"Jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi pada Daniel!" kata Riko setengah mengancam. Dia kini berada tepat di depan Daniel, yang hanya mampu menatapnya dengan tampak terlihat lemah.
"Daniel… Jiwanya terpencar di dalam game. Hal itu terjadi karena dia kalah dari permainan yang diberikan Joker kepadanya." Kata Siti menjelaskan. Sepertinya gadis ini cukup mengetahui apa yang sedang terjadi di dalam dunia Neverland.
"Bagaimana caranya untuk mengembalikan jiwa Daniel?" tanya Riko yang tampaknya sudah kembali tenang.
"Kumpulkan jiwanya dari permainan yang dilakukan Puput dengan Joker" balas Siti dengan wajah serius.
"Tunggu dulu, kalau memang harus dikumpulkan dari permainan yang dilakukan Puput dengan Joker, mengapa Game Master memerintahkan untuk menghancurkan Joker dan Puput?" tanya Riko semakin bingung sedangkan yang satunya hanya diam, dia mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Siti.
"Itu… Entahlah, mungkin Game Master memiliki kehendak sendiri … " tampak gadis itu tak bisa menjawab pertanyaan Riko, atau... Dia sedang menyembunyikan sesuatu yang tak bisa dia katakan?.
"Kalau sampai dihancurkan jiwa Daniel tak akan pernah bisa kembali!" balas Riko kembali emosi lagi. Tampak jelas sekali Riko begitu mengkhawatirkan Daniel.
"Tenanglah, kalau untuk urusan itu mudah. Setelah Puput berhasil mengumpulkannya, kita akan merebutnya, kemudian kita baru menghancurkannya bersama dengan Joker" kata Kimi yang sepertinya tidak keberatan dengan peraturan yang dibuat Game Master untuk menghancurkan Puput dan Joker. Menurutnya NPC berbahaya seperti itu memang layak untuk dimusnahkan, sedangkan Puput, dia hanya kebetulan saja berada diposisi yang salah.
"Lalu bagaimana dengan Jis?" tanya orang yang ada disebelah Riko yang tak lain adalah Reiki, orang yang menyelamatkan Tama saat itu.
"Jis… Dia mungkin ada disuatu tempat di Neverland" balas Siti dengan cuek, entah mengapa sikap cuek gadis ini malah menimbulkan kecurigaan di benak Riko maupun Reiki.
"Aku mengerti… Jadi bisa saja karena posisi Jis aman, maka dari itu kalian berniat untuk menghancurkan Joker dan Puput setelah mereka mengumpulkan kepingan jiwa Gaara?" tanya Riko yang sepertinya mulai mengerti rencana dari tim Game Master.
"Tepat sekali" jawab Kimi mengiyakan.
"Atau jangan-jangan... Kalian tau dimana Jis Berada?" sambar Reiki penuh kecurigaan.
.
.
.
.
.
"HUWAAAAH!" Erik terkena serangan dari God Fairy kembali. Life point-nya semakin menipis.
"Shouta kau sedang apa! Cepat menghindar!" teriak Dio yang akhirnya maju dan menyerang God Fairy dengan beberapa pukulan dan tendangan dari jurus Karate miliknya.
"Put bagaimana?" tanya Rio mulai cemas.
"Sedikit lagi… Aku butuh waktu sedikit lagi… " jawab Puput yang sepertinya juga sudah tidak sabaran, tapi dia tetap berusaha untuk berkonsentrasi.
"BUTTERFLY SHURIKEN!" serang itu kembali di arahkannya kepada Erik.
"Awas Erik!" teriak Dio memperingati anak itu, dengan cepat Dio menggendong Dio agar terhindar dari serangan God Fairy.
"Aaah! Biarkan aku mengatasinya sendiri!" Erik malah memberontak dari Dio dan kembali berlari lagi untuk menyerang God Fairy. Satu kata yang ada diotak Dio saat itu mengenai Erik 'nekad'.
