat Joker itu segera melompat ke tempat Puput. Joker yang satu segera membawa Puput pergi dari sana sedangkan Joker yang lainnya menahan serangan Raka dengan sebuah kartu dan tanpa basa-basi lagi sebuah tendangan meluncur ke tubuh pemuda itu. Sedangkan serangan Riki dia hindari dengan cepat. Dia melompat dan berdiri di pedang milik Riki. Dalam hitungan detik sebuah tendangan didaratkan ke wajah pemuda itu.

'Sialan!' geram Raka dan Riki dalam hati secara bersamaan sambil menatap kesal pada sosok Joker yang muncul di hadapan mereka.

"Pierching Swords!" jurus ini kembali dikeluarkan Joker untuk menyerang Chandra, Melisa serta Rani. Pierching Swords sebenarnya adalah bentuk serangan tunggal yang akan muncul dari delapan arah dan menyerang musuh. Jurus ini bisa dikombinasi dengan jurus jebakan kartu milik Joker.

"Bahaya, menyingkir semuanya!" kata Chandra memperingati Melisa dan Rani.

.

.

"Kau tak akan bisa menandingiku!" kata Jiro penuh keyakinan. Dengan ganas dia mengayunkan sebilah kapak raksasa ke arah Tomi.

"Ja-jangan yakin dulu!" kata Tomi yang kini tengah mengadu kekuatan antara kapak milik Jiro dengan senjata miliknya.

"Sudah jelas akulah yang akan menang!" teriak Jiro yang kekuatannya meningkat. Kaki Tomi mulai terjerembab ke dalam tanah akibat besarnya serangan Jiro.

'Kekuatannya memang terlalu besar untukku tahan… Tapi aku masih bisa menghindar dengan… ' Tomi tampak kewalahan untuk menahan serangan Jiro, perlahan-lahan kakinya mulai masuk ke dalam tanah.

"Noumo!" secara sekejap Tomi menghilang dari pandangan Jiro. "Kau boleh menang dalam hal kekuatan, tapi untuk kecepatan aku jauh lebih unggul darimu! Shinsei Shon!" kecepatan Tomi bertambah dia menyerang Jiro dengan jurus yang cepat dan melakukan beberapa combo dari tendangan dan pukulan yang kemudian mengkombinasikan beberapa ayunan senjata miliknya. Jiro tak bisa mengelak karena serangan itu terlalu cepat baginya, selain itu Tomi tidak terlihat, semakin sulit saja baginya untuk menghindar.

Jiro life point : 10600/16860.

.

.

.

.

"Chandra, Rani! Baguslah kami belum terlambat!" ternyata muncul lagi tiga orang lainnya di tengah pertarungan mereka.

"Kalian datang tepat waktu!" ucap Chandra yang kemudian segera bergabung dengan ketiga orang yang baru saja datang itu yang tak lain adalah Santoso, Karina dan Damar.

"Wah, wah kau pasti mati Joker! Kelima staff sudah berkumpul!" Kata Tama sambil menyeringai senang. Dia beserta yang lainnya segera berkumpul menjadi satu.

"Apa-apaan ini, kenapa para Guru semuanya berpihak pada Game Master!" kata Tomi dengan wajah yang pucat. Dia segera mundur dan bergabung dengan yang lainnya juga.

"Kalian benar-benar terpojok sekarang!" kata Karin yang menatap Puput serta yang lainnya dengan tatapan penuh kemenangan.

"Kalian tidak akan bisa lolos lagi. Sebaiknya kau menyerah saja Joker!" kata Chandra yang mencoba untuk menggunakan cara lain agar NPC itu menyerah.

"Kenapa… Kenapa kalian mengincar Joker?" tanya Puput berusaha mengatur nafasnya karena dia sangat terkejut dengan situasi ini. Kelima orang gurunya yang juga merangkap sebagai staff di game Neverland muncul bersamaan dan menyerang Joker.

"Dalam permainan, NPC yang melakukan hal di luar batas harus dimusnahkan" kata Damar menjelaskan peraturan yang ada.

