"Bersiaplah Put… " Tomi sudah ancang-ancang akan melayangkan sabetan pedangnya kearah Puput. Gadis itu hanya bisa terpejam pasrah.
"Ughh… Aku tidak bisa… " ucap Tomi yang kemudian menjatuhkan pedangnya di depan Puput. Puput segera membuka matanya dan menatap Tomi yang sedang berdiri bingung.
"Katakan Puput, apa tindakanku sudah benar… " Tomi bertanya pelan pada Puput. Wajahnya kini tertunduk lemah, ada suatu rasa bersalah yang besar yang membuatnya sampai tak berani menatap Puput.
"Aku tau kau bingung, aku juga begitu. Yang lain juga sama… Tapi aku akan berusaha, dan aku akan berjanji untuk mengeluarkan kalian semua. Jadi percayalah padaku, Tom" Puput berkata sesuai dengan apa yang dia rasakan saat ini. Dia tau Tomi tak bisa disalahkan dan tak ada satupun yang benar-benar salah dan benar.
"Puput pergilah… " ucap Tomi menyuruh Puput pergi darinya. "Cepat pergi sebelum aku berubah pikiran! Cepat!" sambungnya lagi dengan sedikit membentak pada gadis itu. Puput yang sedikit terkejut otomatis segera berlari meninggalkan Tomi.
.
.
.
Sementara di dalam INN ...
.
.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang? Kita tak bisa diam begini saja! Kita harus melakukan sesuatu segera!" kata Anna yang terlihat sudah repot bolak-balik sejak tadi.
"Tenanglah Ann… Jangan mondar-mandir seperti itu! Kau membuat kita semua semakin bingung!" bales Hery yang malah jadi pusing sendiri dengan Anna yang tidak bisa diam.
"Aku masih tak percaya kalau Tomi yang melakukan semua ini… " Reza bergumam lirih mengingat kejadian sebelumnya.
"Aku yakin Tomi bisa menentukan hal yang terbaik untuknya… Aku percaya Puput akan aman" sambung Ryu yang merasa yakin kalau Asakura itu tak akan sampai hati bila harus melukai temannya sendiri.
"Joker! Masa kau tidak bisa melakukan sesuatu sih! Puput dalam bahaya!" Michael menatap Joker berharap NPC itu memiliki ide atau bisa melakukan sesuatu untuk menemukan Puput. Otaknya sudah buntu untuk berpikir saat ini.
"I'm sorry… I have no idea about her whereabouts right now, but… I'll try to search Sakura all over in Neverland" balas Joker yang kemudian sosoknya menghilang meninggalkan Michael yang cengo tidak mengerti sama omongan Joker, ketauan inggris dia jeblok di kelas.
"Brengsek! Gue juga mau cari Puput!" balas Michael yang berlari keluar.
"Mike aku ikut!" Pandu ikut menyusul Michael yang mengejarnya dari belakang.
"Mumpung Joker tak ada bagaimana kalau Pandora Box nomor dua dibuka" kata Rey yang sepertinya tidak mempedulikan kondisi genting saat ini, dia malah mengusulkan untuk membuka kotak itu.
"Rey, disaat seperti ini kau malah lebih mempedulikan kotak itu dibanding teman sendiri!" Anna memarahi Rey yang sepertinya acuh tak acuh.
"Aku cuma berusaha untuk logis disini. Bukannya aku gak peduli tapi masalah ini juga penting!" balas Rey berusaha untuk menjelaskan supaya teman-temannya tidak marah kepada dirinya.
"Aku sependapat… Masalah kotak itu juga penting, mumpung Michael pergi keluar" timpal Rio yang juga sependapat dengan Rey.
"Ann, tas Puput ada padamu, kan?" Denis melirik Anna yang sedang memegang sebuah tas kodok berwarna kuning.
"Terserah kalian saja!" balas Anna semakin keki. Dengan agak kasar dia melempar tas itu ke arah Denis.
.
.
.
.
.
"Kurasa aku sudah berlari cukup jauh … " kata Puput yang berhenti berlari. Dia membungkukkan tubuhnya untuk mengatur nafasnya yang terengah-engah. Keringat bercucuran dari pelipis kiri dan kanannya, kakinya sedikit bergetar.