"Anak yang berani… " kata God Fairy sedikit memuji keberanian Erik yang meskipun berulang kali terkena serangan tapi dia tetap nekad mau menghadapi God Fairy untuk menyerangnya secara fisik.
"Heh, kau tak akan pernah tau apa yang akan kulakukan!" kata Erik yang kemudian memukul-mukulkan kendama miliknya ke arah God Fairy.
"Seranganmu tidak berarti! FAIRY ATTACK!".
.
.
.
.
.
"Selamat datang di Neverland, ada yang bisa saya bantu?" tanya seekor kelinci putih yang memakai tuxedo. Kelinci ini perannya sebagai penjaga storage dari masing-masing pemain (yang main game online pasti tau apa itu storage dan fungsinya).
"Iya, aku mau mengambil item di dalam storage" balas Rey sambil menghentak-hentakkan kakinya tak sabaran.
"Baiklah, sebutkan nama dan password anda" jawab sang NPC kelinci meminta Rey untuk menyebutkan password miliknya. Tentu saja sang kelinci tidak mau sampai salah memberikan barang ke orang lain.
"Passwordnya adalah… " Rey membisikkan password miliknya ke petugas storage itu. Tampak sang kelinci manggut-manggut mengerti.
"Password diterima" kata sang kelinci, dengan cepat dia mengetikkan kata-kata password itu dikomputer mini yang terbang melayang disebelahnya. Tak berapa lama voila! Muncul lemari ukuran cukup besar dan memiliki banyak pintu sudah berada di hadapan Rey.
"Wow… Keren!" ucap Rey takjub. Di masing-masing pintu itu tengahnya terdapat kalkulator kecil yang artinya untuk membuka pintu harus memasukkan password lagi. Rei mengetikkan passwordnya pada kalkulator itu sambil setengah menutupi dengan tangannya agar tidak ada yang ngintip.
.
.
.
.
.
.
"ERIK!" Rio dan Dio berteriak panik secara bersamaan. Apalagi life point anak itu benar-benar dalam posisi kritis.
Erik life point 4183/21820.
"Kurang ajar!" Puput mulai kesal, serangan sebelumnya berhasil mengenai dirinya. "Kalau terus begini aku tidak bisa mengeluarkan jurus Azhure!" katanya lagi sambil mengepalkan tangannya yang harus mengulang konsentrasinya.
"Hah… Hah… God bless… " Erik yang sudah menghampiri dan berdiri dekat dengan Puput dan yang lainnya mengeluarkan skill God bless, seketika dari dalam tanah keluar dinding-dinding pelindung yang sangat besar dan ditengahnya terdapat ukiran malaikat.
"A-apa ini?" tanya Puput sambil menatap takjub pada dinding-dinding besar yang sekarang sedang mengelilingi mereka.
"Ini adalah dinding perlindungan yang mampu melindungi dari serangan apapun termasuk serangan sihir. Aku hanya bisa mengeluarkannya kalau life point-ku sedang kritis" ucap Erik menjelaskan skill perlindungan miliknya. Rupanya dari sejak tadi anak itu memang sengaja menerima serangan dari God Fairy untuk mengeluarkan jurus ini.
"Put gunakan kesempatan ini untuk berkonsentrasi" kata Rio agar Puput tidak membuang waktunya.
"Sampai berapa lama jurusmu ini bertahan?" tanya Rio untuk berjaga-jaga.
"Kalau life point-ku penuh dinding ini akan menghilang secara otomatis" balas Erik yang sepertinya sudah mulai merapal mantra lagi.
"Rio kau ada rencana?" tanya Dio sambil menatap Rio yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu.
"Begitulah" balasnya sambil menyeringai kecil.
.
.
.
.
Di INN Toy's City ...
.
.
"Nisa. Puput menitipkan tasnya padamu kan? Bisa pinjam sebentar?" tanya Rey yang meminta tas Puput kepada Nisa. Tampak gadis itu sedikit terkejut, begitu juga yang lain.
"U-untuk apa?" tanya Nisa sedikit heran dan penasaran, mau apa Rey meminta tas milik Puput.
