"AERO BLAST!" serangan sihir jarak jauh yang berupa serangan angin dilancarkan Sinta kepada sang bayi raksasa, tapi sepertinya serangan itu tidak memberi efek yang berarti sama sekali.
Krik … Krik … Krik.
"Sinta, kau ngapain juga mejeng disitu! Ayo lari!" kata Pandu yang balik lagi sambil nyeret Sinta yang bengong karena jurusnya gagal total.
"Ju-jurusku kok bisa tidak mempan sih?" tanya Sinta yang baru bisa buka suara.
"Dia tidak mempan sama jurus sihir macam itu. Dia harus dikalahkan mengunakan jurus combo serangan fisik!" kata Pandu menerangkan sambil lari-lari.
.
.
.
"Apa ini Fairy island?" Puput kini sudah turun dari perahu. Dia menatap ladang hijau yang ada dihadapannya.
"Ya, ini adalah Fairy island, tempat berdiamnya God fairy" balas Joker yang tau-tau sudah nongol saja di belakang Puput.
'Sejak kapan dia lepas dari ikatan?' batin Puput dan Dio shock melihat Joker sudah bebas.
"Apa disini kita akan melawan God fairy?" tanya Rio sambil setengah menguap, matanya menatap bosan pada area sekeliling.
"Sudah bisa ditebak, kan?" balas Joker yang langsung melengos jalan ke depan.
"Eh? Kau mau kemana?" tanya Puput dengan heran.
"Menemui God fairy" jawabnya singkat.
"ASIK-ASIK!" Dio ngikutin sambil kesenengan girang.
.
.
Di Toy's City masih terjadi kegemparan ...
.
.
"A-AWAS! SERANGAN PUP!" Denis berteriak dengan stress sambil menatap horror sama Giant Baby yang lagi mau ngeluarin serangan yang disebut 'Serangan pup!'.
"Ja-jangan bilang kalau serangannya itu adalah… " Anna malah sempet-sempetnya berhenti sambil menduga-duga apa yang dia pikirkan itu benar.
"Ann, kenapa berhenti lagi sih! Tidak usah dipikirkan karena serangannya sesuai dengan namanya! Lihat tuh!" bales Tomi sambil nunjuk-nunjuk serangan si Giant Baby dan kembali menarik Anna.
"Huwaa, yang benar saja! Serangan macam apa itu!" teriak Angel yang langsung lari ngebut mendahului Anna dan Tomi.
.
.
.
"Aku sudah mengetahui tujuan kalian datang kemari. Lost child… " ucap God Fairy yang memang sepertinya sudah menanti kedatangan Puput dan kawan-kawan.
"Itu benar, apa kau bisa membantu?" tanya Puput dengan sigap.
"Aku ingin melihat kemampuan kalian" katanya yang ternyata mengajak Puput dan yang lain untuk bertarung melawannya.
"Baik, kami akan melakukan yang terbaik" balas Puput dengan mantap.
"Kalau begitu selamat berjuang" kata Joker yang tiba-tiba menjauh dari Puput dan yang lainnya.
"Hey, apa maksudnya itu dengan selamat berjuang? Kau tidak ikut membantu kami?" tanya Rio berprotes.
"Begitulah. Aku ingin melihat seberapa kuat kalian. Aku harus melihatnya sendiri apa kalian ini bisa diandalkan" jawab Joker yang sepertinya ingin melihat kemampuan Puput dan kawan-kawan.
"Ayo Put! Kita tunjukkan padanya!" kata Dio menjadi berapi-api setelah mendengar ucapan Joker.
"Ya, kita tunjukkan padanya!" balas Puput tak kalah bersemangat dari Dio.
Notice : God Fairy openend, lost child.
God Fairy segera membuat kekkai, dan Joker dengan cepat menyingkir dari kekkai itu.
"Bersiap semuanya!" kata Puput sambil mengambil posisi siaga bersama yang lainnya.
.
.
.
"GYAAAAAA!" Steve terkena serangan PUP dari sang bayi, membuatnya tidak bisa bergerak karena ketiban benda nista itu.
"NAJIS, NAJIS, NAJIS!" jeritnya berulang-ulang merutuki nasib kenapa bisa-bisanya dia yang kena, kenapa bukan Pandu yang sekarang lagi sempet-sempetnya ngakak. Dalam hati Steve mengutuk supaya Padu kena imbasnya.
'Ja-jangan sampai aku terkena serangan itu' batin yang lainnya sambil menatap horror pada Steve yang udah semaput.
"Itu baru namanya serangan. Telak sekali" gumam Rey setengah geli yang cuma melihat dari balik jendela bersama yang lainnya.