"Wah, wah. Lihat siapa yang kita temukan disini?" ucap sebuah suara seorang perempuan yang sepertinya berasal dari arah samping Sakura.
"Siapa itu!" balas Puput yang buru-buru mengangkat wajahnya. Dan dia melihat ada dua orang gadis yang kini tengah berdiri di arah sampingnya.
"Hai, Puput" sapa gadis itu yang kemudian berjalan perlahan mendekati Puput, membuat gadis itu mundur beberapa langkah.
"Sepertinya kita mendapatkan tangkapan besar" kata gadis berambut hitam panjang itu sambil melirik temannya yang sedari tadi diam saja.
'Celaka… Kalau mereka menyerang aku tak punya kekuatan untuk melawan' batin Puput yang segera mewaspadai kedua gadis di depannya itu.
"Ada apa Put? Kenapa wajahmu berubah pucat begitu?" tanya gadis itu sambil memamerkan seringai khasnya. Tanpa terduga gadis itu berlari dan dengan secepat kilat sosoknya sudah berada di depan Sakura.
PLAKH!
Sebuah tamparan yang sangat keras mengenai wajah Puput membuat gadis itu terlempar kembali dan tersungkur jatuh. Dapat terlihat wajah Puput kini memerah dan sedikit bengkak di bagian wajahnya itu.
"Water ball!" sebuah serangan lain yang berasal dari gadis satunya mengarah pada Puput. Bola-bola air itu kini menerjang Puput. Puput berusaha sekuat yang dia bisa untuk menghindar.
"Huh meleset ya, tapi kau tidak akan bisa menghindari seranganku!" balas gadis berambut hitam itu yang mengejar Puput. Dia melancarkan tendangan ke tubuh Puput tetapi serangan itu berhasil ditahan oleh Puput dengan kedua tangannya. Setelah berhasil menahan serangan dari gadis itu, Puput berusaha menyerang balik. Puput mengarahkan tendangan ke wajah gadis itu, tapi gadis itu lebih dulu mengelak. Dia salto ke belakang untuk menghindari serangan Puput.
"Tidal wave!" serangan berbentuk seperti ombak besar dari gadis lainnya kini menelan Puput.
"Uhuk … Uhuk … " Puput tertelungkup dengan tubuh yang basah. Napasnya seperti hampir habis akibat dia terlalu lama tenggelam.
"Heh … Kuat juga rupanya, tapi kau akan segera mati Put!" gadis itu mengeluarkan sebilah pedang dan dilancarkannya serangannya itu kepada Puput. Puput dengan cepat berguling ke samping.
"Nasibmu benar-benar berada di tanganku sekarang… Selamat tinggal!" kali ini posisi Puput benar-benar tidak baik. Dalam posisinya yang terlentang itu kakinya malah mengalami keram sehingga sulit sekali untuk dia gerakkan. Pedang itu mengarah cepat ke arah tubuh Puput yang masih belum bisa bergerak.
"A-apa!" gadis itu terkejut karena serangan pedangnya tertahan oleh sebuah kartu. "Joker… Kau!" gadis itu depan cepat melompat mundur. 'Kurang ajar! Dia menahan seranganku hanya dengan selembar kartu!' dia menatap Joker dengan penuh amarah dan kewaspadaan tinggi.
"Hati-hati… Dia adalah Joker, kita harus waspada terhadapnya!" kata gadis itu memperingati temannya yang satu lagi.
"Jo-Joker… " tampak gadis berkuncir kuda itu terlihat gemetar.
"Apa kalian tidak bisa mencari lawan yang sepadan?" tanya Joker yang kini sedang berjalan menghampiri Puput. "Kau tidak apa-apa Put?" tanyanya sambil membungkuk untuk mengecek keadaan gadis itu.
"Aku tidak … Uhuk … Uhuk … " Puput kembali terbatuk-batuk, napasnya benar-benar terasa berat.
"Aku tidak akan memaafkan kalian" kata Joker sambil kembali berdiri. Lalu dia mengeluarkan sebuah kartu di tangannya. Joker melemparkan kartu itu pada gadis berambut hitam panjang tersebut.