"Aku mau membuka Pandora Box" jawab Rey membuat semua mata kini menatapnya dengan tatapan tak percaya.
"Bukannya kunci terakhir baru bisa di dapat saat misi terakhir?" tanya Denis untuk memastikan kalau dia tidak salah dengar. Pasalnya, Puput sudah menceritakam soal kunci untuk membuka Pandora box tersebut.
"Iya aku tau. Tapi aku memiliki kuncinya!" balas Rey sambil memamerkan sebuah kunci yang sepertinya ia ambil dari storage.
"Kau bisa dapet itu dari mana?" Denis bertanya penuh curiga, dan sepertinya pertanyaan yang sama juga tampak di wajah-wajah para pemain lainnya.
"Ah, masa harus aku jelaskan agi sih! Pandu, kau kan sudah mendengar ceritaku waktu itu. Masa kau juga masih tidak mengerti?" kali ini Rey mengalihkan pandangannya kearah Pandu yang juga sedang menatapnya heran.
"Aah… Aku baru ingat sekarang!" balas Pandu sepertinya baru menyadari sesuatu. Dia mengangguk mengerti dan melirik ke arah Nisa, meminta gadis itu menuruti permintaan Rey. Nisa yang masih bingung menyerahkan tas itu pada Rey, tapi Denis mencegahnya dengan cepat.
"Tunggu dulu Nis! Rey, kau harus menjelaskan terlebih dulu semuanya padaku. Mengapa kau bisa mempunyai kunci itu, setelah itu aku akan memberikan tas ini kepadamu!" samber Debis cepat yang kini sudah merebut tas dari tangan Nisa.
.
.
.
.
.
"Sekarang kau mau apa?" tanya Reiki kepada Riko. Keduanya kini sedang berjalan ke tengah ruangan.
"Yang jelas ini bukan berita baik untuk tim Joker… " balas Riko setengah mengerutkan dahinya.
"Pastinya… Mereka pasti kelabakan kalau tau soal ini" balas Reiki yang sependapat dengan perkataan Riko.
"Riko" muncul Aoki yang menghampiri kedua pemuda itu.
"Aoiki, kau menemukan sesuatu di ruangan lainnya?" tanya Shin kepada Aoki. Berharap NPC-nya itu menemukan petunjuk yang lain.
"Tidak ada. Tak ada tanda-tanda keberadaan Jis ataupun Daniel di ruangan lainnya" balas Aoki dengan yakin setelah dia menelusuri beberapa ruangan di tempat yang berbeda.
"Daniel sudah ditemukan. Dia berada di tempat yang lain tapi tidak dengan Jis… Apa benar Jis berada disuatu tempat di Neverland ini?" Riko bertanya-tanya pada diri sendirinya, tampak pemuda ini menjadi semakin bingung. Banyak hal yang dia tidak mengerti. Dia merasa kalau semua hal ini tidak sesederhana dugaannya, ada sesuatu dibalik permainan ini.
"Kalau benar Joker berniat jahat kita harus segera menemukan Jis lebih dulu daripada dia" balas Reiki yang kemudian berpamitan untuk pergi dari Riko.
"Baiklah, kita juga pergi. Ayo Aoiki." Kata Riko setelah Reiki pergi, dia dan Aoki ikut meninggalkan tempat itu. Untuk sementara dia merasa Gaara akan aman bila bersama Siti dan Kimi.
.
.
.
.
"Dengarkan aku semua. Saat dinding ini hilang, Dio kau langsung menyerbu God Fairy bersamaku. Dan Puput kau di belakang kita berdua" kata Rio yang sudah memiliki rencana.
"Jadi maksudnya kita sebagai pengalihan?" tanya Dio yang sepertinya mulai memahami rencana dari Rio.
"Tepat sekali. Dan kau, Erik. Tugasmu adalah melindungi kita dari jauh" sambung Rio yang kini beralih menatap Erik yang tampak tegang.
"Ba-baik, aku mengerti!" jawab Erik sambil mengeraskan kepalan tangannya.
