Entah mengapa memang sejak awal Ray selalu merasa punya ikatan yang kuat dengan audrey. Ray memang sering tidur dengan bermacam macam perempuan tapi dia tidak akan membiarkan mereka melahirkan anaknya,kecuali gadis malam itu yang kabur sebelum ray sadar.
Setelah selesai makan siang,Ray berencana untuk langsung pulang.Namun,saat melihat audrey yang tertidur dia pun menawarkan bantuan untuk menggendong audrey sampai mobil.
Sesampai dirumah Ray melihat Selly yang sedang duduk di ruang tamu bersama Rain dan Rayna. Namun,Rayna dan Rain seperti asik berdua saja dan menganggap selly tak nampak di hadapan mereka.
"Sayang,akhirnya kamu datang juga" ucap selly menggelayut manja di lengan Ray.
"Ada apa kamu kesini?" tanya Ray tanpa basa basi
"Eemm sayang. aku lagi pengen beli gaun rancangan desainer Xu." ucap selly dengan mata berbinar.
"Maaf selly,besok aku akan ke rumah kamu,," ucap Ray terpotong oleh selly
"Apa kamu mau merencanakan pernikahan kita?" tanya selly antusias
"Ngga selly. Pertunangan kita di batalkan dan orangtua aku sudah setuju" ucap Ray sambil melangkah meninggalkan Selly.
"Batal?? bagaimana mungkin??" ucap selly pelan
"Hahahaha" di sisi lain ruang itu Rain dan Rayna tertawa terbahak bahak.
Ray pun langsung masuk kedalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur.
"Hmmm.. kenapa belakangan ini aku selalu memikirkan sekretaris jeni ya??" ray terus memikirkan penyebab hal itu
" Apa mungkin aku jatuh cinta sama sekretaris jeni? tapi dia udah punya anak. kalo suatu saat nanti ayah kandung audrey balik dia pasti akan tinggalkan aku" ucap Ray tanpa mengetahui Rain sedang mencuri dengar ucapannya.
'Hahaha,kak jeni berhasil bikin kak Ray jatuh cinta' tawa licik Rain dalam hatinya
Sementara itu di rumah jeni,ia sedang merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
"Haatchii" Suara bersin yang cukup keras terdengar di kamar jeni
"Aduh apa aku mau flu ya" ucap jeni sambil menggosokkan hidungnya.
Dikamar audrey,ia sedang memperbaiki laptop lamanya dan sesekali melihat layar ponsel nya.
"Selesai" ucap audrey dengan senyum puas melihat hasil karyanya.
Setelah itu audrey pun log-in kedalam game favoritenya dan mendapatkan undangan bermain dari Ray.
"Paman,apakah kamu sangat penasaran dengan aku?" ucap Audrey licik
"MiloX, bagaimana jika kamu ikut turnament Esport bersama perusahaan hunzel?" ucap Ray tanpa basa basi mengingat butuh persiapan sebelum Esport.
"Maaf paman. aku masih sekolah taman kanak kanak. akan jadi lelucon jika aku masuk turnament" ucap audrey sambil mematikan semua perangkatnya dan keluar dari kamar.
"Mami,aku keluar dulu bersama kakek diki" teriak audrey sambik berlari keluar rumah.
"Tuan kecil mau kemana?" tanya paman diki
"rumah sakit. tapi setelah itu paman harus tutup mulut" ucap audrey dengan wajah serius
Setelah pulang dari rumah paman diki benar benar tidak memberitahu kepada jeni kemana mereka pergi sebenarnya.
Keesokan harinya seperti biasa setelah mengantar audrey sekolah,jeni bergegas ke kantor. Saat sampai kantor jeni bertemu dengan Ray saat hendak masuk lift dan ray menawarkan agar jeni naik lift khusus direktur bersama dengannya.
Hari ini jeni memakai kemeja putih yang pas dengan bentuk tubuhnya yang sedikit memperlihatkan bentuk payudaranya yang padat dan di balut blazzer berwarna hitam.
'Hari ini dia sama cantiknya dan lebij sexy' bathin Ray sambil menelan air liur nya.
"Sekretaris jeni,apa kamu selalu berangkat kerja sendiri?" tanya ray basa basi
"Iya pak direktur. Supir pribadi saya hanya bertugas mengantar audrey pergi dan menjemput audrey di sekolah" ucap jeni
"Anda selalu mengantar audrey sekolah?" tanya ray semakin antusias
"Tentu karena dia selalu butuh semangat setiap pagi" ucap jeni dengan semangat dan tersenyum
"Semangat seperti apa yang anda berikan kepada audrey sampai dia bisa menjadi cerdas seperti itu"
"Eemm terkadang saya cium kening atau bibir nya. setelah itu saya antar dia sampai memasuki sekolah. kayanya cuma itu aja deh" ucap jeni sambil menyentuh bibirnya yang kecil. Tiba tiba Ray memojokkan tubuh jeni di sudut lift.
"Kalo begitu kasih saya semangat dong" ucap ray sambil mendekatkan bibirnya.
"Ma,,maksud pak direktur gimana ya? ucap jeni canggung. Tiba tiba saja sebuah bibir mendarat di bibir jeni dan melumat bibir jeni dengan lembut membuat wajah jeni merah padam.
"Makasih buat semangatnya" ucap ray setelah melepaskan ciumannya dan tersenyum sementara jeni masih terkejut dan mencoba menstabilkan detak jantungnya yang tidak normal.