"Apa ini… ?" gadis itu melihat sekelilingnya dengan bingung karena disekitarnya sudah muncul empat buah kartu besar yang mengitarinya.
"Trap… " Joker seperti mengucapkan sesuatu pada kartu-kartu itu. Kartu-kartu itu kemudian menghimpit sang gadis dan seketika gadis itu sudah berada di dalam kartu.
"Tra-Tranzy!" gadis yang satunya melotot kaget saat melihat temannya sudah berada di dalam kartu.
"Hey, lepaskan aku! Lepaskan aku bodoh!" teriak gadis itu yang bernama Tranzy berteriak-teriak dari dalam kartu. Dia menatap marah pada Joker.
"Aku tak akan melepaskanmu. Pierching swords!" ucap Joker yang terlihat tak kalah marah dari gadis itu. Joker mengarahkan telunjuknya ke arah gadis itu yang sudah terperangkap. Lalu muncul beberapa pedang yang menyerang Tranzy dari berbagai sudut. Pedang-pedang itu menusuk kartu dimana Trancy terperangkap di dalamnya.
"KYAAAAAAA!" teriakan itu terdengar dari Tranzy. Gadis di sebelahnya segera jatuh terduduk dengan tubuh gemetar karena sosok Tranzy menghilang bersama kartu itu.
"Apa yang kau lihat? Apa kau mau bernasib sama seperti temanmu itu?" tanya Joker dengan gaya yang mengintimidasi. Dia sudah kembali mengeluarkan kartunya lagi.
"Ti-tidak… Tidak!" teriak gadis itu yang segera bangun dari posisi duduknya. Dengan cepat gadis itu berlari cepat meninggalkan Joker dan Puput.
"Apa yang kau lakukan pada gadis itu, Joker!" ucap Puput setengah berteriak pada Joker.
"Melenyapkannya" jawab Joker dengan entang yang kemudian berjalan menghampiri Puput kembali.
"Aku tak ingin kau melakukannya lagi! Bagaimanapun… Dia tetap temanku!" balas Puput dan gadis itu benar-benar terlihat marah.
"Sudah menjadi kewajibanku untuk melindungimu sampai permainan berakhir. Jadi siapapun yang mengancammu aku tak akan segan-segan untuk melenyapkannya" balas Joker memberikan alasan kalau semua sudah menjadi peraturan baginya.
"Kau … !" Puput berusaha berpegangan pada pohon yang ada disebelahnya untuk menopang tubuhnya. Tapi dia gagal, gadis itu terjatuh tepat di depan Joker.
.
.
.
.
"Mike tunggu!" Pandu terlihat sedang mengejar Michael yang masih saja terus berlari tak tentu arah. Naruto berlari sambil sesekali berteriak memanggil Puput.
"PUPUT!" panggil Michael berharap mendapat jawaban. Tapi hening tak ada jawaban sama sekali.
"Aku bilang tunggu Mike!" Pandu berhasil meraih lengan Michael dan menarik anak itu agar berhenti.
"Lepas Ndu! Aku harus mencari Puput!" Michael berusaha melepaskan tangan Pandu yang masih menariknya.
"Aku tau, tapi kau mau mencarinya kemana? Kita tidak tau Tomi membawa Puput kemana! Jangan bertindak gegabah!" omel Pandu sambil melempar Michael membuat pemuda itu terjatuh dengan lunglai.
"Dengar Mike. Semua orang juga panik memikirkan Puput, tapi meski begitu jangan bertindak bodoh dengan lari begitu saja tanpa tau arah dan tujuannya kemana! Selain itu… Joker sudah pergi mencari Puput. Aku yakin dia pasti bisa menemukan Puput." Balas Pandu panjang lebar berusaha mendinginkan kepala Michael yang selalu saja bertindak lebih dulu dan mikirnya belakangan. Mendengar penjelasan Pandu, Michael hanya diam saja tak berkomentar, itu tandanya pemuda pirang itu mulai berpikir jernih.
"Sudahlah lebih baik kita kembali dulu. Bicarakan dengan yang lainnya" Pandu mengajak Michael untuk kembali ke tempat yang lainnya.