"Di luar batas? Maksudnya yang seperti apa?" tanya Tomi penuh tanda tanya.

"Kematian Rima, hilangnya Daniel dan juga Jis serta terperangkapnya kalian semua itu akibat ulah Joker. Apa kalian masih mau membela NPC seperti itu? Dan kau Puput. Apa yang membuatmu begitu yakin berpihak pada Joker?" Melisa menimpali dan menjelaskan semua bentuk kesalahan yang dilakukan Joker.

"Aku percaya padanya karena … " Puput menatap para gurunya dengan tatapan yang penuh keyakinan tapi sayang kata-katanya terputus, ada suatu ketidakpastian yang belum bisa dia katakan.

'Karena aku merasa kalau Joker itu adalah Jis Khalifa… ' sambungnya lirih dalam hati sambil menatap Joker yang berdiri di depannya.

"Joker, menyerah sekarang maka akan kami bebaskan yang lainnya!" kata Melisa mencoba untuk bernegosiasi dengan Joker.

"Arkhan… Kau bisa membantuku melawan mereka, kan?" tampak Joker seperti memiliki rencana. Dia melirik Arkhan yang sepertinya mengetahui maksud dari omongan Joker.

"Understood!" balas Arkhan yang kemudian dia berjalan maju beberapa langkah ke depan diikuti dengan Joker yang ikut maju ke depan.

"Mau apa mereka?" tanya Karin yang tidak mengerti dengan gerak-gerik kedua NPC itu.

"Apa mereka berniat menyerang kita semua hanya berdua? Kalau begitu mereka bodoh mengira bisa menang melawan kita!" balas Tama yang segera menyiapkan pedangnya kembali. Begitu juga dengan yang lainnya ikut bersiaga dan waspada.

"POWER RELEASE!" kedua NPC itu melepaskan kekuatan yang sangat besar dari tubuhnya, bahkan atmosfer dari kekuatannya itu bisa sampai dirasakan oleh lawan-lawan mereka.

Joker life point : 300000/300000.

Arkhan life point : 200000/200000.

"Ah… A-apa! Tapi bagaimana bisa mereka… Gawat kalau begini jadinya!" kata Santoso yang tak percaya dengan kekuatan besar yang ia rasakan.

"Jangan lupa kalau kami sebenarnya adalah MVP elite di dalam game" kata Arkhan yang kini tubuhnya dipenuhi cahaya kebiruan.

"Ini tidak baik, lebih baik kita mundur" kata Karina memberi saran. Dia merasa kalau pertarungan dilanjutkan tidak memungkinkan bagi mereka untuk menang melawan kedua NPC yang melakukan Power Release.

"Aku sependapat dengan Karina. Kita mundur dulu" kata Damar ikut menimpali.

"Semuanya, kita mundur!" Chandra memberikan komando kepada yang lainnya. Mereka semua akhirnya mundur.

.

"Me-mereka semua mundur… Fiuh… Kita selamat!" ucap Tomi yang langsung bisa bernapas lega karena lawan-lawan mereka mundur meninggalkan mereka.

"Kita tak boleh berlama-lama berada disini. Cepat atau lambat mereka pasti akan kembali, sebaiknya kita pergi" kata Sun mengusulkan, firasatnya sungguh tidak enak.

"Kita kembali ke Toy's City" kata Joker yang berjalan mendekati Puput.

"Joker… Power Release… Apa itu Power Release?" tanya Puput penasaran dengan kekuatan yang baru saja dikeluarkan Joker dan Arkhan. Kenapa sampai musuh-musuh mereka mundur.

"Power Release hanya bisa dikeluarkan NPC seperti kami. Kekuatan yang mengeluarkan kemampuan sebenarnya NPC, akan meningkatkan jumlah life point kami yang sebenarnya dan menambah jumlah skill point kami" balas Arkhan yang menerangkan dari kemampuan Power Release.

"Pantas saja mereka mundur" balas Tomi mulai mengerti alasannya kenapa lawan memilih untuk mundur.