"Ta-tapi apa tak ada jurus yang bisa menghentikan monster itu?" tanya Lisa yang sepertinya masih mencemaskan kalau saja bayi itu memiliki kekuatan yang luar biasa, meskipun sebelumnya Fugo sudah mengatakan monster itu tidak bisa menyakiti.
"Kalau monster itu lelah bermain dia pasti akan berhenti sendiri" jawab Fugo yang tenang-tenang saja.
"Bermain? Jadi maksudnya saat ini bayi itu sedang bermain?" tanya Reza setengah bingung dan setengahnya lagi kaget sambil berpikir, bermain saja sudah berbahaya seperti itu bagimana kalau menyerang?.
"Begitulah, saat ini bayi itu sedang bermain" balas Fugo lagi dengan singkat tanpa mau susah payah untuk menjelaskan lebih lanjut.
.
.
.
"Sense!" Rio mengeluarkan jurus pendeteksian pada lawan.
Elite boss : God fairy
Life point : 100000/100000
Element : light
Weakness : unknown
Weapon : Healing staff
Skill : Healing, Butterfly recover, Butterfly shuriken, Sleep powder, Copy-paste, Shining light, Fairy attack.
"Lock!" Rio langsung melakukan jurus kunci. Dimana dia mengunci gerakan musuh dengan jurus bayangan miliknya.
"KARATE-HA!" Dio maju dengan menggunakan jurus combo karate dari kedua tangan dan kakinya. Jurus yang lumayan kuat, God Fairy terpukul mundur beberapa langkah.
"Jurusmu belum cukup kuat… " God Fairy hanya mengomentari dengan tenang. "Sleep powder!" Sleep powder merupakan jurus yang mampu membuat musuh tertidur selama beberapa waktu.
"Ce-celaka!" Rio mulai kehilangan kesadaran. Tak bisa melawan kantuk dia pun tertidur begitu juga dengan yang lain.
"SHINING LIGHT!" serangan berupa element cahaya yang muncul dari permukaan tanah. Cahayanya menyapu bersih semua musuh yang ada di area sekitar.
"UWAAAAH!" Puput dan yang lain terpental akibat serangan cahaya. Serangan yang cukup fatal mengenai mereka.
"Jangan menyerah, ini baru permulaan!" kata Dio menyemangati. Dia berlari maju dan melancarkan beberapa tendangan kearah lawan.
"Aku juga tak mau kalah!" balas Puput yang ikut membantu serangan. Dia melancarkan beberapa tinju andalannya.
"Healing!" serangan beruntun yang diterima God Fairy membuatnya cukup kewalahan. Healing dikeluarkan untuk mengembalikan life point-nya sebesar 5000 point.
God fairy life point : 90000/100000.
"Rupanya dia bisa menyembuhkan diri sendiri" desis Rio kesal, bertanda pertarungan akan berjalan lebih lama dari dugaannya.
"SHINING LIGHT!" jurus serangan sihir yang sama kembali dikeluarkan, Sakura dan yang lain kembali tersapu akibat serangan itu.
Puput life point : 3850/8750.
Dio life point : 7240/11500.
Rio life point : 5000/10000.
Erik life point : 14825/21820.
"Sial!" Puput mulai ikut berdecak kesal. Dia maju dan menyrang dengan tinjunya tapi serangannya dapat dihindari musuh.
'Jurus yang merepotkan' Rio berpikir dalam hati sambil memikirkan cara yang terbaik untuk mengalahkan lawan.
"Mari kita coba lagi… " God Fairy bersiap untuk menggunakan jurus yang sama sekali lagi.
"Barrier!" sebelum God Fairy mengeluarkan jurus Shining light, Erik sudah menggunakan jurus barrier. Barrier merupakan jurus sihir yang melindungi anggota grup dengan aura berwarna ungu, dimana akan me-reduce serangan sihir lawan.
"Bagus Rik!" kata Dio girang saat serangan Shining light yang mengenainya, kekuatannya jadi berkurang setengahnya.
"RESTORE!" dengan cepat Erik mengeluarkan jurus lain. Restore merupakan jurus penyembuhan bagi semua orang, dimana dia akan menciptakan area penyembuhan dan akan menyembuhkan setiap pemain yang berdiri di atas area itu.
"Cepat ke area itu!" kata Dio menyuruh Puput dan Rio berdiri di area penyembuhan yang diciptakan Erik.
"BUTTERFLY SHURIKEN!" jurus yang sama seperti milik Dark fairy tetapi dengan tingkat kerusakan yang lebih tinggi tentunya. Jurus itu diarahkan kepada Erik yang memang sedang tidak sigap karena baru selesai merapal mantra.
