Hari pun terus berlalu tanpa terasa saat ini jeni sudah bekerja di hunzel selama empat bulan. Jeni masih terus menghindari Ray dan Rain karena ia takut jika mereka akan membawa audrey pergi. Walau sesekali jeni membawa audrey bertemu dengan Ray.
Pagi hari dirumah mewah milik jeni, ia sedang sarapan dengan anak kesayangannya. Setelah sarapan seperti biasa,jeni akan mengantar Audrey sekolah dan ia akan berangkat ke kantor.
Saat ini jeni sedang mengikuti agenda rapat untuk acara Esport.
"Apa kita akan undang MiloX? sedangkan MiloX sendiri kita gak tahu siapa dia dimana keberadaannya?" ucap salah seorang
"Tapi dia adalah pemain yang bisa di sandingkan dengan pak direktur" jawab yang lainnya
"Acara Esport tinggal dua bulan lagi sementara kita kekurangan pemain" ucap yang lainnya
"Semuanya berhenti." teriak jeni karena pusing melihat keributan itu.
"Sekretaris jeni,apa anda tahu siapa MiloX? karena sejak bulan bulan sebelumnya anda juga tidak pernah tertarik dengan perdebatan ini" ucap salah seorang anggota rapat.
"Hahaha,kalo direktur saja tidak bisa lalu kenapa saya bisa tahu" ucap jeni membuat yang lain bungkam. karena yang mereka tahu direktur mereka yang merupakan seorang hacker saja tidak bisa mencari tempat yang tepat dari seorang MiloX.
Setelah beberapa lama berdebat dan hasilnya pun belum di dapatkan.
"Baiklah sepertinya kita tidak bisa mengundang MiloX dalam tim kita" ucap ray putus asa "Tapi saya akan mencoba sekali lagi untuk komunikasi dengan MiloX" lanjut ray membuat anggota rapat bernafas lega.
Waktu menunjukkan pukul 22:00 dan jeni masih berada di kantor karena masih banyak berkas yang harus dia tangani. Tiba tiba lampu di kantor padam semua sementara Ray berada di ruangannya,jeni yang semenjak kejadian tujuh tahun lalu menjadi phobia tempat gelap hanya bisa duduk di pojok dekat lemari berkas. Tak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka.
"Sekretaris jeni,apa kamu masih di kantor?" teriak Ray
"Huhuhuhu" terdengar suara tangis dari meja kerja jeni
"Sekretaris jeni apa kamu baik baik saja?" tanya Ray saat melihat jeni memeluk lututnya dan menyembunyikan wajahnya. Tiba tiba jeni langsung memeluk ray.
"Huhuhu saya minta maaf,,,huuu" Jeni terus menangis dan meminta maaf. Ray yang bingungpun hanya bisa membawa Jeni masuk keruangannya dan membaringkan tubuh jeni di sofa.
"Sekretaris jeni apa kamu baik baik saja?" ucap ray saat melihat jeni menatap matanya dengan tajam.
"Ahh jangan mendekat aku mohon..jangan mendekat jangan ambil anakku,, anak kamu" ucap jeni makin ngelantur dan panik karena syok dalam gelap.
Tak berapa lama lampu pun kembali menyala dan saat itu jeni sadar dan melihat Ray yang menatapnya khawatir.
"Akhirnya kamu membaik" ucap Ray dengan bernafas lega
"maaf pak saya merepotkan anda" ucap jeni dengan hormat.
"apa anda takut gelap sejak kecil?" tanya Ray kepada jeni yang di jawab dengan gelengan kepala jeni.
"maaf pak,saya harus kembali ke rumah takut audrey menunggu saya" ucap jeni yang langsung berjalan meninggalkan Ray.
"Kenapa dia bisa histeris waktu aku mendekati wajahnya? sama seperti malam itu di club. apa dia takut aku akan mengambil audrey?" pikiran Ray pun campur aduk
Sementara itu jeni menenangkan dirinya didalam mobil.
'Kenapa tiba tiba aku teringat kejadian malam itu lagi ya? biasanya setiap gelap aku hanya menangis' pikiran jeni pun penuh tanda tanya
Sementara itu Rayna dan Rain sedang berdebat dirumahnya.
"Sudah hampir setengah tahun sejak fashion show terakhir. kenapa desainer Xu gak pernah luncurin product baru ya?" ucap Rain gelisah
"Mungkin dia lagi liburan atau dia udah menikah" ucap Rayna
"Ngga ngga boleh terjadi. aku berharap bahwa desainer Xu akan menikah dengan kak Ray" ucap Rain spontan
"Siapa yang kamu bilang menikah dengan Ray?" tiba tiba Suara selly terdengar dan membuat Rain dan Rayna kehilangan mood ngobrol lagi.
"Bukankah pertunangan kamu dengan Ray sudah di batalkan?" ucap Rayna
"Gak mungkin dibatalkan karena aku tau Ray cuma mencintai aku" ucap selly sombong
"Cihh sombong banget. kalo emang kak Ray cinta kamu kenapa dia gak pernah ajak kamu ke rumah lagi? dan bahkan udah gak peduli kamu hidup atau mati" ucap rain meremehkan
"Dasar kamu anak ingusan tau apa soal cinta?" teriak selly kepada Rain
"Aku gak tau cinta itu apa. yang jelas aku gak sudi kak ray nikah sama perempuan macam kamu. lebih baik dia menikah dengan sekretaris jeni yang baik itu" ucap Rain membanggakan jeni
"Ahh iya benar. aku hampir lupa sama jeni. bahkan Ray sering aja jeni dan anak nya menginap disini" ucap Rayna menyiramkan minyak dalam obrolan yang sengit itu
"Gimana sih kakak rayna. apa kamu gak inget kalo sekretaris jeni itu cantik,tinggi,langsing dan segar gak kaya kak selly yang menor dan mirip nenek lampir" Rain pun menyulut api dalam obrolan itu.
'Plakk' sebuah tamparan mendarat di pipi Rain
"Selly. keributan apa yang kamu buat dirumah aku? bahkan kamu berani menampar adik aku? aku yang sebagai kakaknya tidak pernah sekalipun kasar kepada dia apa hak kamu buat lakukan itu?" tiba tiba Ray melangkah masuk ke dalam rumah dan memeluk Rain.
Malam itu Ray dan selly bertengkar hebat.
"Kamu selingkuh dengan sekretaris kamu yang centil itu?" ucap selly kepada Ray
"Aku gak selingkuh sama dia. tapi sekarang aku sadar kalo dia emang lebih baik daripada kamu" ucap Ray "Ah dan satu lagi pertunangan kita sudah dibatalkan sejak tiga bulan lalu sebaiknya kamu jangan mengganggu aku lagi" ucap ray sambil meninggalkan jeni di ruang tamu sementara Rayna dan Rain pergi dengan senyum kemenangan.