.
.
.
Saat ini Puput kembali pingsan. Kondisinya memang sedang tidak stabil, mungkin akibat jurus Azhure yang dia gunakan sebelumnya. Di dalam tidurnya dia kembali bermimpi, dia mengimpikan seorang anak laki-laki yang sama.
Puput dream
"Tempat ini lagi… Sebenarnya aku sedang bermimpi atau… " Puput berada di tempat yang sama saat dia bermimpi terakhir kali dimana dia melihat sosok anak laki-laki yang duduk di jendela.
'Dia… Dia ada disini lagi!' Puput menatap sosok anak laki-laki yang duduk di tepi jendela. Wajahnya terlihat samar tapi tampaknya anak laki-laki itu tengah menatap Puput.
"Sebenarnya siapa kau? Apa ini dunia mimpi?" Puput memberanikan diri untuk bertanya pada sosok itu.
"Puput… Tolong aku Put" sosok anak laki-laki itu mengulurkan tangannya kepada Puput. Tangan itu begitu putih dan bergetar seolah tak ada lagi kekuatan yang tersisa pada sosok anak laki-laki itu.
"Dari mana kau tau namaku? Apa kau … Jis?" Puput berjalan berusaha untuk mendekati anak itu.
"Tolong aku Put… " sosok itu tak menjawab pertanyaan Puput. Dia terus saja mengulangi kalimat-kalimat yang sama 'Tolong aku Put'. Tangannya yang terjulur lemah perlahan mulai menghilang.
"Tunggu! Kau belum menjawab pertanyaanku!" Puput berusaha menggapai tangan anak itu tapi lagi-lagi anak itu menghilang sebelum Puput berhasil meraihnya sama seperti pada mimpi-mimpinya yang sebelumnya.
End of dream.
"Kau sudah bangun Put?" tanya Joker yang kini tengah berada di depan gadis itu. Cemas, satu kata itu mungkin dapat menggambarkan nada suara yang keluar dari mulut Joker.
"Di-dimana kita Joker?" tanya Puput sambil melihat keadaan sekitar. Kelihatannya dia berada di dalam sebuah tenda berwarna biru.
"Kita berada di sebuah tenda milik seseorang, namanya Sun. Kau pingsan dan kebetulan sekali bertemu dengan Sun, dia mengajakku kemari" jawab Joker menjelaskan kalau mereka ditolong oleh seseorang bernama Sun.
"Lalu dimana orang yang bernama Sun itu?" tanya Puput setidaknya dia ingin mengucapkan terima kasih pada orang yang telah mengijinkannya tidur di dalam tenda ini.
"Dia sedang keluar mencari air" jawab sesosok cowok berambut spiky white dengan sisi kiri dan kanannya tertutup rambut. Dia terlihat begitu putih mungkin bisa disamakan dengan salju. Dilihat dari cara dia berbicara yang tanpa emosi kemungkinan besar dia adalah NPC, sama seperti Joker.
"Kau siapa?" tanya Puput kepada sosok itu.
"Namaku Arkhan, aku adalah NPC pendamping Sun" jawabnya memperkenalkan diri dengan datar.
Mendadak saja terdengar suara orang dari arah luar yang meneriaki memanggil Puput.
"PUPUT! KELUAR KAU! AKU TAU KAU ADA DI DALAM TENDA!" terdengar suara teriakan dari arah luar tenda.
"Siapa itu?" Puput berusaha bangkit dari tidurnya tapi Joker dan Arkhan segera mencegah gadis itu.
"Biar saya yang ke depan" Arkhan bergegas keluar tenda untuk melihat sosok yang memanggil-manggil Puput dari depan.
.
"KELUARLAH PUPUT KAMI TAU KAU DI DALAM SANA!" tampak seorang pemuda berkulit coklat tengah meneriaki Puput. Dia berada di atas salah satu pohon yang berada di hutan itu.
