Ray hanya menatap kehangatan antara audrey dan jeni. Tak lama kemudia Ray pergi keluar dari ruang rawat jeni karena ia mendapat telpon dari kepolisian. Di dalam kantor polisi Ray duduk dengan tegang.
"Pak ray. mohon maaf karena lokasi kecelakaan nona jeni tidak ada kamera pengintai jadi kami tidak bisa mencari penyebabnya" ucap kepala kepolisian kepada ray
"Jadi hanya seperti ini akhirnya" ucap ray sembari menghela nafas panjang
"Tapi kami mendapat potongan rekaman sebelum mobil jatuh ke jurang dari kamera yang terletak di mobil nona jeni" ucap lelaki itu sembari mengarahkan laptopnya kepada ray
"Sialan" umpat Ray setelah melihat jika penyebab kecelakaan jeni itu ulah selly. "Bagaimana pun kalian harus menangkap wanita itu dan menjebloskannya kedalam penjara" lanjut Ray sambil berlalu pergi.
Tiga hari kemudian sebuah gambar masuk kedalam semua surat kabar dan internet tentang Selly yang berniat membunuh seorang sekretaris karena cemburu. Sementara selly terus kabur dari kejaran polisi dan tinggal di rumah rootop di pinggir kota. Namun,semua usahanya sia sia karena tepat dua minggu ia kabur akhirnya polisi berhasil menangkapnya.
Hari ini jeni keluar dari rumah sakit masih di bantu kursi roda karena bagian kaki masih dalam masa pemulihan. Ray dengan hati hati mendorong kursi roda tersebut menuju mobil. Jeni dan audrey akan di bawa oleh Ray ke mansion pribadinya agar jeni bisa di rawat oleh dokter pribadinya dan audrey tidak terlantar.
"terimakasih pak ray telah membantu saya" ucap jeni sungkan.
"Kamu tidak perlu sungkan kepada saya. panggil saja ray bagaimanapun kamu berhasil mendidik anakku dengan baik" ucap ray sembari mengusap pipi jeni lembut sementara audrey menatap mereka bahagia.
"Baiklah. R--ray" ucap jeni kaku dengan pipi yang merona.
"Papi,kapan kamu akan melajukan mobil? aku sudah lapar" ucap audrey membuyar semua keromantisan Ray dan jeni.
"Oke sayang sekarang kita berangkat" ucap Ray sembari mencium kening jeni sekilas dan langsung melajukan mobilnya.
Deg,,,
Deg,,,
'Ya tuhan kenapa harus berdebar seperti ini' bathin jeni sembari matanya menatap ke jalan raya yang ramai.
'Aku bahagia. akhirnya aku bisa bertemu papi dan berkumpul seperti keluarga teman teman lain' bathin audrey sembari memejamkan matanya.
Saat tiba di mansion ray kembali mendorong kursi roda jeni dengan hati hati. Mereka tiba pada malam hari karena audrey meminta makan disalah satu restoran cepat saji saat dalam perjalanan. Setelah menghentikan kursi roda jeni di ruang tamu,ray kembali ke mobil untuk menggendong audrey yang sudah tertidur.
"Aku menidurkan audrey dulu. kamu tunggulah disini" ucap ray sembari melewati jeni yang di balas dengan anggukan.
Ray kembali ke ruang tamu dan melihat jeni yang tertidur di kursi rodanya,ray pun berjalan menghampiri jeni dan menatap wajah teduh dan cantik milik jeni sembari mengusap pelan puncak kepala jeni. Ray pun mendorong kursi roda jeni yang membuat jeni terbangun.
"Ahhh maaf aku ketiduran" ucap jeni cepat
"Tidak masalah. kamu lelah sebaiknya sekarang kita istirahat" ucap ray membawa jeni ke kamar utama di mansion tersebut.
"Loh kok kesini?" tanya jeni sembari memutar melihat ray.
"Ini kamar kita" ucap ray sambil mencium lembut bibir jeni dan menggendong jeni ala bridal style lalu membaringkannya di ranjang size king tersebut.
"Tapi ray,,," ucap jeni terpotong karena ray kembali mencium bibirnya
"Ngga ada tapi tapian. Bulan depan kita akan menikah" ucap ray memberi perintah
"Ray,,kayanya disini ada salah paham deh. kamu liat kondisi aku,aku bahkan sulit untuk berjalan di tambah aku sudah memiliki anak" ucap jeni dengan wajah murung,Ray pun merebahkan diri di sisi lain jeni dan memeluk jeni.
"Gak ada yang perlu kamu sembunyikan. aku tahu kalo audrey itu anak kandung ku dan kamu adalah gadis malam itu. terimakasih Jeni karena kamu sudah menjadi ibu yang kuat dan tegar untuk audrey selama ini. maafkan aku yang terlambat menemukan kalian" ucap Ray sembari mencium pipi jeni membuat wajah jeni merona.
"Ray jangan menciumi aku terus. aku malu" ucap jeni sembari menarik selimut menutupi wajahnya.
"Akhh kamu semakin menggemaskan saat wajahmu merona jeni" ucap ray kembali menarik selimut yang menutupi wajah jeni.