"Sudah, ayo kita cepat pergi dari tempat ini" kata Sun yang sudah tidak sabar untuk cepat-cepat pergi. Bukannya dia takut hanya saja dia khawatir kalau sampai musuh datang kembali dalam jumlah yang lebih banyak dari sebelumnya.

"Aku disini aja … " kata Tomi yang tiba-tiba terdiam di tempatnya.

"Eh? Kenapa?" tanya Puput melihat Tomi yang sepertinya menampakkan wajah khawatir.

"Aku tidak enak kalau harus beretemu dengan yang lainnya terutama Reza dan Ryu… Mereka pasti kecewa padaku... " jawab Tomi yang ternyata itu alasannya yang membuatnya jadi merasa tidak enak.

"Mereka tidak akan kecewa… Mereka pasti bangga Tom! Ayo ikut bersama kami, semua pasti mengerti. Tak akan ada yang menyalahkanmu. Jadi ikutlah bersama kami… Tomi." Kata Puput yang berusaha menyemangati dan meyakinkan Tomo.

"Pu-Puput… Terima kasih! Aku akan ikut bersama kalian!" balas Tomi yang akhirnya kembali mendapat kepercayaan dirinya untuk menemui Reza dan juga Ryu.

"Kalian pergilah. Aku masih ada urusan disini sebentar" Joker menyuruh Puput dan yang lainnya untuk pergi lebih dulu. Tanpa banyak bertanya Puput menuruti saja perkataan Joker. Akhirnya dia pergi bersama yang lainnya untuk kembali ke Toy's City.

.

.

.

.

"Keluarlah Zuna... " Joker berkata pelan memanggil Zuna. Tak lama sosok itu muncul keluar berjalan mendekati Joker.

"Pertarungan yang menarik, aku kagum sekali" balas Zuna dengan santai.

"Kalau kau ada waktu untuk berkomentar kenapa tadi kau tidak keluar untuk menghadapi mereka?" tanya Joker dengan sinis kepada Zuna.

"Huh... Jangan bercanda, aku tak punya waktu untuk menghadapi mereka" balas Zuna setengah tersenyum meremehkan, baginya pertarungan tadi sungguh tidak berarti dan dia tak ingin membuang tenaganya untuk hal semacam itu.

"Lupakan itu. Bagaimana dengan Daniel?" tanya Joker mengalihkan topik pembicaraan dan kembali membahas masalah Gaara.

"Tentu saja aku berhasil mendapatkan anak itu. Kau pikir aku bermain-main saja?" balas Zuna dengan kepercayaan diri. Dia memang berhasil mengambil alih Daniel dari tempatnya.

"Bagus kalau begitu. Kuminta kau awasi dia jangan sampai pihak lain merebutnya" balas Joker yang kembali memerintahkan Zuna.

"Tenang saja. Apa kau tidak percaya padaku Joker?" tanya Zuna yang merasa kalau Joker meragukannya.

"Tidak begitu hanya saja... " perkataan Joker terputus ketika Zuna menutup mulut NPC itu dengan tangannya.

"Sudah berhenti bicara. Aku ingin kau percaya padaku untuk urusan ini. Anggap saja sebagai permintaan maafku padamu karena sudah melibatkanmu serta teman-temanmu... Sekarang pergilah, menyusul Puput. Dan ingat, untuk sementara rahasiakan ini semua dari yang lain" kata Zuna yang sedang menutup mulut Joker dan menyela perkataan NPC itu. Dia sudah tau apa yang akan dikatakan Joker, frase-frase yang sama setiap saat mereka berdebat dan itu hanya akan menambah rasa bersalahnya pada Joker juga yang lainnya. Dia sudah muak dihantui oleh semua rasa itu dimana semua orang akan menyalahkannya, tapi saat ini dia juga sedang memperjuangkan sesuatu.

" ... Aku mengerti" balas Joker singkat. Setelah itu dia pergi untuk menyusul Puput.

Semakin bingung? Sama saya juga! Sepertinya Zuna dan Joker saling berkatian erat dan ada sesuatu hal yang keduanya sembunyikan.