"Puput memang ada di dalam, lalu kalian mau apa?" tanya Arkhan yang kini sudah berada di depan tenda. Mata emeraldnya menatap tajam pada beberapa orang yang kini berada di depannya. Satu orang laki-laki berkulit coklat gelap tengah berdiri di atas dahan pohon, dan seorang anak laki-laki dengan tubuh besar dengan rambut orange berada di bawah pohon itu. Lalu ada seorang gadis berambut panjang warna pink tengah berdiri di pohon lainnya dan dua orang anak kembar berambut putih yang kini berdiri di depannya dengan jarak kurang lebih dua meter darinya.
"Kami tak ada urusan denganmu! Cepat suruh Puput untuk keluar!" ucap gadis berambut pink itu dengan galak. Dia melompat dari atas pohon dan mendekati kedua orang kembar didekatnya.
"Apa yang kau inginkan Rina?" Puput yang gerah akhirnya keluar juga dari dalam tenda, diikuti dengan Joker yang berada disisinya.
"Rupanya ada Joker juga. Kebetulan sekali, kalau begitu kami tidak perlu repot-repot mencari" sambar pemuda berkulit coklat itu dan ikut turun melompat mendekati gadis yang bernama Rina itu.
"Kalian tak akan bisa lolos! Ayo serang mereka!" pemuda berkulit coklat itu memberi aba-aba pada teman-temannya, secara serentak mereka menyerbu Arkhan yang berdiri paling depan.
"Ayo maju Raka!" teriak pemuda berambut biru muda itu pada orang di sebelahnya.
"Baiklah Riki!" balasnya segera berlari mengikuti pemuda bernama Raka.
"Battle Oath!" Rina mengeluarkan jurus melodi pada serulingnya yang bernama Battle Oath, yaitu jurus yang mampu meningkatkan kekuatan juga stamina teman.
Raka dan Riki dengan cepat mengeluarkan senjata mereka masing-masing dan mengarahkannya pada Arkhan. Tetapi Arkhan juga lebih cepat menangkis serangan kedua pedang itu dengan scythe miliknya.
"Cih… " Riki tampak berusaha keras untuk mendorong kekuatannya. Gesekan senjata antara ketiganya dapat terdengar.
"Heheheh kena kau … Sweeping Arrow!" serangan anak panah dilancarkan dari arah belakang. Sweeping Arrow merupakan serangan anak panah yang akan melesat lurus dengan kekuatan energi yang besar, jurus ini akan mengenai lawan yang berada pada satu baris yang sama.
Arkhan yang melihat datangnya serangan itu segera menghindar cepat. Joker juga menghindar sambil membawa Puput. Anak panah itu menghancurkan tenda yang berada tepat di belakang mereka.
"Lain kali tak akan meleset!" rutuk pemuda itu kesal melihat serangannya gagal.
"Jiro serang dia! Wind force!" Rina sepertinya memberi perintah pada pemuda yang bertubuh besar itu untuk menyerang Arkhan. Dia memberikan kekuatan yang mampu mempercepat gerakan pemuda bernama Jiro itu.
"Rasakan pukulanku ini! HAAAH!" Jiro datang menyerang Arkhan, tapi sama seperti Raka dan Riki, pukulannya itu ditangkis dengan senjata miliknya.
Tampak Arkhan sedikit terdorong menahan serangan Jiro. Tak membutuhkan waktu lama bagi Arkhan untuk mematahkan serangan Jiro. Arkhan berhasil mendorong Jiro sedikit ke belakang ketika dilihat lawannya sedang lengah sebuah tendangan keras dia daratkan ke tubuh pemuda besar itu hingga terlempar cukup jauh darinya.
"Bagaimana dengan yang ini!" beberapa anak panah melesat ke arah Arkhan. NPC itu segera berguling ke samping untuk menghindarinya.
"Kita juga jangan diam saja Raka!" tampak pemuda kembar itu kembali berapi-api.
"Ayo kita serang Joker!" balas yang satunya mengincar Joker. Kedua pemuda kembar itu berlari menuju Joker dan juga Puput.
"Jangan jauh-jauh dariku Put" kata Joker yang kemudian berjalan dan berdiri di depan Puput. Raka dan Riki semakin dekat, Joker segera bersiaga. Beberapa kartu di lemparkan ke arah kedua pemuda itu.