"Aku sudah siap… Ayo kita maju!" kata Puput yang sepertinya sudah berhasil memusatkan seluruh kekuatannya untuk jurus Azhure.
"REVENGE!" Erik kembali mengeluarkan jurus yang bernama Revenge. Revenge adalah jurus jenis perlindungan yang akan merefleksikan serangan musuh baik serangan fisik ataupun serangan sihir. Dan disekitar pemain akan dikelilingi empat pedang yang berputar, pedang-pedang itu akan menyerap serangan musuh dan membalikkannya. Jenis support untuk seluruh teman.
"Put sebisa mungkin bersembunyilah di belakang kami, dan saat posisimu sudah dekat kau serang dia!" Rio memberi perintah dan segera berlari menuju God Fairy bersamaan dengan Dio. Puput ikut bergerak bersamaan mengikuti gerakan Rio dan Dio.
"Butterfly Shuriken!" serangan ini tepat diarahkan pada Rio dan Dio yang berlari bersamaan tapi kedua orang itu melompat cepat menghindari serangan itu.
"Alihkan perhatiannya, ayo berpencar!" kata Rio memberi aba-aba. Dio, Puput dan Rio kini menyerang secara terpisah membuat musuh bingung harus menyerang yang mana. Dan kesempatan itu tentu digunakan Erik yang berada di bagian belakang untuk melemahkan pertahanan musuh.
"MELTDOWN!" serangan sihir yang mampu melemahkan pertahanan musuh sehingga setiap luka yang diterima akan dikalikan menjadi dua kali lipatnya.
"Ayo serang dia sekarang Kak Puput!" teriak Erik memberi semangat pada Puput.
"AZHURE!" tanpa ragu Puput mengarahkan pukulannya tepat di bawah God Fairy hingga membentuk retakan besar di bawahnya dan dari bawah itu muncul cahaya besar yang juga diiringin dengan serpihan-serpihan batu yang bermunculan dengan sangat cepat dalam jumlah yang banyak. Serangan itu berlanjut mengenai God Fairy.
God Fairy life point : 0.
"YEY!" teriak Erik kegirangan. Puput melompat tinggi dengan senang.
"Kau hebat Put!" puji Dio yang takjub dengan serangan dahsyat milik Puput.
"Terima kasih. Tapi ini berkat kerja sama kita, dan Erik… Ini juga berkatmu" balas Puput ambil tersenyum manis kepada Erik membuat semburat berwarna merah jambu muncul di pipi anak kecil itu.
.
.
.
Notice : Lost child God fairy complete.
"Sepertinya Puput dan yang lainnya berhasil menyelesaikan misi" kata Rama setelah melihat tulisan notice yang melintas.
"Kita juga harus segera kembali dan memberikan benda itu pada Puput" kata Rere yang langsung berdiri meskipun kondisinya kurang begitu baik.
"Kau sedang terluka" kata Kisa mencoba untuk menasehati gadis itu.
"Aku tidak apa-apa. Kita harus segera bergabung, lebih cepat lebih baik" balas Rere yang memaksa untuk bergabung kembali dengan yang lainnya.
"Baiklah, ayo kita pergi. Sekalian aku juga ingin melihat Joker" timpal Jiraiya yang jadi bersemangat ingin menemui Joker.
"Kalian anak-anak yang hebat… Kurasa, aku bisa mempercayakan semuanya pada kalian" ucap God Fairy yang kemudian berubah menjadi pecahan kepingan berwarna biru. Kepingan itu terbang melayang ke hadapan Puput. Dengan perlahan Puput mengambilnya.
Prok! Prok! Prok.
"Kau hebat Put" Joker memberi selamat kepada Puput sambil menepuk tangannya beberapa kali.
"Like hell Joker! You're just sittin' at there and do nothing!" teriak Erik frustasi kesal, sebenarnya pertarungan bisa saja berjalan dengan mudah kalau Joker membantu mereka sejak awal.
"Sudahlah Erik" kata Puput berusaha menahan anak itu supaya tidak emosi sambil berpikir ternyata traumanya Erik pada badut bisa hilang kalau dia sedang marah.
