'Dasar bos sialan. main cium cium aja orang' runtuk jeni sambil berjalan menuju ruang kerjanya.
Sementara itu ray sedang senyam senyum di ruang kerjanya merasakan detak jantung yang tidak karuan.
'Sekretaris jeni.. apa aku jatuh cinta sama kamu?' bathin ray sambil menyentuh lembut bibirnya.
Siang itu Rain memutuskan untuk pergi mengunjungi kakak lelakinya di kantor karena dia sedang tidak ada jam kuliah. Sebelum masuk ke ruang kerja ray,Rain mampir ke meja kerja jeni yang berada di depan ruang kerja ray.
"Kak jeni" ucap Rain sambil melambaikan tangan dan berjalan mendekati meja jeni.
"Lea. ada perlu apa kamu ke hunzel?" tanya jeni saat rain sudah berada di depan mejanya
"Bertemu kakak ku" ucap rain
"Oh. kakak kamu kerja di sini? kenapa gak kasih tau aku?" ucap jeni setengah terkejut
"Iya. kak jeni apa kabar? gimana audrey di sekolah. aahh aku pengen ketemu dia deh. boleh aku jemput dia sepulang sekolah nanti? boleh ya ya ya. kak jeni baik deh" celoteh rain saat melihat jeni menganggukkan kepalanya. Tanpa di sadari oleh mereka Ray sudah berada di depan pintu dan memperhatikan obrolan mereka.
"Rain apa kamu berniat bikin keributan di kantor aku" ucap ray dengan wajah datar.
"owwhh.. ternyata kakak muncul juga" ucap Rain terkekeh
"Kalian adik kakak?" tanya jeni bingung.
"Iya. dia adik aku namanya Rain" ucap ray menatap wajah jeni
"Lea. apa kamu lagi berusaha menipu ku dari tahun itu?" tanya jeni dengan wajah menggelap
"Oh ngga ngga seperti itu kak jeni. yang betul itu karena kebanyakan orang mau berteman sama aku karena silsilah keluarga jadi aku gak pake nama Rain di dunia modeling" ucap Rain menjelaskan.
"oh jadi kamu pura pura miskin ya" wajah jeni semakin menggelap.
"Kak jeni stopp jangan marah lah. bukannya kak jeni harusnya bahagia karena bos kak jeni ini jatuh cinta sama kak jeni" ucap Rain melirik Ray
"Lea. berhenti bercanda dan gak mungkin pak direktur suka sama saya. saya udah punya anak" ucap jeni sambil kembali duduk di kursi kerjanya sementara Ray menarik Rain masuk ke dalam ruang kerjanya.
"Bisa kamu jelaskan semuanya?" tanya ray dengan wajah tegas
"haiihhh.. oke oke. pertama aku yang kasih tau kak jeni soal lowongan kerja itu. kedua aku berniat buat jodohkan kalian karena aku gak suka sama selly. ketiga gak ada ketiga sih soalnya kak ray udah jatuh cinta sama kak jeni kan??" ucap Rain menggoda Ray hingga wajahnya merona.
"Kamu kenal sekretaris jeni?" ucap ray
"Iya. aku kenal dulu waktu aku ada pemotretan di inggris dan kak jeni juga seorang model dulu,karena kita berasal dari tempat yang sama jadi kami mudah kenal dan berteman. apa kak ray pernah ketemu audrey?" tanya Rain
"Ya pernah bertemu beberapa kali" ucap ray mencoba menghitung jelas pertemuannya dengan audrey
"Nah . inget waktu itu aku bilang aku ketemu anak yang mirip kakak? nah anak itu audrey. tapi aku lebih suka sapa dia milo karena itu lebih menggemaskan" ucap Rain membayangkan mata berbinar audrey
"Aku kira cuma aku yang merasa audrey mirip dengan aku. tapi robby juga bilang begitu sih" ucap ray kembali mengingat ucapan robby
"Itu dia. yang aku duga kalo sebenarnya audrey itu anak kamu" ucap rain sambil menunjuk ray.
"Mana bisa begitu. aku aja kenal sekretaris jeni baru" ucap Ray ragu
"Kamu ingat kejadian tujuh taun lalu kak? emang sih waktu itu aku masih kecil tapi aku tau kak. menurut prediksi aku,perempuan malam itu adalah kak jeni yang di suruh oleh david neo" ucap Rain menjelaskan.
"Emm apa mungkin begitu? berarti audrey anak aku?" ucap ray berbinar
"Bisa jadi" ucap rain sambil meminum teh.
Sementara itu Ray sedang duduk di ruang tunggu rumah sakit. Karena dia merasa kalo ray adalah ayahnya.
'Beruntung waktu tidur aku sempat mencabut satu rambut paman ray' bathin audrey sambil tersenyum. Tak lama kemudian hasil tes DNA nya pun keluar dan mata audrey berbinar melihat hasilnya.
'90% kemiripan. pantas aja aku lebih mirip papi daripada mami yang bodoh itu. ternyata gen papi yang mendominasi' ucap audrey dalam hati.
"Sekarang waktunya langkah kedua" ucap audrey sambil memasukkan kembali hasil tes DNA nya ke dalam amplop dan menyuruh paman diki untuk mengirimnya ke perusahaan hunzel.
'tok,,tok,' suara ketukan pintu terdengar di ruang kerja Ray yang masih berbincang dengan Rain.
"Masuk" ucap ray dan tampaklah kaki mulus jeni melangkah ke dalam.
"Pak direktur. baru saja saya menerima berkas ini. dan saya tidak tau siapa yang mengirim dan berkas ini di tujukan untuk anda" ucap jeni sambil menyerahkan berkas tersebut.
"Oh baik lah. terimakasih. kamu bisa kembali bekerja" ucap Ray sambil membuka amplop tersebut. sementara jeni sudah keluar dari ruang kerja Ray.
"Apa ini benar seperti itu" ucap ray dengan mata berbinar
"Berkas apa sih kak?" tanya Rain penasaran
"Kamu liat sendiri deh" ucap Ray sambil memberikan berkas tersebut kepada Rain.
"Aahh jadi benar audrey itu keponakan aku" ucap Rain setelah melihat hasil tes DNA tersebut
"Tentu aja dia anak aku. buktinya dia sama jenius nya sama aku" ucap Ray bangga
"Bisa bisanya dia kepikiran tes DNA sama kamu kak" ucap Rain mengakui kepintaran audrey
"Entah gimana caranya. mungkin waktu itu aku pernah gendong dia dan terasa seperti ada beberapa helai rambut yang tertarik" ucap Ray mengingat
"Pokoknya aku bahagia karena audrey keponakan kesayangan aku" ucap Rain"Sekarang aku harus jemput keponakan ku dari sekolah" ucap Rain senang dan hendak melangkah pergi.
"Aku ikut" ucap Ray saat itu.