"UWAAAA!" anak itu langsung terkena jurus itu dengan telak.
Shouta life point : 10025/21820.
"ERIK!" Puput panik dan segera berlari berusaha menghampiri Erik.
"Butterfly Shuriken!" kali ini jurus itu dilancarkan kearah Puput yang sedang lengah.
"AAAHH!" Puput terkena jurus itu dan ikut terjatuh ke tanah.
"Baiklah… MASTER OF DRUNK!" Dio bertekad untuk melindungi Puput. Dia mengeluarkan jurus Master of drunk, yaitu jurus serangan combo yang meniru jurus dewa mabuk. Saat menggunakan skill ini, gerakan Dio akan bertambah menjadi dua kali lipat, tingkat menghindar serta besar serangannya juga bertambah. Serangan beruntun itu mengenai God fairy berkali-kali.
God fairy life point 90000/100000.
"Butterfly recover!" tapi lagi-lagi God fairy menyembuhkan dirinya sendiri dan kali ini jumlah point yang disembuhkan adalah 10000 point.
"Ck, kalau begini tak akan ada habisnya!" Rio mulai menggerutu melihat lagi-lagi God fairy memulihkan dirinya sendiri.
'Apa yang harus kami lakukan?' Puput berpikir keras, untuk sesaat dia sempat melirik Joker yang malah sedang asik melihat mereka. "Sepertinya dia menikmati pertarungan ini!" gumam Puput dengan kesal.
"Kita tak akan bisa mengalahkannya kecuali dengan jurus besar yang memiliki tingkat kerusakan di atas jumlah point recover miliknya" kata Rio yang sepertinya sudah mengetahui cara untuk mengalahkan musuh. 'Tapi yang jadi masalahnya siapa yang memiliki jurus besar seperti itu… ' sambungnya lagi berpikir dalam hati.
.
.
Somewhere else...
.
.
"Apa yang mereka lakukan disini?" Riko tampak sedang mengikuti Siti dan Kimi yang dia anggap mencurigakan. Dia merasa kedua orang itu mengetahui sesuatu. Riko mengikuti keduanya dengan hati-hati supaya tidak diketahui.
'Mereka berhenti!' Riko mengikuti keduanya sampai ke ruangan bawah tanah. Dengan cepat dia menyelinap ikut masuk ke bawah.
"Menurutmu sampai kapan Daniel akan seperti ini?" tanya gadis yang bernama Siti itu kepada Kimi. Tepat di depannya ada sosok Daniel yang berada dalam sebuah tabung –entah apa itu-.
"I-itu Daa-" hampir saja Riko berteriak untuk memanggil Daniel. Tapi untung saja ada seseorang yang membekap mulutnya dari belakang.
"Hmphh!" Riko berusaha melirik orang yang tengah membekap mulutnya.
"Sssst, diamlah!" kata orang tersebut menyuruh Riko untuk diam. Riko mengangguk pelan menuruti kata-kata orang itu.
"Hmm?" Kimi segera menoleh ke arah belakangnya sambil menatap curiga.
"Ada apa Kimi?" tanya Siti ikut mengedarkan pandangan yang sama dengan tatapan Kimi.
"Tidak ada" balas Kimi singkat dan langsung mengalihkan pandangannya lagi pada Daniel.
"Fiuh… Hampir saja … " kata keduanya dengan lega. Tapi kelegaan itu tak berlangsung lama karena Kimi segera menyadari kehadiran kedua orang itu.
"ICE DANCE!" serangan berupa pedang-pedang es yang muncul dari permukaan bumi ke atas menyeruak menyerang Riko dan juga satu orang lagi. Dengan cepat keduanya segera menghindar agar tidak terkena tusukan-tusukan es itu.
.
"Apa yang kalian berdua lakukan disini?" tanya Siti dengan sedikit galak dan ketus.
"Pertanyaan yang sama yang ingin kutanyakan pada kalian! Apa yang kalian lakukan disini? Dan… Bukankah itu Daniel?" tanya Riko tak mau kalah pada gadis itu. Dia mendesak apakah yang dilihatnya benar-benar Daniel atau bukan.
"Dia memang Daniel" jawab Siti dengan santai.
"Jadi selama ini kalian tau keberadaan Daniel? Tapi kenapa kalian diam saja!" emosi Riko sudah tidak bisa terkontrol, kalau tidak ingat yang sedang dia hadapi adalah perempuan, mungkin sudah dipukul olehnya.
"Kenapa kalian menyembunyikannya dari kami?" tanya orang yang tadi membekap mulut Riko.