"Apa itu seranganmu Joker?" dengan mudah serangan Joker dipatahkan. Sakon dan Ukon menebas kartu-kartu itu hingga hancur.
"HEYAHHH!" keduanya menyerang Joker secara bersamaan. Serangan itu tentu dapat dihindari Joker. Dalam sekali lompat dia sudah berpindah posisi bersama dengan Puput.
'Menyebalkan! Dia dapat menyamai kecepatan kami' Raka mulai menatap kesal pada Joker.
.
"KIDO AWAS!" Rina berteriak memperingati pemuda berkulit coklat yang bernama Kid itu untuk waspada.
"Boomerang scythe!" Akrhan melemparkan sabitnya ke arah Kido. Serangan sabit berputarnya mengarah cepat, tapi Kido sudah bersiaga melompat karena Rina sudah memperingatinya.
"Rupanya begitu… " Kido yang baru mendaratkan kakinya ke tanah dikagetkan dengan sabit itu yang berputar kembali ke arahnya. Kidoumaru kembali melompat cepat dan dia sempat melakukan tendangan dengan sekuat tenaga ke sabit itu. Boomerang scythe adalah serangan sabit berputar yang diarahkan kepada lawan, dan sabit ini akan berbalik kembali ke arah lawan bila serangan awal tidak mengenai musuh. Akan tetapi serangan balik itu juga menjadi pisau mata dua bagi sang pemilik senjata karena serangan itu juga akan mengarah padanya. Akibat efek dari tendangan yang dilakukan Kidoumaru sabit itu jadi berputar lebih cepat. Sabit itu tepat mengenai Arkhan membuat NPC itu terdorong bersama dengan sabitnya sampai menabrak pohon.
BRAKH!
Hantaman keras terjadi bahkan pohon itu jadi tumbang ke samping akibat benturan tersebut.
.
"Magic barrier… " Joker menggunakan jurus perlindungan sihir pada Puput. Magic barrier hampir dimiliki oleh seluruh NPC sebagai perlindungan, yang membedakannya adalah efek dari skill ini. Semakin kuat NPC maka semakin lama skill ini mampu bertahan. Magic barrier milik Joker adalah jurus perlindungan sihir yang mampu melindungi seseorang sehingga terlindungi dari serangan musuh. Musuh yang menyentuh dari barrier ini akan kehilangan life point-nya sebesar 5000 point, dan barrier ini dapat membalikkan serangan sihir dari musuh. Skill ini selama digunakan akan mengurangi life point Joker sebesar 1000 point setiap lima menit dan akan menghilang otomatis kalau life point sang NPC sisa setengahnya.
"Diamlah disini dan jangan keluar dari lingkaran ini, mengerti?" kata Joker kepada Puput yang kini berada dalam lingkaran sihir berwarna ungu terang yang menutupinya. Puput membalasnya dengan sebuah anggukan lemah.
"Joker apapun yang terjadi kumohon … Jangan melukai mereka" kata Puput yang meminta agar Joker tidak sampai menyakiti Rina dan yang lainnya, karena biar bagaimanapun mereka semua adalah teman satu sekolahnya. Joker tidak menjawabnya, dia dengan cepat berbalik dari Puput.
"Sudah cukup main-mainnya" kata Joker kepada Raka dan Riki, tampak dia mulai menggerak-gerakkan tangannya sebagai pemanasan.
"Bersiaplah Raka!" kata Riki yang mengeratkan pegangannya pada pedang miliknya yang bernama Oathkeeper.
"Aku siap Riki!" balas kembar satunya yang juga mengeratkan pegangannya pada Oblivion, senjata miliknya.
.
.
.
.
.
"Cepetan buka!" Erik udah dorong-dorong Rey yang lagi berusaha membuka kotak Pandora nomor dua.
"Sabar sedikit kenapa!" balas Rey menggerutu kesal sambil mendorong Erik agar menjauh darinya.
"Cepat ambil suratnya!" balas Anna yang ternyata ikut penasaran juga pada akhirnya.
"Denger semua ya… aku akan mulai membaca isi suratnya" kata Rey yang kini sudah menggenggam selembar surat di tangannya. Yang lainnya menatap Rey dengan serius sambil menahan napas.