"Tentu saja! Jadi jangan remehkan kami ya!" balas Dio dengan mantap.
"Ayo cepat kembali, kurasa Michael sudah tidak sabar menunggu kita" balas Rio yang rasanya sudah ingin cepat-cepat pergi dari tempat itu.
.
.
.
.
"Tapi, apa tidak apa-apa membuka Pandora Box sekarang? Kalau ketahuan Joker dan Puput bagaimana?" ucap Lisa sedikit khawatir dengan tindakan yang dilakukan Rey.
"Makanya jangan ada yang bilang! Lagi pula, memang kalian semua tidak ingin tau ya?" balas Rey yang sekarang menatap semuanya dengan serius. Para pemain lain saling berpandangan, sebenarnya mereka juga penasaran tapi takut kalau sampai Joker tau hal ini.
"Iya sih… " balas Nana tampak setengah ragu untuk meneruskan kata-katanya.
"Sudah diam saja. Tidak akan ketahuan Joker, asal kalian semua tidak ada yang buka suara. Lagipula kita harus tau apa isi kotak ini untuk memastikan kebenaran!" balas Rey yang kalau dipikir ada benarnya juga sih.
Cklek!
Rey membuka Pandora Box dengan kunci yang ia miliki dan ternyata kotak itu benar-benar bisa terbuka. Tampak ada sebuah selembar kertas lusuh di dalam kotak itu.
"Apa ini?" tanya Rey dengan heran dan langsung mengeluarkan isi dari kotak tersebut yang berupa selembar kertas kusam.
"Surat?" tanya yang lainnya menatap penasaran pada kertas yang kini berada dalam tangan Rey.
"Apa tulisannya? Coba kaubbaca" pinta Denisbyang penasaran juga ternyata. Rey mengangguk cepat, dengan hati-hati dia mulai membacakan isi dari kertas itu yang tulisannya sudah memudar.
"Zuna datang menemuiku, dia memintaku untuk melakukan sesuatu. Awalnya aku menolak… Tapi aku tau ini adalah hal yang kuinginkan, jadi aku menerimanya untuk bekerja sama. Tapi dia… Dia datang… Aku tak percaya dia mendatangi kami… Kami tak bisa mengalahkannya… Dan aku melihatnya … Melihat dia datang padaku … Apa yang dia inginkan dariku … " Rey tampak mengernyit setelah membaca isi tulisan dari kertas itu. Wajahnya tampak seperti kaget dan bingung, sedangkan yang lain tampak berusaha keras untuk mencerna maksud dari isi tulisan tersebut.
"Denis apa kau mengerti sesuatu?" tanya Pandu kepada Denis, tampaknya Pandu sendiri jadi pusing setelah mendengar apa yang dibaca Rey.
"Entahlah, tapi untuk sementara… Aku hanya bisa menyimpulkan kalau yang dibaca Rey seperti sebuah potongan dari rangkaian sebuah cerita" balas Denis setengah ragu, dia belum bisa memastikan apa-apa, apalagi dengan isi tulisan yang tampaknya hanya sepotong itu.
"Mungkin kita bisa mengetahui potongan selanjutnya setelah berhasil menyelesaikan misi lainnya" sambung Sinta yang duduk sambil menopang dagu.
"Baiklah teman-teman. Marii kita berjanji untuk merahasiakannya dari Joker, Puput dan juga Michael. Ingat jangan sampai mereka tau" kata Rey yang kemudian kembali memasukkan isi kertas itu ke dalam kotaknya lalu menguncinya kembali dan meminta Nisa untuk menyimpannya kembali.
"Kami mengerti!" balas yang lainnya berjanji.
"Dan, Denis. Beritahu hal ini pada Rio, cari cara untuk merundingkan hal ini dengannya" pinta Rey kepada Denis untuk memberitahukan hal ini pada Rio. Denis mengangguk mengerti, karena Rio pasti bisa membantu mereka dalam hal ini.
.
.