"Sebenarnya kami ingin mengatakan hal ini pada kalian pada waktu yang tepat" Siti kembali menjawab pertanyaan, sedangkan Kimi hanya diam saja seolah dia malas dan tak mau repot dengan urusan ini.
"Jadi… Joker berbohong yang mengatakan kalau Daniel bersamanya … Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa semua menjadi semakin membingungkan!" Riko benar-benar bingung, dia frustasi sampai mengacak-ngacak rambutnya sendiri.
"Masuklah ke dalam, akan kami beritahu apa yang kami ketahui" ucap Kimi baru membuka suara, meminta Riko serta yang satunya untuk masuk lebih ke dalam dan untuk melihat Daniel lebih jelas.
.
.
.
.
.
"Aku punya jurus seperti itu… Jurus Azhure… " kata Puput yang tampaknya seperti setengah ragu. "Hanya saja… Aku membutuhkan konsentrasi tinggi untuk meningkatkan kekuatan kepalan tanganku selama beberapa saat… " sambungnya lagi dengan sedikit khawatir, dia takut kalau sampai jurusnya itu gagal.
"Seberapa persen kau yakin dengan tingkat kerusakan pada jurus itu?" tanya Rio ingin tahu. Tentu saja ini seperti sebuah taruhan, dia tak ingin semuanya menjadi kacau apalagi kalau ternyata jurus Azhure tidaklah sebesar yang dia bayangkan.
"Bisa mencapai kerusakan pada tiga puluh sampai lima puluh ribu point, itu kalau life point-ku penuh" jawab Puput dengan yakin pada tingkat kerusakan yang mampu dihasilkan Azhure. Jurus yang sepertinya sangat mematikan.
"Kalau begitu tunggu apa lagi? Cepat berkonsentrasi lah. Kami akan mengahalanginya untukmu" kata Rio meminta Puput untuk memulai memusatkan seluruh kekuatannya.
.
.
.
.
.
"Sebenarnya aku mencurigai kalau pelaku dibalik semua ini adalah Zuna" kata Arjuna yang mulai bercerita mengenai rasa curiganya selama ini.
"Kalau begitu, Pak Arjuna… Kita memiliki kecurigaan yang sama" samber Rama dengan cepat yang memang dari awal sudah mencurigai Zuna.
"Lalu bagaimana dengan Jis dan Daniel?" tanya Wahyu dengan penasaran.
"Ada kemungkinan Zuna hanya menganggap semua ini seperti permainan. Dan mungkin Jis ataupun Daniel kalah dalam permainan dan jiwanya terperangkap. Dan Kemungkinan besar Game Master adalah Zuna" jawab Arjuna dengan keyakinan penuh.
"Semuanya sudah jelas kalau begitu … " kata Hery, tapi entah kenapa dia masih merasa ragu dengan penjelasan Arjuna. Sekarang mereka semua berada di dalam game dimana Puput yang menjadi penentu nasib mereka semua. Kalau Puput kalah maka mereka semua akan terperangkap di dalam game. Yang menjadi keraguannya apakah benar kalau mereka berhasil memenangkan permainan ini, Jis dan Daniel juga akan terbebas? Itupun kalau keduanya memang ada pada Joker. Tapi bagaimana kalau Joker berbohong dan Joker mengajak mereka bermain hanya karena menginginkan jiwa mereka? Bagaimana kalau Game Master lah yang benar? Itu berarti mereka harus menghancurkan Joker dan membunuh Puput.
"Kenapa kau?" tanya Rika yang sepertinya sudah malas untuk memikirkan hal lain, kepalanya sudah puyeng duluan.
"Entahlah… Baik Game Master ataupun Joker, kedua sosok itu masih penuh tanda tanya untukku" jawab Hery sambil garuk-garuk kepala.
"Misterius bagaimana maksudmu?" tanya Rika lagi yang menjadi tertarik dengan apa yang sedang dipikirkan temannya yang satu ini. Biasalah, Hery selalu berpikir dengan cara yang rumit dan penuh analisis, tidak jauh berbeda dari pola pikir Rio dan Denis.
"Yah, Kau lihat saja. Joker? Tak tau badut dari mana tampilannya bisa ajaib begitu, belum lagi dia pakai topeng, kan? Topi yang dia pakai juga nyaris menutupi seluruh rambutnya! Lalu Game Master, memakai jubah-jubah itu. Dari ujung kepala sampai ujung kaki tertutup semua! Bagaimana mau tau dia itu siapa! Dua-duanya pada sok misterius!" jawab Hery sambil menjelaskan alasan kenapa dia bilang Joker dan Game Master itu mencurigakan.