.
.
.
"Aku tidak tau apa maunya… Tapi apapun ucapannya aku tak akan mundur! Dan ternyata aku dikumpulkan dengan beberapa orang lainnya… Kami adalah orang-orang terpilih… Zuna yang memilih kami … Inilah saatnya bagiku untuk menunjukkan kemampuanku… Inilah impianku dan aku tak akan mundur!" Rey membaca isi surat itu dengan mengerutkan dahinya, semakin lama dia semakin tidak mengerti apa maksud dari isi surat itu. Tapi … Rasanya isi surat itu sedang menceritakan sesuatu.
"Rio apa kau bisa menyimpulkan sesuatu?" tanya Rey kepada Rio yang tampak sedang berpikir.
"Sepertinya ini memang seperti penggalan cerita yang ditulis seseorang" jawab Rio yang baru bisa merasa yakin setelah mengetahui isi surat kedua.
"Aku juga sependapat" balas Denis yang memang dari awal sudah berpikir seperti itu.
"Aku rasa orang yang menulis surat ini seperti ingin memberitahukan sesuatu" sambung Angel mencoba menebak maksud dari isi surat itu.
"Tapi siapa yang menulis surat itu?" Lisa tampak ikut berpikir mengenai teka-teki surat yang ada di dalam kotak Pandora.
"Apa mungkin yang menulis surat itu adalah… Jis? Dan dia ingin menyampaikan sesuatu melalui surat itu? Atau mungkin dia ingin memberitahu perihal hilangnya dirinya?" ucap Reza ikut menebak dan berpikir kalau Jis mengirim surat itu untuk mereka sebagai pesan.
"Itu bisa saja… " timpal Rio yang menyetujui dugaan Reza.
"Kalau begitu posisi Joker memang aman ya" kata Rio sambil menopang dagu.
"Bagaimana kau bisa seyakin itu?" tanya Sinta penasaran apa yang membuat Rio sepertinya yakin sekali dengan hal itu.
"Soalnya surat ini hanya bisa didapatkan dari misi Joker, kan. Selain itu kalau Joker berniat jahat, untuk apa dia menuntun kita sampai sejauh ini?" ucap Rio dengan serius, dia berharap agar dugaannya itu benar.
"Atau jangan-jangan… Joker itu adalah Jis… " timpal Anna setengah ragu dalam mengungkapkan pendapatnya mengenai Joker.
.
.
.
.
.
.
.
"Mau sampai kapan kau terus menghindari serangan kami Joker!" kata Raka yang tampak kesal, sejak tadi Joker tidak melakukan serangan balik, melainkan terus-menerus menghindar ke segala arah.
"Apa kau menganggap remeh kami Hah!" Riki juga ikut emosi. Dengan cepat dia mengarahkan pedangnya ke NPC itu, tapi tidak mengenai. Joker sudah keburu menghindar lagi dan mengambil jarak beberapa langkah jauh dari keduanya.
"Kurang ajar, dia mempermainkan kita!" ucap Raka dengan sengit, nafasnya mulai kelelahan begitu juga dengan Riki.
.
"Antibody!" Jiro mengeluarkan jurus perlindungan untuk tubuhnya. Dapat terlihat sekilas tubuhnya terselimuti cahaya putih. Setelah itu dia berlari tanpa ragu menyerang Arkhan.
"Maju Jiro! Aku akan membantu dari belakang!" kata Kido yang juga kembali menyerang dengan serangan anak panah beruntun.
"Dark Wings… " Arkhan secara tiba-tiba mengeluarkan sayap hitam dari belakang tubuhnya. Begitu kedua sayapnya mengembang keluarlah ribuang bulu-bulu sayap yang melesat cepat ke arah Jiro.
Trang! Trang! Trang!.
"Percuma! Seranganmu tidak mempan buat untukku!" diluar dugaan jurus Arkhan gagal. Tampaknya ini akibat jurus perlindungan yang dilakukan oleh Jiro sebelumnya.