Di Elf Village ...
.
.
"PUPUTTT!" Michael berteriak girang setelah melihat gadis berambut pink itu tiba dengan selamat bersama yang lainnya.
"JOKERRRRR!" ini Queen Marie yang lari menghampiri Joker dan langsung memeluknya dengan erat. "Apa kau terluka?" sambungnya lagi sambil melepaskan pelukannya.
"Aku baik-baik saja, dan tidak ada yang terluka" balas Joker yang sepertinya berusaha menjaga jarak dari Queen Marie.
"Kita harus segera kembali ke tempat yang lainnya. Dan… Terima kasih yah Momo atas bantuannya!" ucap Puput seraya berterimakasih pada peri kecil bernama Momo.
"Sama-sama Puput. Dan hati-hati!" balas Momo sambil tersenyum manis.
Puput dan yang lainnya pergi meninggalkan desa para peri itu dan kepergian mereka diantar oleh sejumlah peri yang berkumpul di depan desa sambil melambaikan tangan. Tampak cahaya gemerlapan menerangi tempat itu dari kejauhan, dan akhirnya cahaya itu menghilang seiring bertambah jauhnya Puput meninggalkan tempat itu.
.
.
.
.
"Rere, apa yang kau lakukan? Di luar dingin lebih baik kau masuk ke dalam" Kisa datang menghampiri Rere yang tengah berdiri di geladak kapal. Pandangannya tampak menerawang.
"Rere?" Kisa memanggil gadis itu sekali lagi.
"Aku tak apa-apa disini… " balas Rere setengah mendesah pasrah.
"Apa ada hal yang mengganggu pikiranmu?" tanya Kisa mencoba untuk mengerti perasaan Rere.
"Tidak juga… Hanya saja… Aku berpikir kalau saat bertarung tadi, aku akan game over. Kalau bukan karena bantuan Rama dan kau… Aku pasti sudah… " ucapan Rere terputus, dia sedikit merinding untuk meneruskan kata-kata yang akan dia ucapkan selanjutnya. Kisa lebih memilih untuk diam mendengarkan baik-baik.
"Aku hanya merasa kalau aku tidaklah kuat… Dan aku tidak tau sampai kapan aku bisa bertahan" sambungnya lagi dengan nada yang sepertinya sedikit pesimis.
"Aku akan melindungimu" balas Kisa sambil menepuk bahu gadis itu untuk menguatkan keyakinannya.
.
.
.
.
.
"Aah, lagi-lagi harus melewati hutan ini!" Michael menggerutu sepanjang perjalanan melewati Illusion forest.
"Membosankan" timpal Rio dengan gaya khasnya.
"Mau bagaimana lagi? Ini kan satu-satunya jalan penghubung!" balas Puput yang sedikit kesal mendengar gerutuan Michael.
Srek Srek … !
"Suara apa itu?" tanya Erik yang langsung lari bersembunyi ke belakang Michael.
"Siapapun yang disana keluarlah!" teriak Dio sambil memasang posisi bersiaga bersama yang lainnya, kemungkinan terburuk mungkin mereka akan diserang musuh.
"Ini aku" balas sosok yang muncul dari arah belakang itu yang ternyata adalah Riko bersama Aoki.
"RIKO!" Michael dengan cepat menghampiri pemuda itu dengan senang.
"Ada yang harus aku bicarakan dengan kalian semua, tentang Daniel" ucap Riko sambil memasang wajah serius.
"Jangan bicara disini. Kembali ke kota dulu baru bicarakan" balas Rio dengan cepat. Dia hanya khawatir ada pihak-pihak yang tidak diinginkan mendengarkan pembicaraan mereka.
"Okay, aku mengerti" balas Riko yang akhirnya mengikuti Puput dan yang lain untuk kembali ke kota.
Apa yang akan dibicarakan Riko? Apa dia ingin memberitahu semua yang dia ketahui dari Siti dan Kimi serta keberadaan Daniel? Lalu bagaimana reaksi Puput dan yang lainnya setelah mengetahui itu semua?.