'Kau aja yang sok mikir!' batin Rika dalam hati sambil geleng-geleng stress males mikir.
"Tapi Pak Arjuna… Yang dibilang Hery itu ada benarnya juga. Bagaimana Pak Arjuna bisa tahu kalau Game Master adalah Zuna?" tanya Rere penasaran apa yang membuat Arjuna sampai yakin kalau Zuna adalah Game Master.
"Joker sudah jelas hanyalah NPC di game ini… Posisi dia aman dari kecurigaan" jawab Arjuna dengan singkat. Hery sampai tepok jidat baru nyadar Joker itu NPC. Maklumlah, selama masuk di dunia game perilaku NPC hampir sama dengan manusia, dia sendiri jadi bingung untuk membedakannya.
.
.
.
"FAIRY ATTACK!" God fairy memanggil sejumlah fairy dan secara serempak peri-peri itu berlari cepat dan menubruk Dio, Rio serta Erik.
"Restore!" Erik kembali membuka area penyembuhan life point.
"BUTTERFLY SHURIKEN!" dengan cepat jurus ini dilancarkan ke arah Erik. Erik yang belum sempat memulihkan dirinya kembali terkena serangan.
"Shining light!" meski efek dari jurus ini tidak sebesar seperti sebelumnya karena sudah di reduce dengan skill barrier milik Erik, tetapi jurus ini berhasil membuyarkan konsentrasi Puput.
"Ah, kurang ajar!" kata Dio dengan kesal setelah dilihatnya Puput gagal berkonsentrasi.
"Kak Dio, Kak Rio. Tolong jaga Kak Puput!" kata Erik yang secara tiba-tiba berlari mendekati God fairy.
"Mau apa kau Rik?" tanya Dio dengan Sedikit khawatir.
"Pokoknya lindungi Kak Puput, aku memiliki rencana!" kata Erik yang dengan sangat yakin sekali menghadapi God fairy. Dio dan Rio menuruti apa yang dikatakan oleh Erik.
"Put, mulailah untuk berkonsentrasi lagi" kata Rio meminta gadis itu untuk kembali fokus.
.
.
.
.
.
"Sialan!" rutuk Pandu yang kesal dan kini sudah berhasil sukses berada di dalam INN bersama yang lainnya. Monster besar itu akhirnya tertidur pulas setelah lelah 'bermain'. Dan kini para penduduk sudah mengamankan monster itu dengan memasukannya kembali ke dalam kotak mainan.
"Aku yang apes! Kena serangan PUP! JIJAY HOEKK!" timpal Steve yang malah jadi muntah-muntah setelah mengingat serangan 'mematikan' dari sang bayi.
"Woi, muntahnya jangan di depanku!" kata Pandu yang dengan cepat menyingkir dari Steve.
"Tapi ngomong-ngomong, Rey. Kau tidak khawatir dengan adikmu ya? Kau, tidak takut dia game over?" tanya Pandu heran kenapa si Rey kelihatan tenang-tenang saja, malah Dimas yang sedari tadi cemas bukan main sampai mondar-mandir tidak bisa diam persis seperti bus metromini kurang kerjaan.
"Aku percaya dengannya… Yah, kalaupun misalnya dia game over... aku berharap dia bisa game over dengan terhormat" balas Rey yang ternyata sudah mempercayakan nasib Erik pada takdir.
.
.
.
.
.
"UWAAAA!" Erik kembali terkena serangan Shining light. Jurus ini menyerang musuh yang berada dalam area yang sama. Dengan cepat dia berdiri kembali dan menyerang God fairy dengan senjata miliknya (senjata milik Erik bentuknya seperti kendama).
"Sebenarnya Erik itu mau apasih!" kata Dio yang geregetan melihat anak itu nekad menantang God fairy sendirian.
"Tidak tau, kita lihat saja dia mau apa. Tapi dengan begini, Puput punya waktu untuk berkonsentrasi" kata Rio yang tetap bersiaga bersama dengan Dio.
"Tu-tunggu dulu… Dia tak berniat untuk mengorbankan dirinya kan?" tanya Dio setengah tercekat, jangan-jangan Erik memang berniat untuk menjadi tameng.
'Aku harus cepat… ' kata Puput dalam hati berusaha untuk tetap fokus dan memusatkan seluruh kekuatannya. Dia tidak mau sampai ada korban disini.
Sebenarnya apa rencana Erik? Dan apakah dugaan Arjuna itu memang benar? Apakah posisi Joker aman dari kecurigaan? Dan bagaimana Daniel bisa ada pada Game Master?.