"Rasakan ini, Dragon Wave!" Jiro langsung mengarahkan pukulannya ke Arkhan. Dragon Wave adalah bentuk serangan fisik yang serangannya berasal dari kekuatan gelombang udara. Ketika jurus ini dikeluarkan akan terdengar suara seperti raungan naga, makanya serangan ini disebut Dragon Wave atau nama lainnya Dragon Voice.
Meski Arkhan sudah menahan tinju yang dilayangkan padanya akan tetapi serangan gelombangnya tak bisa dia hentikan (termasuk jurus area efek dimana gelombang udara itu juga akan mengenai musuh disekitar target).
"Raka, Riki! Jangan diam saja, cepat serang Joker! Calm Forest!" Rina segera menyuruh Raka dan Riki untuk kembali bergerak menyerang Joker. Calm Forest adalah jurus yang dapat mengembalikan stamina teman.
"Ayo kita maju lagi!" Riki memberi aba-aba pada Raka dan secara bersamaan mereka berdua kembali datang menyerang Joker.
"Let's play my dolls!" Joker tiba-tiba saja menyeringai seram. Raja dan Riki tidak mempedulikannya meski mereka langsung mendapat firasat buruk dengan seringai itu.
"Marionette Control!" Joker menggerakan jari-jarinya dan dapat terlihat sebuah benang tipis sekali diantara jari-jarinya dan semua benang-benang itu terhubung ke tubuh Raka dan Riki.
"A-aku tidak bisa bergerak!" Raka menatap dirinya sendiri dengan panik. Tubuhnya sama sekali kaku dan tak bisa digerakkan.
"Apa-apaan ini!" Riki menggeram kesal sambil tetap berusaha untuk bergerak "Se-sejak kapan kau memanipulasi semuanya!" tanya Riki yang sama sekali tak menduga akan menjadi seperti ini sebelumnya.
"Kalian pikir untuk apa aku menghindari serangan kalian dari tadi?" balas Joker yang langsung menyadarkan kedua orang itu.
"Sialan! Rupanya sejak awal dia merencanakan ini! Ku-kurang ajarrrr!" geram Raka yang berusaha untuk menggerakkan pedangnya tapi percuma semua gerakannya terkunci.
"Enough to talk! Now, prepare to die!" kata Joker yang kemudian memainkan jari-jarinya. Seketika tubuh Riki bergerak, dia mengangkat pedangnya ke atas dan diarahkannya kepada Raka.
"Ra-Raka … A-awas!" Riki berteriak keras seiring dengan tebasan pedangnya yang mengarah pada kembarannya itu.
'Aku Tidak bisa bergerak sama sekali!' Raka mendesis kesal dalam hati, mencoba untuk bergerak tapi sia-sia.
"Raka, Riki!" melihat kedua temannya dalam bahaya, Rina segera berlari untuk menyelamatkan mereka.
TRANG!
Sebuah pedang besar menghalau serangan Riki yang mengarah pada Raka.
"Tama!" serempak Raka, Riki dan Rina terkejut dengan kehadiran sosok Tama.
"Sepertinya kalian kesulitan ya. Butuh bantuan kami?" kata Tama yang langsung menghancurkan tali-tali milik Joker yang terikat pada tubuh Raka dan Riki. Saat itu dia muncul tidak sendirian tapi dia muncul bersama dengan Karin dan Rani.
"Tampaknya kalian kalah jumlah ya!" kata Karin yang kini tersenyum penuh rasa kemenangan.
"Tidak juga!" muncul sosok pemuda yang sangat mirip dengan Riko dari arah samping. Dia berjalan mendekati Joker dan juga yang lainnya dan segera bergabung.
"Aku juga akan membantu!" balas Tomi yang ternyata ikut muncul dan ikut bergabung dengan Joker dan yang lainnya. Yah, cowok ini ternyata mencemaskan Puput dan mencari jejak Puput.
"Cih dapat bala bantuan ya. Tapi kami juga tak akan kalah! Karena kami membawa dua orang lainnya" kata Karin penuh dengan percaya diri.
"Dua orang lainnya?" gumam Tomi bertanya pelan.
"Keluarlah Guru!" Karin memanggil dua orang yang dia maksud. Siapakah kedua orang yang dimaksud itu?.